O2

1.2K 240 3
                                    

KANVAS HITAM membentang dengan taburan permata berkelip ketika Ia sampai di rumahnya. Ia melakukan transformasi bentuk menjadi wujud manusianya sebelum melangkah masuk kedalam rumahnya.

Pergerakan kakinya terhenti begitu mendengar dehaman penuh wibawa dari sang ayah saat Ia berjalan melewati ruang keluarga. Tubuhnya membungkuk sesaat untuk memberi hormat pada sang ayah.

"Apa kau sudah menemukan matemu Chris?" tanyanya setelah menyesap kopinya yang mulai mendingin. Mengharapkan berita baik soal soulmate sang anak karena ia ingin segera menyerahkan tahta pack mereka kepada anak tertuanya.

Chan tersenyum tipis, kepalanya menunduk sesaat memohon maaf tanpa suara. Bang Yongguk mengangguk paham dengan apa yang dialami oleh anak sulungnya. Pasti sulit sekali menemukan mate yang setara dengan statusnya sebagai pure alpha.

Alpha pemimpin pack barat itu pun beranjak menuju kamarnya untuk beristirahat karena malam semakin larut. Chan bisa melihat dengan samar raut kecewa dari sang ayah, membuatnya semakin merasa bersalah.

Ia membaringkan tubuhnya begitu saja di atas ranjang empuknya, matanya memandang bentangan langit malam berhias kerlipan bintang.

Bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman tipis ketika teringat akan alpha beraroma manis yang Ia temui tadi siang. Sungguh, feromon milik Hyunjin tercium begitu manis dan menyegarkan, sangat menenangkannya.

Chan mengusap wajahnya ketika tersadar memikirkan Hyunjin. Keningnya mengerut ketika berpikir keras. Kepalanya menggeleng berusaha menghilangkan bayangan Hyunjin yang memenuhi otaknya. "Sepertinya aku harus menemui Seungmin besok."

Serigala berbulu perak itu berlari cepat di tengah hutan, membelah deretan pepohonan rindang yang tersinari cahaya rembulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Serigala berbulu perak itu berlari cepat di tengah hutan, membelah deretan pepohonan rindang yang tersinari cahaya rembulan. Manik birunya menatap was-was sekeliling takut adanya musuh yang dapat menyerangnya kapan saja.

Indera penciumannya dapat mengendus aroma yang cukup familiar baginya beberapa meter di depannya. Manik tajamnya mengintai dari balik pepohonan. Kosong.

"ARGH!"

Baru saja Ia melangkah keluar dari tempat pengintaiannya, tubuhnya sudah diterjang oleh serigala yang sedikit lebih besar darinya. Kelereng lautnya menatap sengit kedua rubi merah darah yang menatapnya jenaka.

Tatapannya melembut begitu feromon maskulin serigala besar itu tercium olehnya. Moncongnya bergerak mendekat leher yang lebih besar, mengusakan moncong panjangnya pada bulu lebat milik pure alpha itu agar feromon menenangkan milik sang alpha semakin menguar.

Keduanya merubah melakukan perubahan bentuk tubuh secara bersamaan. Hyunjin lebih dulu menyadari tingkah anehnya pun langsung menjauhkan diri dari kurungan tubuh kokoh Chan. "Maaf." cicitnya dengan kepala yang menunduk dalam.

Chan tersenyum tipis sebisa mungkin tak mengeluarkan aura yang terlalu mendominasi alpha manis itu. "Tak apa, aku tak melarang." balasnya tenang. Ia mendudukan tubuhnya tepat di samping Hyunjin yang menyelupkan kakinya di sungai.

Hyunjin tersenyum kecil mendengarnya, diam-diam kembali menghirup aroma pinus dan kayu manis milik Chan. Jujur, ia suka sekali dengan aroma tubuh Chan. Sangat memikat dan menenangkan.

"Mau berendam bersama?"

Mereka berendam di dalam Viridis Flumen¹ setelah Chan mengajaknya berendam bersama. Sebenarnya Ia sedikit iri dengan tampilan fisik Chan yang begitu berotot, kekar dan terlihat kokoh. Berbanding cukup jauh dengan tubuhnya yang tidak terlalu berotot dan hanya memiliki sedikit otot perut dan bisep pada tangannya.

Chan dapat melihat raut wajah Hyunjin yang tidak terlalu baik, membuatnya bergerak mendekat. Dari jarak yang begitu dekat, Ia masih bisa mencium feromon manis Hyunjin meski terbawa air hingga kekuatan aroma manis itu berkurang. "Apa ada masalah?" tanyanya menatap sekilas wajah Hyunjin.

Senyuman getir tercetak di wajah Hyunjin. "Hanya hari biasa di mana aku selalu diremehkan oleh seluruh anggota packku." cerita Hyunjin dengan raut datar, karena sudah terlalu sering diremehkan.

Hyunjin menceritakan bagaimana Ia sering kali dianggap alpha yang lemah karena aroma manisnya maupun tenaganya yang tidak sebesar alpha lainnya maupun dianggap aneh karena ia berkelakuan mirip omega dan packnya merasa jika Ia salah diberi status oleh Dewi Bulan Biru.

Chan mendengarkan setiap detail cerita Hyunjin dengan seksama. Tak ada niatan untuk menyelak sama sekali. Ia cukup perihatin dengan apa yang dialami oleh Hyunjin. Pasti rasanya sangat menyedihkan dijauhi oleh packmu sendiri hanya karena menjadi salah satu jenis yang langka.

Tubuh Hyunjin seketika rileks saat Chan memberikannya pelukan hangat dengan usapan-usapan penenang di pucuk kepalanya. Seperti seorang kakak pada sang adik. "Tak ada yang salah menjadi beda. Mereka hanya belum mengerti." ujar Chan berusaha memberikan ketenangan bagi Hyunjin. "Jika mereka tak menyukai feromonmu, biarlah aku yang menyukainya. Feromonmu sangat manis dan menenangkanku." balas Chan dengan senyuman menawannya.

Hyunjin tahu ada sesuatu yang aneh ketika tubuhnya memberikan reaksi saat mendengar hal itu dari Chan. Namun tak dipungkiri jika Ia sangat menyukainya. Senyuman manis tercipta di wajah Hyunjin. "Terima kasih." balasnya dengan kekehan.

"Aku juga menyukai aromamu."

Notes:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Notes:

mini dictionary;
¹Vridis Flumen, sungai yang mengelilingi gunung tengah


novellium ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang