O8

910 206 13
                                    

CHAN MENATAP MENERAWANG ke depan dengan mata yang terkesan hampa. Kosong seperti tanpa nyawa. Ulu hatinya berdenyut sejak tadi pagi dan semakin terasa nyeri setiap menitnya. Sebuah tanda jika la dan matenya sama-sama merasakan sakit.

Ia tak bisa berbuat apa-apa, Yongguk mengurungnya di dalam ruang penyimpanan bawah tanan rumahnya. Melarangnya untuk pergi keluar hingga hari pernikahannya dengan omega klan utara datang.

Jujur, Chan akui jika Mina ㅡomega yang akan dinikahkan dengannya memiliki paras yang sangat cantik. Penampilannya menarik dan sangat anggun, benar-benar menunjukan jika la memanglah seorang putri dari klan terpandang. Jika saja la belum bertemu dengan Hyunjin, sudah pasti la akan menerima pernikahan ini.

Namun hatinya sudah berlabuh pada alpha langka beraroma manis yang begitu menenangkannya. Ia begitu mendamba segala hal tentang Hyunjin. Rupanya, sifatnya, kepribadiannya, bahkan hal-hal kecil seperti tingkah manjanya pun la mengangguminya dengan sepenuh hatinya.

Mengingat Sang Ratu membuatnya tersenyum getir, terkekeh lirih seakan meledek dirinya sendiri karena tak mampu berbuat apa-apa saat ini. Ratunya pasti sedang bersedih juga akan hal yang sama. Ia sudah mendapat kabar jika Ratunya dijodohkan secara paksa juga sepertinya dari adik sepupunya, Seungmin.

"Calonmu pasti jauh lebih menajubkan dari calonku, benar begitukan Hyunie?" monolognya dengan kekehan miris diakhir. "Aku penasaran, apakah calonmu jauh lebih menawan dari parasmu? Jawabannya pasti benar begitu kan? Hehe. Seseorang seindah dirimu pantas mendapatkan pasangan yang sama indahnya denganmu." lirihnya lagi dengan air mata yang perlahan meleleh dikedua pipinya.

Chan menatap langit malam dari sela-sela fentilasi yang terlihat samar-samar. "Semoga Kau bahagia. Dewi bulan, tolong sampaikan pada Ratuku, Aku akan selalu mencintainya." doanya dengan mata tertutup serta dua tautan tangannya Ia kecup.

Jinyoung menatap iba anak satu-satunya yang Ia miliki kini tengah menangis dalam diam di balik selimut tebalnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jinyoung menatap iba anak satu-satunya yang Ia miliki kini tengah menangis dalam diam di balik selimut tebalnya. Langkahnya berat sekali ketika berusaha menghampiri putranya. Hatinya seperti teremas kuat ketika isakan lirih lolos tertahan.

Putranya yang biasa la lihat kokoh kini berbanding terbalik. Hyunjinnya terlihat rapuh dan ringkih. Bahkan hanya dengan mendengar nafasnya terengah dan tersendat saat ini sudah membuatnya hampir ikut menangis juga.

"Hyunie?" panggilnya dengan begitu lembut ketika ia sudah berhasil duduk di tepi ranjang sang anak.

Kepala Hyunjin muncul dari balik selimutnya, menatap sang ibu dengan maniknya yang memerah serta bederai air mata. Ia tak mengatakan sepatah katapun, Ia hanya memandang sang ibu dengan pandangan menyedihkan.

Jinyoung berusaha tersenyum tulus meski hatinyapun terasa berat. "Kemari." ujarnya penuh kelembutan, kedua lengannya dia bentangkan, bermaksud memberikan sebuah pelukan kasih sayang pada sang anak.

Hyunjin dengan perlahan beranjak untuk meringsuk masuk kedalam dekapan hangat sang Bunda. "Hyunjin salah ya Bun? Hyunjin salah bahagia dengan Chris? Hyunjin salah milih Chris? Kenapa Ayah malah menjodohkan Hyunjin dengan Shuhua?" racaunya dengan isakkan memilukan.

Air mata Jinyoung sukses mengalir mendengar isakkan frustasi dari anaknya. Tangannya bergetar saat la hendak mengusap punggung tegap Hyunjin yang kini nampak ringkih. "Hyunjin gak salah. Maaf Bunda gak bisa bantu sama sekali. Kehendak Ayah udah mutlak, Bunda gak bisa nentang kemauan Ayah." balas Jinyoung dengan lirih.

Malam itu, hujan turun begitu deras diiringi petir dan guntur yang menakutkan. Menemani Hyunjin yang kembali menangis dalam diam di dalam pelukan sang Bunda hingga terlelap karena kelelahan.

"Maafkan Aku. Maaf."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
novellium ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang