O5

1K 230 11
                                    

DERU NAFAS serigala perak itu memburu ketika memasuki gua yang berada cukup tinggi di gunung Aurae. Tubuhnya merosot begitu Ia merubah wujudnya menjadi manusia.

Ia baru saja selesai berburu makan di hutan, namun sialnya Ia bertemu dengan seorang alpha öde yang sepertinya sedang dalam masa rut¹. Hyunjin tak tahu pasti mengapa, namun Ia bisa merasakan jika aroma vanila, di tubuhnya semakin hari semakin pekat mengalahkan aroma citrus dan mintnya.

Sepertinya hal itu pula yang membuat sang alpha öde itu dengan kurang ajarnya, berusaha menyetubuhinya. Tentu saja la melawan, Ia seorang rose alpha, kekuatannya bisa lebih kuat dari alpha biasa. Jadi sesi penyatuan tubuh tergantikan dengan pertarungan sengit. Ia berlari menjauh ketika lawannya sudah terkapar di atas tanah.

Helaan nafas lelah lolos dari mulut Hyunjin, Ia menyadari jika la baru saja membunuh seseorang. Kekuatannya tak dapat la kendalikan ketika Ia dikuasai oleh emosi akhir-akhir ini. Itulah mengapa la lari menjauhi packnya dan bersembunyi. Ia takut menyakiti orang lain lagi.

Hyunjin dapat merasakan jika tubuhnya kian melemah, rasanya sangat lelah. Ia membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur yang ia buat sendiri, meringkukan tubuhnya di balik selimut yang la bawa dari rumah.

Maniknya terpejam sayu, tubuhnya bergetar seiring berjalannya waktu menuju senja. Keringat mengucur deras membasahi tubuhnya. Nafasnya kembali memburu menahan sesuatu yang terjadi pada tubuhnya.

ㅡdan feromonnya semakin menguat.

Chan meringis merasakan sakit pada dadanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chan meringis merasakan sakit pada dadanya. Ia sudah berkali-kali merintih kesakitan dengan alasan yang tidak jelas. Kelereng merah pekatnya menatap langit dari balkon kamarnya. Gerhana bulan penuh akan segera terjadi.

Tangannya mencengkram erat pagar pembatas balkon. Matanya terpejam dengan hidung yang menghirup udara dalam-dalam. Ia menggeram rendah dengan manik yang berpendar menyala. Tubuhnya berubah wujud dengan cepat berlari mengikuti asal wewangian yang terhirup olehnya.

Dipikirannya terus terngiang suara seseorang yang Ia khawatirkan selama dua bulan terakhir. Ia bisa mendengar jika Hyunjin terus memanggilnya dari alam bawah sadarnya.

Serigala hitam itu menggeram penuh amarah ketika mengendus aroma asing bercampur dengan feromon Hyunjin saat la sampai tak jauh dari gua terpencil di gunung itu. Hal itu membuatnya semakin mempercepat langkahnya menuju gua tersebut.

"Berhenti. Jauhi dia."

Manik rubi darah Chan mengkilat marah. Geraman penuh dominasi terus lolos dari mulutnya, membuat serigala öde yang sedang menyentubuhi Hyunjin sedikit mengkeret takut.

Chan langsung menyerang sang öde karena Ia dapat melihat dengan jelas seringaian meremehkannya. Hyunjin meringkuk di sudut melihat bagaimana Chan menyerang serigala öde itu tanpa ampun. Darah bercipratan di mana-mana setiap kali salah satu dari mereka melakukan serangan yang membuat tubuh mereka terluka gigitan robek dimana-mana.

"Chanie, dia sudah mati." cicit Hyunjin mencoba menarik perhatian Chan yang masih menggigit kuat leher serigala tanpa pack itu yang sudah terkapar tak bernyawa.

Tubuh Hyunjin meremang mendapatkan tatapan tajam dari Chan. Ia tersenyum tipis lalu menganggukan kepalanya pelan seolah memberi tanda jika semua baik-baik saja pada temannya itu.

Mata Hyunjin terpejam begitu moncong panjang Chan yang terlumur darah mengusak pipi gembilnya. Kelereng merah pekat milik Chan menatapnya dengan pandangan sendu. Ia mendengkur rendah melihat penampilan Hyunjin yang jauh dari kata baik.

Hyunjin terkekeh lemas, tangannya menyentuh bulu-bulu di leher Chan yang sedikit terluka. "I'm okay." ujarnya dengan senyuman. Chan merubah wujudnya lalu membawa tubuh lemah Hyunjin kedalam dekapannya.

Hidung bangirnya mengendus leher Hyunjin dalam-dalam. Tubuh Hyunjin terus menguarkan aroma yang benar-benar merangsang hormonnya. Hyunjin pun melakukan hal yang sama, lengannya melingkar di leher Chan yang lukanya perlahan menghilang lalu membenamkan wajahnya di ceruk leher Chan. Feromon maskulin yang dimiliki Chan sangat membantu tubuhnya kembali terisi.

"Are We?"

Chan bergumam, bibirnya mengecup bahu bersih Hyunjin dengan lembut sebelum merunduk kebagian bawah tubuh Hyunjin. Erangan Hyunjin menggema ketika dirinya menggigit pinggang sebelah kirinya. Secara tidak langsung mengklaim Hyunjin sebagai miliknya.

Hyunjin kembali meringkuk di dalam dekapan Chan setelah lelaki yang lebih tua membaringkannya kembali di atas ranjangnya. Chan pun mendekap pinggang Hyunjin sangat posesif. Tangan lainnya la gunakan untuk membelai surai legam Hyunjin, memainkannya secara lembut.

Sebuah senyuman tipis tercipta di wajah Hyunjin, telapak tangan Chan yang membelai wajahnya Ia raih. Ia mendekatkan pergelangan tangan Chan ke bibirnya, mengecupnya lembut sebelum kembali menempelkan telapak besar itu di pipinya.

Tangan besar Chan menangkup pipi Hyunjin, mengangkatnya agar bersitatap dengannya. Keduanya tersenyum dengan mata yang berbinar. Kepala Chan merunduk guna mendaratkan sebuah ciuman pada bibir Hyunjin begitu lamat. Melumatnya secara hati-hati dan menyesapnya lembut sebelum Ia melepaskannya karena nafas mereka memendek.

"Mine."

Note:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Note:

¹Rut; keadaan seorang alpha sedang dalam puncak birahinya (sebutan masa heat untuk seorang alpha).

novellium ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang