12

943 178 4
                                    

"Chris! Keluarlah!”

LELAKI BERMATA RUBI itu menghela nafas, tubuhnya dipeluk erat oleh ratunya. Ia tentu dapat merasakan perasaan ketakutan yang begitu besar dari sang ratu. “Stay here." cicitan yang terdengar begitu lirih membuat hatinya tercubit.

Tubuh tinggi sang ratu la rengkuh dengan hangat, memberi usapan-usapan lembut pada punggung itu. “Kita keluar bersama ya?” ajaknya sembari menangkup wajah Hyunjin serta memberikan usapan pada pipi gembil itu.

Keduanya melangkah keluar dari gua tempat persembunyian mereka dengan Hyunjin yang berjalan perlahan mengekori Chan dari belakang. Tubuhnya mengkeret takut ketika maniknya menemukan tatapan dingin dari sang ayah.

Chan membungkukkan badannya kepada para ketua pack itu yang diikuti pula oleh Hyunjin. “Ada apa Tuan Hwang? Ayah?” tanyanya dengan sopan tak ada rasa takut terhadap dua ketua klan terbesar itu.

“Kembalikan anakku. Aku tak mengizinkanmu bersama dengan Hyunjin.” titah Jaebeom dengan angkuh. Tatapan matanya begitu menusuk, membuat Hyunjin mengeratkan genggaman tangannya.

Kepala Hyunjin yang tertunduk menggeleng pelan, menarik perhatian yang lainnya. "Maaf Tuan Hwang, tapi kau lihat sendiri, anakmu ingin tetap bersamaku.” ujar Chan yang diiringi dengan senyuman tipis yang terlihat tenang.

Perangai Chan yang begitu tenang membuat rahang Jaebeom mengeras menahan amarah. Yongguk sedari tadi hanya memperhatikan bagaimana sang anak menangani perdebatan itu dengan tenang, dilubuk hatinya Ia merasa bangga karena berhasil mendidik sang anak untuk menguasai atmosfer dengan baik tanpa emosi.

Buku-buku Jaebeom memutih seiring dengan mengeratnya kepalan tangannya. “Serahkan anakku, atau Aku mengibar bendera perang untuk kalian semua." ancam Jaebeom menatap marah Chan yang masih berusaha tetap tenang.

Genggaman mereka perlahan terlepas, Hyunjin meyakinkan Chan untuk melepasnya sesaat. Semua mata terpaku pada Hyunjin yang secara pelahan bersimpuh di hadapan sang ayah. Aksinya tentu mengundang banyak reaksi terkejut.

Kepala Hyunjin masih menunduk selama Ia mengumpulkan segenap keberaniannya sebelum mengangkat wajahnya guna menatap sosok yang selalu menjadi panutannya. "Aku minta maaf. Hyunjin minta maaf sudah mengecewakanmu karena tidak dapat meneruskan tahta Ayah. Jauh di dalam hati Hyunjin, Aku pingin sekali bisa menggantikan tahta Ayah, tapi Ayah bilang sendiri, seorang Rose Alpha tidak bisa menjadi pemimpin pack. Ayah, tolong lepaskan Hyunjin. Hyunjin tak masalah menjadi öde jika bisa bersama dengan Chan. Hyunjin lelah terkurung di dalam kerangkeng tak kasat mata yang Ayah ciptakan. Hyunjin mohon, Hyunjin lelah."

Permohonan dari anak tunggal pemimpin pack timur itu membuat suasana semakin mencengkam. Jaebeom tak percaya jika anaknya dapat memohon seperti itu padanya. Ia tak menyangka jika Hyunjin lebih memilih bersama dengan Chan meski nyawanya terancam.

"CHAN!”

Hyunjin terjengit kaget begitu menyaksikan pasangan jiwanya diserang begitu saja oleh Jaebeom dengan membabi buta. "AYAH HENTIKAN!" jerit Hyunjin ketakutan, la meremas dadanya, jantungnya terasa berdenyut menyakitkan disetiap serangan yang diberikan oleh ayahnya pada Chan.

Yongguk tidak diam saja, Ia pun ikut melindungi sang anak dari amukan pemimpin scute itu. “JAEBEOM HENTIKAN!” desisnya begitu marah karena teman masa kecilnya melukai anak semata wayangnya.

"TAK BECUS! SEHARUSNYA KAU MENGAJARKAN ANAKMU DENGAN BENAR! SIALAN!” sungut Jaebeom marah pada Yongguk, menyalahkan kelalaian lelaki bertubuh kekar itu dalam mendidik Chan.

Keadaan semakin tak terkendali, para pasukan perang pack pun saling serang begitu melihat ketua mereka sedang dalam pertempuran sengit. Sedangkan Chan dengan susah payah bangkit dari keterpurukannya. Melihat Chan sudah kembali bangkit membuat Jaebeom dengan begitu cepat melayangkan serangannya pada Chan.

"ARGH!” Chan mengerang mendapatkan serangan gigitan dari serigala raksasa berbulu abu gelap pada lehernya. Senyuman tipis tercetak di wajah Chan, maniknya bertemu dengan manik Hyunjin yang memandangnya dalam diam. Chan tak berniat melawan sama sekali, yang la lakukan hanya bertahan dan mengelak. Ia tak mungkin mencelakai sosok ayah dari orang yang ia cintai.

Cengkraman gigi kuat Jaebeom berhasil membuat luka lebar cukup parah pada lehernya. “Kau tak apa, son?” tanya Yongguk setelah berhasil menyingkirkan Jaebeom dari tubuh sang anak.

Chan bangkit dibantu Yongguk, kepalanya mengangguk. “Aku tak apaㅡ AYAH!" Chan terkejut tak percaya melihat sang ayah terpelanting hingga tak sadarkan diri setelah dihantam oleh Jaebeom.

Manik rubinya bersinar menyalak, tubuhnya perlahan berubah menjadi wujud serigala berwarna hitam legam dengan postur tubuh jauh lebih besar dari biasanya. Hyunjin menggigit bibirnya penuh ketakutan menyadari sisi gelap sang mate muncul. Chan mengaktifkan mode monsternya.

Hyunjin dalam diam berusaha sebisa mungkin untuk berkomunikasi drngan Chan melakui telepati. Hal itu sebenarnya sangat sulit dilakukan, karena tubuh Chan sepernuhnya dikuasai oleh amarah yang besar.

Chan, ini Aku Hyunjin. Kumohon, jangan lakukan.” lirih Hyunjin menatap sendu Chan yang masih bertarung sengit dengan sang ayah.

Percikan darah menyebar dimana-mana, pohon-pohon tumbang akibat benturan dari serangan dua serigala raksasa itu.

Hyunjin menangis dalam pelukan sang ibu. Menangisi takdir yang begitu mempermainkannya, menangisi penyesalannya pada dirinya sendiri karena membuat pertumpahan darah seperti ini.

Jinyoung pun terdiam dengan rasa takut yang melanda, khawatir sang suami tak dapat bertahan maupun kekhawatiran tentang sang suami yang dapat membunuh Chan.

Ibu dan anak itu terus merapal pada dewi bulan untuk keselamatan orang-orang yang mereka cintai serta memohon akan perdamaian terhadap dua belah pihak.

"CHAN!”

Hyunjin berlari secepat tenaga, menerjang sang ayah agar menyingkir dari Chan yang sudah terkapar tak berdaya. “AYAH HENTIKAN! Hyunjin mohon..” pinta Hyunjin begitu pilu menghalangi sang ayah kembali melayangkan serangan pada Chan.

Tubuh tak berdaya serigala hitam itu Ia dekap erat. Air matanya mengalir begitu deras, Ia sungguh takut kehilangan orang yang yang la cintai. “Chan.. Bertahanlah.” lirih Hyunjin tepat di telinga sang serigala.

Tubuhnya berubah wujud, bulu peraknya kini bernodakan bercak darah. Moncongnya mengendusi sisi wajah Chan dengan pelan, berusaha menarik kesadaran Chan kembali.

Rengekan lirih dari Hyunjin yang terdengar begitu memilukan serta menyesakkan membuat pasukan itu menghentikan pertarungan mereka.

Hyunjin mengistirahatkan tubuhnya tepat di samping tubuh tak berdaya Chan. “Chan, bangun. Jangan tinggalkan Aku.” ujar Hyunjin melalui telepati disela tangisannya.

” ujar Hyunjin melalui telepati disela tangisannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
novellium ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang