Laki-laki ini memasuki area sekolahnya. Semuanya terasa berbeda, karena peristiwa yang telah terjadi mendadak muncul di benaknya.
Kakinya membawanya melangkah melewati siswa-siswi yang kembali normal, roh mereka telah kembali.
Di sepanjang jalan, semua orang tersenyum dan menyapanya. Dari suara mereka, mereka terdengar gembira.
Tentu saja, cermin sudah dimusnahkan. Tidak ada lagi yang akan menganggu mereka.
Pihak sekolah pun meminta maaf dan berencana untuk menutup sekolah setelah murid-murid kelas tiga selesai melaksanakan ujian akhir.
Ternyata, pihak sekolah diancam agar merahasiakan semuanya. Tapi semua itu sudah berakhir, tidak ada lagi kekhawatiran melanda mereka.
Semuanya baik-baik saja.
Pemuda ini menaiki tangga dengan dada bergemuruh hebat, menuju tempat dimana cermin terkutuk itu berada (sebelum dihancurkan).
Kini, di depannya tak ada lagi cermin. Hanya dinding bercat putih polos yang sudah mengelupas dan kotor.
Dia menghembuskan nafas panjang, kemudian mengukir senyum tipisnya, ada perasaan senang di dalam hatinya.
"Semoga kalian tenang di sana, saya selalu mendoakan kalian."
Angin sepoi-sepoi menerpa rambutnya, membuat jidatnya terekspos jelas.
Dia menikmati hembusan angin tersebut dengan mata terpejam, diiringi memori lama yang terputar di pikirannya.
"Donghyun!"
Matanya terbuka, dia menunduk ke bawah, menatap beberapa siswa laki-laki yang melambaikan tangan padanya.
Wonjin, Hangyul, Dohyun, Sejin, dan Tony.
"Awas ketiup angin, nanti jatuh!" Seru Dohyun meledek.
Donghyun terkekeh pelan, lalu membentuk kata 'OK' dengan jarinya. Kemudian, dia memandang lurus ke depan, melihat murid-murid lainnya yang asik bercanda satu sama lain.
Sudah terhitung satu bulan sejak kejadian saat itu. Sebenarnya dia agak kaget karena tiba-tiba hidup kembali.
Tapi Hyeongjun bilang, itu lah kelebihan dirinya.
Ah, dia jadi rindu Hyeongjun. Tapi sayang, dia tidak dapat bertemu dengannya untuk saat ini.
Hyeongjun dibawa keluar kota oleh keluarganya, agar hidup lebih baik lagi. Sama halnya dengan Minkyu, dia juga pindah keluar kota dan memulai hidup baru disana karena sedikit trauma.
Selain itu, Donghyun juga merindukan Yunseong, Minhee, Eunsang, Junho, Yuvin, Jinhyuk, Dongpyo, dan Wooseok.
Dia rindu berinteraksi dengan mereka, tapi itu semua tidak akan terjadi lagi.
Mereka sudah tenang di sana.
Lalu, bagaimana kabar Yohan, Seungwoo, dan Seungyoun?
Mereka bertiga ikut menghilang seperti Jungmo karena mereka pengikut Jungmo, yang berarti sudah tiada seperti delapan temannya.
Walaupun ada perasaan sedih, Donghyun rindu mereka semua.
"Hhh, tugas saya sudah selesai. Ini saatnya saya pergi dari sini," gumamnya sembari menghela nafas.
Tugasnya telah usai, tugas dari Sang Ayah yang merupakan salah satu guru disini untuk menyelamatkan sekolah.
Ayahnya sudah membuat keputusan, kalau ia akan pindah ke luar kota setelah semua masalah selesai.
Itu berarti, dia harus meninggalkan teman-temannya. Donghyun tidak akan melupakan mereka semua, dia janji.
"Sekarang, saya mau baca kertas dari Kak Yunseong yang tiba-tiba ada di atas meja belajar."
Tangannya merogoh saku celananya, mengambil lipatan kertas pemberian Yunseong, lalu membuka dan membacanya.
Hyun, makasih banyak ya
Karena lo, gue punya temen lagi,
Gue seneng banget bisa ketemu sama lo, gue harap lo selalu bahagia, dimanapun dan kapanpun lo berada"Kak Yunseong yang lempeng itu nulis ini? Ketawain ah."
Setelah itu, dia lanjut membaca
Oh ya, ada satu hal lagi yang perlu lo tahu, walaupun diri lo yang sekarang gak akan mengalami itu.
Donghyun mengernyit, dari kalimat tersebut ia dapat menyimpulkan kalau Yunseong mulai serius.
Dan benar saja, kalimat selanjutnya mampu membuatnya terdiam. Terkejut, tak percaya, dan tak menyangka bercampur aduk menjadi satu.
Gue pernah bilang kan kalo cermin itu bisa memperlihatkan masa depan?
Gue perlu kasih tau ini ke lo. Entah berapa tahun yang akan datang, kita semua akan bereinkarnasi. Kita semua berkumpul menjadi satu bareng orang lain juga.
Lo tau apa yang terjadi?
Kita semua bakal mati karena sebuah buku. Dan yang berhasil bertahan cuma Wonjin, Dohyun, dan Eunsang.
Buku death note yang sengaja dibuang oleh laki-laki bermarga 'Kim' dan gak sengaja ditemukan oleh Junho. Buku itu menimbulkan banyak korban.
Dan korban pertamanya adalah lo, diri lo di masa depan, Geum Donghyun.
The End
Yak!
Akhirnya tamat juga
cerita 'mirror' ini hore!Terima kasih banyak
karena telah
meluangkan waktu
untuk membaca 'mirror' ♡Maaf kalau ada kesalahan,
atau kata yang tidak sengaja
menyinggung/menyakiti
perasaan kalian :(Bisa disimpulkan bahwa,
cerita produce x series sudah
berakhir.1. Death Note
2. Laboratorium
3. MirrorKok alurnya mundur?
Biar gregetan hehe :>Anw, aku mau tanya,
menurut kalian,
cerita ini bagaimana?
Ada pesan, kesan,
pertanyaan atau saran?Aku kepo nih, hehe
Aduh banyak
omong banget wkwkSekali lagi, terima kasih
banyak untuk kalian semua-!
Aku bakal kangen ngetik
cerita dengan tokoh
anak pdx lagi hshsSampai jumpa di karyaku
yang berikutnya-!ILY All ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
|3| Mirror | X1 ft. BY9 ✓
Mystery / Thriller❝Siapapun yang bercermin disana, maka akan terjadi hal aneh padanya.❞ Dibaca setelah Death Note & Laboratorium