BRUK!
"Eh sori gue gak— Podd?" Gawin sangat terkejut, ia tidak menyangka akan bertemu Podd di sini.
"Gawin?" Sedangkan Podd sejujurnya tidak terlalu kaget karena dari awal ia sudah yakin kalau Gawin datang.
Tapi siapa sangka mereka bertemu lagi tanpa sengaja?
Walaupun suasana kafe ramai oleh pengunjung, namun hal tersebut tidak dapat menghilangkan perasaan canggung di antara mereka. Sudah lama mereka tak bertemu dan sekalinya bertemu pun tanpa sengaja.
"Maaf, saya permisi dulu," ucap Podd seraya melangkah menjauhi Gawin.
"Lo mau ke mana?"
Podd tersenyum tipis, senyuman yang dipaksakan. "Saya gak mau ganggu kamu."
Ouch, that hurts. Ayo Win lanjut aja, gak ada kesempatan lagi setelah ini, batin Gawin.
Hal yang tidak terduga terjadi, Gawin mencegatnya untuk pergi. Sentuhan tangannya dan Gawin terasa seperti dialiri oleh listrik. "Ada yang mau gue omongin, please stay?" pinta Gawin memohon.
Kenapa di saat saya udah mulai lupa, kamu kembali lagi, Win? batin Podd. Ia hanya bisa menghela napas lalu mengangguk.
"Okay, lead the way."
TAMAN BELAKANG KAFE
"Podd..."
"Hm?"
"G—gue..."
Ayo Win, dilawan gengsi lo!
"Gue nyesel banget, gue minta maaf," ucap Gawin akhirnya, tapi ia menunduk. Tidak berani menatap Podd. Entah mengapa, saat ini Podd benar-benar membuat Gawin menjadi 'kecil'.
". . ."
"Semua gara-gara sifat dan pikiran gue," Gawin menarik lalu menghembuskan napasnya berusaha untuk menenangkan jantung yang berdegup kencang, "Seandainya gue gak egois dan gak kekanak-kanakan, seandainya pikiran gue gak jelek waktu itu, mungkin kita bakal baik-baik aja sekarang."
"Kenapa kamu menghindar?" tanya Podd, "kamu menghilang tanpa bilang apapun ke saya."
"Umm..." Kepala Gawin semakin menunduk, tanpa sadar ujung jari-jari tangan memutih karena mencengkram kain di bajunya terlalu erat. "G—gue takut."
Podd menegakkan duduknya. "Takut?"
Gawin mengangguk perlahan.
"Kamu takut sama saya?"
Gawin menggeleng, "Gue takut kalo perasaan lo ke gue cuma berdasarkan karena kita bereinkarnasi, bukan karena murni dari perasaan lo."
Mereka berdua terdiam.
Jujur, Gawin malu. Menurutnya, alasan yang dipikirkan olehnya itu benar-benar tak masuk akal. Ia mengubah posisi duduknya menjadi membelakangi Podd.
Tanpa Gawin sadari sebenarnya Pod tersenyum kecil. Oh... Ternyata itu alasannya. Ya ampun, Gawin. Kenapa kamu gak bilang langsung ke saya? batin Podd.
Podd berdiri kemudian berlutut di depan Gawin. "Win, liat saya."
Gawin menggeleng.
"Gawin..."
Yang ditatap hanya bisa mengalah dan menatap balik.
"Saya boleh izin ke kamu?"
"Izin apa?"
"Izin untuk meyakinkan kamu kalo perasaan saya ini tidak berdasarkan dari reinkarnasi saja."
Gawin menatap Podd bingung tapi pada akhirnya ia mengangguk. "Maksudnya apa—"
Sesuatu yang lembut dan basah menyentuh bibirnya. Podd menciumnya dengan lembut. Hal tersebut menyebabkan jantung mereka berdua berdegup kencang, hati mereka terasa hangat kembali. Kemudian Gawin membalas ciumannya seraya mengalungkan kedua lengan di leher Podd.
Podd dan Gawin mengakhiri malam itu dengan senyuman yang terukir jelas di wajah mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
REINKARNASI • poddgawin ✔
Fanfic"Reinkarnasi?" (n) penjelmaan kembali ke dalam tubuh lain setelah mati; kelahiran kembali. Sulit dipercaya, namun itu yang terjadi pada Podd dan Gawin. [COMPLETED] SOCIAL MEDIA & NARRATION BY © daeyumbruh, 2019