Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DRRRT... DRRRT... DRRRT...
Incoming Call From : Podd
Accept | Decline
Gawin menghela napas panjang, berusaha tenang agar tidak panik. Ayo Win, jangan panik. Ini cuma Podd... lya cuma Podd...
Accept | Decline
"Ha—halo?"
"Iya halo, Gawin," Suara Podd terdengar berat, membuat Gawin menjadi sedikit merinding mendengarnya.
"Umm maaf tadi g—gue matiin bentar."
"Kenapa?"
Mampus jawab apa gua, ayo mikir ayo mikir...
"Itu umm, perut gue mules tiba-tiba... Iya mules, hehe," Alesan macem apa itu goblok!
"Mules apa malu sama saya?" Gawin bisa membayangkan adanya senyuman miring yang biasa digunakan untuk menggodanya di wajah Podd saat ini.
Sialan! Kenapa lo malah gini? Yang ada gue makin gugup, heh!
"Idih, si—siapa yang malu?"
"Gawin... Kamu terbata-bata. Of course, saya tahu kamu malu—"
Fuck everything.
"Gue suka sama lo," ucap Gawin frontal. Setelah kata kalimat itu keluar, ia merasa sedikit lega.
"Apa?"
"Iya, gue ngaku suka sama lo. Dan gue juga ngerasain hal yang sama persis, Podd. Gue juga ngerasa cocok, ngerasa nyaman, dan juga gue ngerasa kayak udah lama kenal sama lo. Padahal kita baru kenal beberapa minggu," Gawin menyudahi kalimatnya dengan helaan nafas.
Hening.
Kemudian terdengar suara tawaan kecil yaitu Podd.
"Ck! Kok lo ketawa?! Males gue jadinya."
"Kamu lucu banget sih? Hm?"
"Lucu dari mana coba hah?!"
"Mau jujur sama saya aja sampai gugup gak karuan gitu."
Gawin memutar bola matanya, ia berjalan ke arah balkon apartemen. "Masih untung gue mau ngaku!" ucapnya kesal tapi secara tak sadar ada senyuman tipis yang sedari tadi merekah di wajahnya.
Hening.
"Jadi..."
"Jadi?"
"Um... Kita ini apa sekarang?"
Podd menghela napasnya. "Hubungan kita bukan pacaran, Gawin," ucap Podd dengan nada serius.
Gawin menahan nafasnya.
"Kita hanya teman."
Deg. Gawin kaget. Ia tidak paham dengan maksud Podd. Pikirannya mulai berfikir yang tidak-tidak. "M—maksud lo—"
Jujur saja, akibat perkataan Podd itu wajah Gawin kembali menjadi merah seperti tomat. la malu, sungguh malu. Shit, you're making me blush again, Podd!
"Win?"
"I—iya, Podd?"
"Gimana? Mau?"
This is it, Gawin. Ini lah detik di mana lo akan melepas status lajang lo ke Podd.
Gawin menghela napasnya, kemudian tersenyum lebar.
"Iya Podd, gue mau berkomitmen buat jadi teman hidup, lo."
