10 - Rasa Ini

566 24 0
                                    

"Dan gue ga perduli soal itu" jawab anneth dan langsung pergi meninggal kan Deven. Joa dan Nashwa langsung pergi mengejar anneth.

Sekarang anneth sedang berada di tempat yg membuatnya merasa nyaman. Anneth suka dengan suasana sepi seperti ini, itu membuat hati dan pikirannya lebih tenang.

Dari kejauhan Joa dan Nashwa hanya memperhatikan Anneth yg sedang duduk di salah satu bangku di taman itu sambil bersandar dan memejamkan matanya.

"Kita biarin dia sendiri dulu ya" pinta Joa kepada Nashwa dengan suara berbisik. Mereka takut anneth akan marah bila mereka mengganggu nua saat sedang dalam fase mood yg buruk.
Joa dan Nashwa belum pernah mengganggunya pada saat seperti itu. Tapi mereka tidak mau melakukannya, karena mereka takut terjadi hal yg buruk. Yang akan merusak perasahabatan mereka.

"Tapi kita tetap disini aja" Balas Nashwa khawatir. Dia khawatir bila ada yg mengganggu anneth saat mood nya sedang buruk.

"Huftt iya deh. Aku juga khawatir enyar geng cabe gangguin dia lagi" Jawab Joa sambil menatap anneth lagi dan lagi.

Anneth merasa bahwa hidup nya berubah 90 derajat saat SMA. Semuanya berbeda tidak seperti dulu.
Dia tak pernah menggalami hal seperti ini.
Dia merasa bahwa orang orang disekitar nya telah membenci dia.
Padahal sebenarnya tidak mereka cuman iri dengan anneth.
Mereka iri dengan apa yg telah anneth dapat sekarang.
Mereka merasa bahwa dirinya lah yg pantas mendapat kan itu.

◽◽◽◽◽

"Neth.. pstt" panggil Nashwa pelan agar tak terdengar oleh guru yg sedang mengajar sekarang.

"Hm.. apa" tanya anneth sambil menatap Nashwa seraya menunduk agar tak terlihat oleh guru.

"Jawaban nomor 6 apa?"

"Agama, ras, bahasa" jawabnya, ya mereka sekarang sedang mengikuti UH yg diadakan oleh guru PPKN. Mata pelajaran ini sangat perting bagi jurusannya. Oleh karena itu mereka harus mengerjakannya dgn sunggu sunggu.

"Ujian tinggal 5 menit lagi" Ucap guru itu memperingatkan. Suara berbisik dari para siswa/i mulai terdengar.
"Sekarang waktunya ujian bukan diskusi!" Ucap guru itu tegas seraya menatap keseluruh penjuru kelas.

Waktu terus berjalan siswa/i sudah tertib mengerjakan UH kembali.
"Kumpul!" Perintah Pak Rudi. Siswa/i yg duduk paling belakang mulai bergerak dengan cepat. "Dalam hitungan 1, 2 ,3" ucapnya tegas. Siswa/i yang mengumpul mulai berlari menggumpulkan kertas jawaban dgn cepat ke atas meja.

"Oke. Sekarang waktunya istirahat. Kita lanjutkan pembelajaran minggu depat. Terima kasih" Ucap pak Rudi lalu berjalan keluar kelas. Setelah itu suara riuh para siswa/i mulai terdengar kembali.

"Neth kantin yuk" ajak Joa.

" Ga dulu deh Jo, aku ngantuk" jawab anneth dengan suara kas orang ngantuk.

"Yaudah deh kalau gitu. Aku sama uwa ke kanti ya" pamit nya. "Oh iya. Mending tidur di UKS aja deh. Disini ribut ga bakalan bisa tidur" Suruh Joa.

"Yaudaa dehh. Byee" pamit anneth lalu berjalan cepat menuju UKS. Karena setelah ini Free les jadi dia bisa tidur sepuasnya.

◽◽◽◽◽

Anneth terbangun dari tidurnya. Tak sengaja telinganya mendengar suara lelaki yg meringis kesakitan dari sebelah kasur nya yg terhalang oleh tirai. Ia langsung bangun lalu berjalan menuju kasur trsbt.

Alangkah terkejutnya dia melihat lelaki yg meringis kesakitan itu adalah orang yg cukup dikenalnya. Orang yg membuat nama baiknya rusak. Ya orang itu adalah Deven Christiandi Putra.

"Kenapa lo?" Tanya Anneth cuek.

"Eh kok lo disini?" Tanya Deven kaget.

"Jawab pertanyaan gue" Ucap anneth tegas.

"Maag gue kambuh" jawab Deven dengan suara kas orang kesakitan. Anneth langsung kaget. Dan langsung berjalan keluar tanpa mengatakan apa pun.
"Beneran gak perduli dia" Ucap deven dengan suara yg lemah. Dia memilih untuk tidur agar mengurangi rasa sakit. Dia tak sanggup untuk berjalan ke arah kotak obat yg berada dia 5 kasur dari tempat dia tidur. Cukup jauh memang.

Suara pintu terbuka membuat deven membuka kembali matanya.
"Makan dulu" Suruh anneth sambil memberikan sepiring nasi goreng kepada nya. Deveb benar benar kaget. Dia langsung duduk dan menerima piring trsbt.

"Bentar" Pinta anneth lalu berjalan kearah kotak obat. Dan menggambil obat maag untuk deven.

"Habisin , setelah itu diminum obat nya" suruh Anneth sambil meletakkan secangkir air minum dan obat di meja disamping kasur nya.

"Makasi neth" jawab Deven disela makanya sambil tersenyum"

"Sama sama" jawab anneth sambil duduk dibangku samping kasur deveb. Lalu dia menggambil HP dari sakunya.
Deven terus memperhatikan gerak geriknya sambil makan. Anneth sebenarnya merasa risih , tapi apa boleh buat. Deven sedang sakit sekarang. Masa dia memarahi orang sakit? Sunggu kejam bukan?.

"Makasi sekali lagi neth" ucap deven setelah selesai memakan obatnya. Anneth hanya menggangguk sebagai jawaban.

"Kok bisa?" Tanya anneth?

"Apanya?"

"Maag lo kambuh"

"Tadi pagi gue buru buru takut telat"

"Waktu istirahat?"

"Kan tadi gue jumpai lo, dan lagi pula katin rame bgt. Malas gue"

Anneth hanya mengganguk paham.

"Makin cuek ya?" Tanya Deven seraya menatap anneth.

"Mksdny?"

"Lo nya sekarang makin cuek aja"

"Oh"

"Maafin gue neth soal kejadian 2 minggu lalu"

"Udah gue maafin"

"Makasi. Dan buat semua orang yg sering cibir lo. Udah gue peringati kok. Tenang aja"

"Makasi"

"Gue boleh ngomong sesuatu neth?"

"Boleh"

"Perasaan gue gak akan berubah. Mau gimana pun sikap lo" Ucap deven tegas. Anneth keget sambil menatap deven. Dia melihat keseriusan dia mata deven.

"Gue pergi dulu" pamit anneth mengilangkan rasa kagetnya. "Tetap jaga kesehatan. Jangan lupa makan" ucap anneth memperingati deven lalu pergi meninggalkan Deven.

"Makasi neth" jawab Deven lirih sambil menatap kepergian anneth.

"Dia siapa?" Tanya seorang wanita yg baru saja masuk. Lalu duduk di bangku tempat anneth tadi.

◽◽◽◽◽

Penasaran gak selanjutnya?
Yokk up Tapi jangan lupa buat follow and vote serta komen okk sipp
Lanjuttt ....

Follow ig aku ya
@nadyaagl

Terima kasih :)

BUCIN  - DenNeth | On Going | Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang