PART 3

63.7K 7.5K 2.6K
                                    

Satu minggu kemudian

Taeyong dan Ten berjalan menuju kantin kampus. Mereka berdua adalah mahasiswa yang populer karena paras wajah mereka yang menawan.
Ketika mereka berjalan semua orang menatap mengagumi kedua primadona di kampus mereka. Incaran para seme, tapi sayang salah satunya sudah memiliki kekasih meski mereka tidak tau bahwa sudah berpisah.

Sampai pada kantin kampus Taeyong dan Ten memilih tempat duduk kesukaan mereka.

"Kau ingin makan apa? Biar kuambilkan." ucap Ten berdiri disamping Taeyong.

"Nasi goreng saja, minumnya air putih rasa susu stroberi." Taeyong berkata polos.

Ten menatap datar Taeyong, "Jangan ngidam disaat yang tidak tepat. Mana ada air putih rasa susu stroberi disini! Bahkan di supermarket pun tidak ada yang jual." gemas Ten.

Taeyong mencebikkan bibirnya, dia ingin air putih rasa susu stroberi! " Tapi aku ingin Ten~" dengan mata bulat yang menatap Ten berkaca-kaca. "Hhh... Kuatkan hamba Ya Tuhanku" batin Ten sambil menghela nafas lelah.

"Taeyongie, sayangku cintaku manisku. Disini tidak ada yang menjual yang seperti kau inginkan. Yang lain saja ya? Atau kau ingin susu stroberi nya saja?" Ten berusaha berkata lembut, nanti kalau dibentak Taeyongnya akan menangis. Selama hamil perasaan Taeyong sangat sensitif dan setipis kulit bawang. Membuat Ten harus extra sabar menghadapinya.

"Kalau begitu aku mau es teh saja!" masih dengan bibir dicebikkan. "Nasi gorengnya dicampur sama semangka ya~" lanjutnya riang.

"Tidak usah macam-macam! Ku pesankan nasi goreng spesial saja. Awas kau kalau tidak dimakan!" nah kan, habis sudah kesabaran Ten. Lalu beranjak memesankan makanan mereka.

"Iiihhhhh jahat! Tennie tidak sayang Taeyongie lagiii!!!" kesal Taeyong lucu dan berteriak hingga menggema ke seluruh penjuru kantin. Ten yang mendengar itu hanya memutarkan bola mata malas. Sedangkan penghuni kantin memekik gemas dengan Taeyong. Siapa yang tidak gemas, kalau Taeyong berteriak sambil menekuk wajahnya dan matanya yang bulat itu berkaca-kaca tanda sebentar lagi akan mengeluarkan tangisan yang membuat Ten sakit kepala.

"1, 2, 3." hitung Ten dalam hati. Tak lama kemudian.

"Huweeeeeeeeeeeeee, Tennie tidak sayang Taeyongie!!! Tennie jahattttt!!!!" air mata mengalir dengan deras membasahi pipi tembam Taeyong.

Ten hanya menghela nafas, semua orang dikantin menatapnya tajam. Oh ayolah... Bagaimana bisa Ten mengabulkan permintaan Taeyong? Yang jual saja tidak ada!

Ten membawa nampan dan berisi makanannya dan Taeyong. Menggapai kursi dan duduk diseberang Taeyong. Taeyong masih menangis sesenggukan. Ten menyendokkan nasi goreng dan menyuapi Taeyong. Dan taraaa——tangisan Taeyong berhenti seketika.

"Mau makan sendiri atau kusuapi lagi?" tanya Ten.

"Suapiiiiiii Yongie!" bentak Taeyong. Sekali lagi Ten menghela nafas. Ten merasa seperti suami yang menghadapi istrinya hamil dan sedang ngidam.

"Semoga aku selalu tabah dan sabar menghadapi dan menjaga ibu hamil didepanku ini Ya Tuhan" batin Ten sambil menyendokkan nasi goreng yang ditunggu oleh Taeyong dengan mulut menganga lebar.

*****

"Tae, kapan kau memberitahukan Daddy dan Mommy? Ini sudah satu minggu berlalu. Jangan terus menundanya. Perutmu semakin hari sudah semakin buncit." ucap Ten memecah keheningan di dalam mobil mereka berencana untuk pulang kerumah Taeyong setelah kuliah berakhir.

Taeyong belum memberitahukan kepada kedua orangtuanya tentang kehamilannya. Karena waktunya selalu tidak tepat sedangkan perutnya sudah mulai membesar.

Mon Destin (JAEYONG) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang