Part 3

2.4K 163 8
                                    

Typo berserakan
😂



Tee masuk kedalam restroom pria setelah berbicara dengan pihak keluarga pasiennya yang bernama Eefon Darvid Kreepolrerk

Air mata mengalir begitu saja setelah lama tidak bertemu dengan orang yang sangat ia benci dan juga ia rindukan dan hari ini ia bertemu dengan pria yang sudah menghancurkan hatinya 3 tahun yang lalu

Tee menghapus air matanya dan mencuci wajahnya, di tatapnya pantulannya sendiri di cermin yang ada di depannya

"kamu tidak boleh lemah Tee Jaruji..kamu harus buktikan padanya bahwa kamu bisa hidup tanpanya.." kata Tee di dalam hatinya dan matanya menatap tajam kearah pantulannya sendiri

Tee meremas erat kepalan tangannya yang terlihat memutih dan dari sirat matanya itu penuh dengan kebencian

Dirapikannya kemeja yang ia kenakan dan berjalan menuju ruangan IGD dimana Eefon masih di rawat disana

"Dr.Tee..pasien bernama Eefon sudah siuman kembali.." kata perawat yang berjaga di area tersebut

"oh terimakasih.." angguk Tee

Tee menghampiri ranjang dimana Eefon sudah membuka matanya namun masih terkulai lemas dengan bantuan alat pernafasan

"hi Eefon sudah merasa lebih baik..? tanya Tee membuka makers dan kaca matanya

Eefon tidak menjawab melainkan mengamati Tee seperti gadis kecil tersebut mengenal dokter tampan tersebut

"Eefon sayang kamu dengar Om Dokter kan..? Tee mengerutkan keningnya khawatir jika terjadi sesuatu pada Eefon yang diam menatapnya

Tee berusaha membungkuk agar mendengarkan apa yang ingin Eefon katakan tetapi terdengar tidak jelas karena terhalang dengan alat bantu pernafasan

Tee segera mengecek ulang kondisi Eefon namun semuanya sudah mulai stabil termasuk oksigen dalam tubuh anak kecil tersebut

"suster tolong sampaikan pada keluarga Kree..

Seperti ada yang menghujamkan benda berkarat namun runcing yang menusuk dadanya ketika mengingat nama keluarga Kreepolrerk

"beri tau keluarga Eefon bahwa Eefon sudah bisa di pindahkan ke kamar rawat inap.."

kata Tee melanjutkan kata-katanya sembari memberi lembaran kertas yang sudah ia tanda tangani bahwa pasien bernama Eefon sudah dapat di jenguk oleh keluarganya dan di pindahkan ke kamar rawat inap

"baik dokter.." sang perawat pun pergi meninggalkan ruangan tersebut

"Mommy Tee.."

Langkah Tee terhenti ketika Eefon menyebutnya dengan sebutan Mommy dalam suara yang lirih

Tee segera melihat kearah gadis kecil itu namun Eefon menutup matanya

Ada air mata yang mengalir dari sudut mata Eefon

"mungkin aku salah dengar.." kata Tee dalam hatinya lalu meninggalkan Eefon setelah mengusap air mata gadis kecil tersebut

Panggilan 'Mommy Tee' masih mengiang di telinga Tee meskipun Tee mengatakan bahwa dirinya salah mendengar

"apapun itu dia bukan urusanku dia hanya pasienku.." tegas Tee pada dirinya sendiri lalu segera pergi dari ruangan tersebut.


Sedangkan di luar ruangan IGD. Tae dan kedua orang tuanya masih menunggu kabar selanjutnya baik dari perawat maupun dokter

Mengingat dokter yang baru saja menemuinya membuat Tae yakin bahwa dokter yang masih terlihat muda itu adalah Tee

"Tae apa yang kamu pikirkan..? Ibu Tae menyentuh bahu anaknya itu

"Tee kembali.." jawab Tae matanya berkaca-kaca

"Tee sudah kembali dan dia ada disini.." imbuh Tae menitikan air matanya

Ayah dan Ibunya Tae hanya diam tanpa lagi berkata apapun karena mereka memang sepatutnya meminta maaf kepada Tee yang sudah mereka sakiti

"keluarga dari pasien bernama Eefon Darvid Kreepolrerk.." seorang perawat mendatangi anggota keluarga Eefon

"saya Daddynya..gimana keadaan putri saya..?

"dokter sudah memindahkan putri anda ke kamar rawat inap..di lantai 5, ward 205, kamar nomer 15.." perawat memberi catatan di secarik kertas pada Tae

"terimakasih.." angguk Tae

"sama-sama.." perawat pun pergi

Tae dan kedua orang tuanya pergi untuk mencari kamar dimana Eefon dirawat

Tiba di lantai lima, ward 205  mereka masuk dan mencari kamar nomer 15 dan memang Eefon sudah berada disana masih dengan alat bantu pernafasan

"sweetie..Daddy sama Grandma dan Grandpa kesini nak.." bisik Tae mengelus rambut putrinya sebelum mengecup keningnya

"sayang cucu grandma buka mata dong sayang.." Ibu Tae mengelus pipi Eefon

"biarkan cucu kita istirahat.." kata Ayah Tae

"permisi dengan Mr.Tae..? perawat lain datang dengan beberapa lembar kertas

"saya.." Tae melihat kearah perawat tersebut

"ada dokumen yang harus anda tanda tangani mengenai persetujuan anda sekeluarga bahwa putri anda dirawat disini.." imbuhnya

"baik.." Tae tanda tangan tanpa membaca siapa dokter yang menangani putrinya

"nanti sore dokter akan kesini untuk mengontrol kondisi putri anda.." perawat memeriksa selang infus pada Eefon

"maaf suster..apa dokter yang menangani putri saya bernama Tee Jarujitranon..? tanya Tae tidak lagi menahan rasa penasarannya

"sebentar saya check.." perawat tersebut mengecek siapa dokter yang menangani Eefon

Tae menelan ludahnya dan penuh dengan harapan bahwa dokter yang menangani Eefon adalah Tee

"iya Mr..namanya dokter Tee Jarujitranon.."

"terimakasih suster.." kata Tae matanya berbinar mendengar bahwa Tee lah dokter tersebut

Perawat meninggalkan ruangan tersebut ruangan dimana ada tiga pasien yang lainnya yang tentu saja juga anak-anak karena ward 205 itu khusus untuk anak-anak dimana Tee ada beberapa pasiennya Tee dirawat di ward tersebut.







Tbc

Rasanya kagak karuan amat ya ini hati kayak hatinya Umi'Tee





Thanks for reading
🙏

Hidden Wound[mpreg] Where stories live. Discover now