5.Air Mata

41 4 0
                                    

Veronica mulai mendengarkan sedikit kata-kata yang diucapkan oleh Tuan Mo tentang ibunya.

"Apa ibuku sangat baik kepada semua orang?" tanya Veronica.

"Iya Veronica-ssi seperti apa yang kukatakan tadi. Ibumu sangat baik layaknya bidadari yang turun ke bumi." jawab Tuan Mo dengan tersenyum.

"Dia sangat baik sampai-sampai kebaikannya dimanfaatkan oleh semua orang. Banyak orang yang berusaha merebut perusahaannya dan lebih parahnya, ada yang sudah berhasil merebut suaminya." lanjut Tuan Mo.

"Ayahku?" tanya Veronica.

"Iya ayahmu Lee Taeyong." jawab Tuan Mo.

"Kenapa ayahku direbut?" tanya Veronica yang belum sadar.

"Ayahmu sangat berkuasa di negara ini, dia pengusaha yang sangat terkenal. Siapa yang tidak mau menikah dengannya Veronica-ssi." jawab Tuan Mo serius.

"Siapa dia? Apakah dia ibu baruku?" tanya Veronica pelan.

"Iya Veronica-ssi. Yang berhasil merebut ayahmu adalah Nyonya Kyung Mi ." jawab Tuan Mo yang membuat Veronica terkejut.

"Tidak mungkin Tuan Mo." elak Veronica.

"Aku tahu dia sangat benci melihat diriku sehingga aku harus mempunyai rumah sendiri dan tidak pernah tinggal dengan mereka, tapi tidak mungkin dia melakukan hal serendah itu Tuan Mo." lanjut Veronica dengan serius.

"Yang dikatakan Tuan Mo benar Veronica." ucap pemilik toko itu dengan memegang tangan Veronica.

"Apa yang kau tahu?!!" bentak Veronica, menghempaskan tangan pemilik toko itu dengan kasar.

"Aku sahabatnya Veronica, aku sahabat ibumu. Namaku Jung Haera." ucap Haera sambil menatap lekat mata Veronica.

"Kau sahabat ibuku?" tanya Veronica.

"Iya." jawab Haera seadanya.

Veronica berdiri dari tempat duduknya, ia berjalan dengan pelan menjauhi ketiga orang yang melihatnya dengan tatapan sendu.

Veronica pergi keluar toko untuk menenangkan dirinya sendiri.

Daeshim yang tidak tega melihat Veronica seperti itu, ia mencoba menyusul Veronica tetapi niatnya dicegah oleh Tuan Mo.

"Jangan kesana dulu Daeshim-ah.!" ucap Tuan Mo.

"Tapi dia sahabatku Tuan Mo." ucap Daeshim sedih.

Daeshim mencoba melepaskan tangannya tetapi tidak bisa karena genggaman Tuan Mo sangat kuat.

"Biarkan dia sendiri dulu." ucap Tuan Mo lalu melepaskan tangan Daeshim.

Daeshim hanya bisa menatap Veronica dari kejauhan. Ia juga tidak bisa apa-apa untuk saat ini.

Veronica di luar mengeluarkan semua air matanya, ia kecewa. Seseorang yang sudah dia anggap sebagai ibu kandungnya sendiri ternyata melakukan hal serendah itu.

"Kenapa kau harus merebut ayahku dari ibuku, padahal kau sudah ku anggap sebagai ibu kandungku sendiri. Kenapa harus ibuku yang kau sakiti?" ucap Veronica dengan parau. Matanya yang sudah memerah dan dadanya yang sangat terasa sesak.

Veronica menutupi wajahnya sendiri, menutupi wajahnya karena malu. Bagaimana bisa ia tidak mengenal baik ibunya sendiri, ibunya yang sudah melahirkannya.

"Eomma!" ucap Veronica dengan nada pelan. Ia sudah tidak sanggup untuk berbicara.

Sudah enam menit Veronica mengeluarkan air matanya, ia merasa kalau air matanya sudah habis karena menangis.

Different Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang