11.Perusahaan SY

40 4 0
                                    

"Aku harap kalian percaya kepadaku. Perusahaan ini akan damai dan sahamnya akan terus melunjak setiap harinya. Semoga bisa bekerja sama dengan kalian semua."

Veronica berdiri di hadapan semua orang saat rapat pemegang saham Perusahaan SY. Banyak mata menatap dengan tatapan bahagia dan ada juga yang menatap dengan tatapan benci.

"Bukan hal baru jika anda menjadi seorang CEO. Tetapi apakah anda tidak kesusahan jika memegang dua perusahaan sekaligus??" tanya salah satu Manajer dengan tatapan penuh kesal.

Veronica tersenyum sekilas, "Tidak sama sekali Manajer Eun. Aku sangat senang karena ini perusahaan ibuku."

"Sombong sekali!"

Setelah mengeluarkan kalimat itu, Manajer Eun langsung keluar dari ruangan tersebut. Sebelum keluar, ia melirik sekilas Veronica dengan tatapan tajam.

"Lihat saja nasibmu nanti."

Selesai dengan rapatnya, Veronica langsung keluar dan disambut dengan semua orang yang sangat ia sayangi. Gadis itu memeluk seseorang yang sudah menjaganya selama ini, dengan rasa senang dan bahagia yang ia rasakan sekarang. Veronica bisa mendapatkan perusahaan ibunya yang sudah diinginkannya sejak dulu.

Waktu kecil, ibunya selalu bercerita tentang kinerja suatu perusahaan. Dari awal membangun, suksesnya suatu perusahaan, masalah yang muncul, penurunan saham dan kebangkrutan yang merupakan mimpi buruk dalam suatu perusahaan.

"Ayah sangat bangga mempunyai anak sepertimu!" ucap Taeyong sambil melepaskan pelukan dari anaknya itu. Tuan tampan ini sangat bangga dengan anaknya, Veronica Lee. Di usianya yang bisa dibilang masih muda, putrinya sudah bisa berkarir dengan hebatnya.

"Aku juga ayah!"

"Andaikan ibu ada di sini, aku yakin dia akan sangat senang sekali. Tapi di sana ibu pastinya juga sangat senang kan? Kalau perusahaannya dipegang oleh anak sepertiku!" tanya Veronica, mengangkat kepalanya.

"Iya sayang, bidadariku pasti akan bangga sekali kepadamu. Karena putrinya bisa meneruskan perusahaannya." Taeyong mengelus pelan kepala Veronica.

Veronica mencoba menahan tangisnya. Andaikan saja ibunya ada di sini, bersama dengan dirinya dan ayahnya.

Jika Soo Young ada di sini bersama mereka, kemungkinan ia akan memberikan bunga mawar merah yang sudah ditata dengan rapi, berbentuk buket.

"Ayah aku akan pergi ke taman sebentar." ucap Veronica dengan senyuman.

Taeyong ikut tersenyum, "Iya pergilah."

Setelah mendapatkan izin dari sang ayah, Veronica langsung beranjak pergi tanpa didampingi siapapun.

Taeyong yang melihat kepergian putrinya itu, merasa resah karena Veronica sendirian.

"Hyun!" panggil Taeyong, Tuan Mo yang menyadari langsung berjalan ke arah temannya itu.

"Iya ada apa?"

"Ikuti Veronica!"

"Untuk apa? Dia kan pemberani." ucap Tuan Mo dengan enteng.

Taeyong menatap tajam ke arah Tuan Mo. Tuan Mo yang melihat itu, langsung merasa takut sendiri dengan mata elang Taeyong.

"Iya iya aku akan pergi!"

Tuan Mo berjalan mengikuti Veronica sambil mengomel tidak jelas. "Letakkan saja matamu di bawah terik matahari, agar hilang. Dasar manusia es!"

"Mengapa aku mempunyai teman seperti itu."

•••

Di taman, Veronica bersandar di kursi taman yang terbagi menjadi dua. Ada yang menghadap depan dan ada juga yang menghadap belakang. Ia bersandar sambil menikmati udara malam yang masih segar ini.

Different Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang