8.Purnama

24 3 0
                                    

"Sepertinya aku menabrak manusia tadi. Kenapa menjadi seekor kucing?" gumam Veronica heran.

Tuan Mo dan Daeshim tetap menatap kucing itu seperti menatap makhluk jadi-jadian.

Veronica yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya sambil melipat tangan di depan dada.

"Apa yang kalian lakukan? Kalian ketakutan dengan seekor kucing?" tanya Veronica.

"Kita harus menyelamatkan kucing ini Veronica-ssi!"

"Iya, Jangan sampai kita mengalami kesialan!"

"Kalian diamlah! Kenapa kalian menjadi paranoid seperti ini??" ucap Veronica, yang kesal sendiri.

"Aku akan membawa kucing ini ke dokter hewan yang berada disekitar sini." ucap Veronica membuat Tuan Mo dan Daeshim menatapnya dengan heran.

"Carilah kain di dalam mobil!" lanjut Veronica.

Tuan Mo dan Daeshim memberikan senyuman. Mereka berdua sesegera mungkin mencari kain di dalam mobil. Tetapi mereka tidak menemukan sedikit pun kain, mereka berdua hanya melihat sapu tangan yang lumayan lebar milik CEO nya itu.

Tuan Mo menghampiri Veronica yang sekarang sedang berjongkok melihat kucing tersebut.

"Veronica-ssi kami tidak menemukan kain tetapi kita melihat sapu tangan kesayanganmu." ucap Tuan Mo dengan hati-hati.

"Ambil saja Tuan Mo kasihan kucing ini pasti kedinginan." balas Veronica sambil mengelus pelan tubuh mungil kucing tersebut.

"Baiklah Veronica-ssi!"

Veronica menatap kucing itu dengan tatapan sedih, ia sangat kasihan melihat kucing yang tergeletak karena dirinya.

"Mianhae."

Tuan Mo dan Daeshim yang melihat itu mereka tersenyum senang dengan sikap bertanggung jawabnya Veronica. Mereka sangat bangga dengan CEO nya itu.

"Veronica ini sapu tanganmu." Tuan Mo sudah membawa sapu tangan kesayangan Veronica.

"Berikan kepadaku Tuan Mo."

"Kita saja yang membereskannya! Masuk saja kedalam mobil Veronica-ssi." pinta Tuan Mo.

"Aku yang menabraknya, aku juga yang harus bertanggung jawab!" tolak Veronica.

Dengan cepat Veronica menggunakan sapu tangannya dan memakaikan sapu tangan ke tubuh kucing tersebut.

Selesai dengan itu, mereka semua masuk ke dalam mobil dan menancapkan kecepatan penuh menuju ke dokter hewan untuk memeriksa keadaan kucing tersebut.

Sesampainya di sana Veronica turun dan berjalan dengan tegesa-gesa sambil menggendong kucing di pelukan hangatnya.

"Permisi tolong periksa kucing ini!" pinta Veronica.

Kedua perawat itu langsung mengambil alat-alatnya dan masuk ke ruangan pemeriksaan untuk memeriksa kucing tersebut.

Veronica menunggu di luar sambil menggigit kuku jarinya. Ia takut kalau sampai kucing itu mati karena perbuatannya.

Sudah 30 menit berlalu, tetapi tidak selesai-selesai juga perawat itu memeriksa kucing itu. Veronica yang sudah tidak sabar langsung saja menyelonong masuk ke dalam dan membuat kedua perawat yang memeriksa kucing tersebut terkejut.

"Kau sebaiknya keluar dulu Veronica-ssi!" pinta salah satu perawat.

"Aku mau disini! Dia tanggung jawabku! Kalian mengerti!!!" bentak Veronica.

Kedua perawat itu hanya bisa memandang satu sama lain sambil menganggukkan kepalanya.

Veronica yang merasakan suasana sedikit canggung langsung duduk di sofa yang ada di ruangan itu.

Different Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang