Sejak kejadian aku bercinta dengan mas manin, mas manin dan Dena sudah jarang kerumah kami. Kami tidak tahu kemana mereka. Padahal kita sudah seperti keluarga sendiri.
Hari ini aku keladang mengantarkan makan siang untuk suamiku... Tetapi diladaang aku tidak menemukan suamiku. Aku mencari nya. Aku ingin menanyakan ke pada nak Ferry anak muda yang putus sekolah karena kenakalan remaja. Dia di Do dan sekarang menggembala sapi di ladang orang tuanya.
Aku menuju gubuknya.. dan ketika dekat aku mendengar suara desahan dan akupunktur mengintip kedalam gubuk tersebut.
Ya ampun... Pemandangan yang indah.
Mas Ferry sedang onani digubuknya.. penisnya 23 cm kalo aku taksir. Panjang dan tebal. Dia mengocok penisnya dengan semangat.. yang membuat aku horny adalah dia menyebutkan namaku. Ningsih sayang.. hisep kontol aku... Itu yang jelas dari mulutnya. Dia terus mengocok penisnya dan akhirnya muncrat. Arghjjjjj
Anjing babi. Enak banget memek kamu Ningsih... Aku suka...
Itu kata kata dia yang keluar dari mulutnya.Aku Langsung pergi dari gubuk Ferry.
Khawatir ketauan. Ya Ferry adalah anak petani orang'tuanya sudah angkat tangan dengan kelakuan nya. Tapi dengan mas Munaf dia dekat. Terkadang suka membantu kami diladang dan kami memberikan nya makan siang dan malam jika dia bermaksud kerumah pada malam hari.Mas Ferry memang selam ini suka melirik ke arahku.. suka membantu ku ketika menuju ladang. Dia suka pulang sore dan menunggu selesai diladang dan dianter pulang dengan motor oleh dia. Dia pernah cerita kepadaku bahwa penisnya ada bintitan.. apanya obatnya.. aku merasa malu waktu itu dan merasa risih. Aku hanya menjawab silahkan kamu tanya ke mas Munaf. Tapi dia ga berani bertanya ke as Munaf. Tapi setelah ini kalaondia bertanya lagi aku akan mengobati nya.. hmmmm batinku
Aku mencari mas Munaf dan ternyata dia sudah makan anak yang aku bawa..
Kamu dari mana?
Mencari mas... Mas kemana aja. ?
Tadi mengambil biji kacang dan nanti di bagi dua dengan mas manin. Tolong kamu anter ya ke ladang dia. Jelas mas Munaf
Baik mas.. aku nanti serahkan ke Dena ya... Jawabku.
Setelah mas Munaf selesai aku menuju ladang mas manin yang jaraknya sekitar 5 km dari ladangku. Cukup jauh dan cukup banyak menapaki sawah turun dan naik.Akhir nya sampai diladang mas manin. Tetapi sampai disana gerimis pun melanda desa kami. Tetapi aku tidak bisa menemukan mas manin dan Dena. Lalu aku pun berteriak
Mas manin... Dena...
Lalu ada yang bergerak dari arah gabah yang ditutupi plastik didalam ladang..ternyata mas maninNingsih kesini..
Itu mas manin dan karena hujan semakin besar aku berlari kearah suara untuk berteduh. Sampai disana
Ada apa Ningsih?
Ini aku mengantarkan biji ini mas. Mas Munaf menyuruhku.
Oh iya.. makasih ya... Ningsih
Dena mana mas...?
Dena ga keladang kurang enak badan dia....
Sini masuk.... Pinta mas manin
Hujan semakin deras. Aku duduk ditempat yang sangat sepi dengan mas manin. Petir menyambar... Dan suasana mulai sangat dingin..Kamu ganti baju Ningsih. Badan kamu dilap biar ga masuk angin.. Tawar mas manin
Aku langsung mengambil handuk kecilnya
Baunya akubsuka. Bau kerja mas manin.. aku buka baju dan mengeringkan tubuhku.Mas kemana aja mas? G kerumah main tanyaku
Iya sedikit Sibu ngurut.. jawab mas manin
Sini aku bantu....
Aku pun lama tiduran dia melap muka ku dengan handuknya. Kakinya sudah naik turun. Lalu berbisik kamu kangen mas ga?
Aku mengangguk...
Dan kita Lang sung ciuman dibawah rintik hujan dan petir. Mas manin Langsung menghisap teteku dan tanpa komando dia langsung membuat celana dalam ku. Dan diapun sama. Mas manin sudah bernafsu dan Lang sung memasukan kontol nya kedalam vaginaku..
Ahhhhhhhhhhhh sempit Ning...
Mas enak mas....
Ya Ningsih.. kamu Suka..
Suka mas....Lebih dalam mas..kontol mas lebih enak dari punya suamiku... Racauku
Sama Ningsih punya kamu enka banget... Kata mas manin...
Mas aku suka dientot mas...kalo mas pengen bilang aja ya.. aku berkat seperti itu kepada mas manin..
Iya Ning.. mas juga. Kita main kalo sama smaa pengen ya. Yang penting tidak ketauan.