kali kedua (2)

1K 134 24
                                    

Tribute to all of the readers who voted and did commenting, even cerita aku gabagus-bagus banget, i acknowledge kok akwkwk
percaya atau enggak YOU GUYS MADE MY DAY🐳🌻😢🦋🤗✨🌈🥺💙

but i'd love to thank all of you terlepas voment atau engga, an honor that you are here🤗

###

Letak kantor Perusahaan Minyak S tidak terlalu jauh dari rumah Windy. Pukul 09.00 Windy dikehendaki untuk mengadakan pelatihan konseling mental karyawan.

Dengan balutan baju berwarna kuning mustard, Windy turun dari mobilnya dengan mendekap MacBook pro di lengan kanan. Lalu di depan pintu otomatis sudah ada Sally yang siap mengantarkannya ke aula gedung pencakar langit ini.

"Bu Windy udah sarapan?" tanya Sally seraya memencet tombol menuju atas di dinding elevator.

"Udah, kok, Bu Sally udah juga?" tanya Windy dengan ramah.

"Saya sudah tadi, tapi Ibu benar sudah 'kan, Bu? Soalnya saya dipesan sama Pak Calvin kalo Bu Windy harus sarapan dulu," Windy tersenyum sendiri jadinya.

"Tapi.. kalo boleh tahu orangnya kemana ya?" tanya Windy tepat saat elevator berdenting di lantai ke-5, "Oh, Pak Calvin lagi ke Surabaya," tersenyum pahit ujungnya.

"Silahkan, Bu.." ujar Sally mempersilahkan masuk ke dalam aula.

"Oh iya saya lupa, Bu Windy," langkah Windy terhenti, kembali menghadap ke Sally yang berada dibelakangnya, "ini, tadi sebelum ke bandara Pak Calvin nitip ini, katanya untuk Bu Windy," cinnamon roll sungguh Windy kehilangan kalimatnya.

***

Meski ditawari makan siang tadi, Windy kurang bersemangat untuk makan nasi sekarang. Sehingga wanita itu menepi ke arah warung bakso favoritnya dulu. Karena jam makan siang, lumayan sulit bagi Windy untuk menemukan tempat parkir. Walaupun begitu Windy tidak mundur untuk memakan bakso siang ini.

Tak habis semangkuk bakso itu untuk Windy, segera ia meminum air dari botol minumnya lalu bergegas pergi setelah membayar.

Perasaan Windy sedikit campur aduk melihat kerumunan dengan latar suara alarm mobil.

Ah sial.

Itu mobilnya. H-RV putih.

"Astaghfirullah..." ucap Windy setelah melihat kaca belakangnya dipecah, lalu hanya bisa menutup mata saat mengetahui bahwa MacBooknya telah raib.

Polisi setempat tidak bisa melacak keberadaan pencuri itu karena kurangnya petunjuk. Windy juga skeptis pencuri itu akan ditemukan.

Jujur, Windy adalah pribadi yang malas memperpanjang masalah. Sehingga baginya adalah syukur MacBook yang hilang, bukan Mobil milik Ibu.

Setelah menelepon truk derek agar mobilnya dibawa ke bengkel, Windy hendak memesan taksi online namun tak satupun menerima ordernya. Sudah pelik hari ini hingga Sally adalah orang yang ia telepon untuk dimintai bantuan mengantarnya ke Depok, "Halo, Bu Sally... maaf banget sebelumnya tapi bisa gak anterin saya ke Depok? Saya baru aja kena musibah.."

***

Hari yang benar-benar penat.

Windy harus memburu membuat materi presentasi lewat laptop kantor dalam waktu 30 menit dan melalui banyak drama lainnya.

imagine: wenyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang