1.7 Miracle

2.3K 295 59
                                    

Happy reading ❤
.
.
.
.
.
.
.

Daehwi berlari ke dalam ruangan divisi pemasaran seperti orang yang baru saja dikejar anjing. Lelaki berwajah lucu itu pun langsung menuju kubikel Beomgyu.

"Beomgyu! Hah! A-ada daepyonim!"

Lelaki berwajah kecil itu mengatur napas sambil memegangi dadanya. Beomgyu yang tadinya sedang sibuk menyusun berkas di atas mejanya sampai hampir terjungkal karena kaget.

"Apa?! Daepyonim?! Untuk apa dia kesini?" Beomgyu langsung berdiri karena terkejut.

"Tidak tahu, Beomgyu-ah! Karena itu aku datang ke sini untuk bertanya padamu, kau kan' pacarnya!"
Cerocos Daehwi.

"Jangan asal bicara ya, Daehwi-ya!Siapa yang pacarnya? Mana aku tahu dia kesini untuk apa!" Beomgyu buru-buru membereskan barangnya dan bersiap untuk kabur keluar seperti yang dilakukan pegawai lain.

Kunjungan Yeonjun ke divisi pemasaran bisa dibilang sangat langka karena ini adalah pertama kalinya CEO datang ke divisi kecil seperti ini. Lagipula, mana mungkin ada atasan yang rela datang ke ruangan sumpek berisi pegawai rendah di jam makan siang?

Pegawai lain yang masih tersisa
di dalam ruangan pun langsung
terlihat panik dan sibuk. Mereka
buru-buru meninggalkan ruangan untuk makan siang di luar daripada harus berhadapan dengan CEO kejam mereka.

"Kim Beomgyu!"

Itu suara Yeonjun, Beomgyu tahu pasti. Wajah Daehwi langsung pucat dan ia langsung meninggalkan Beomgyu sendirian ketika Yeonjun sudah semakin dekat. Sebenarnya Beomgyu malas sekali bertemu lagi dengan Yeonjun jika bukan di jam kerjanya sebagai asisten pribadi.

"Eh, daepyonim? Ada perlu apa ke sini?" Beomgyu membungkuk singkat dan menundukkan kepalanya. Ia malas melihat wajah menyebalkan Yeonjun yang sialnya tampan sekali.

"Ikut aku!" Yeonjun tahu-tahu
menarik tangannya.

"E-eh! Tunggu dulu daepyonim!
Kenapa menarik tangan saya?
Ini bukan jam kerja saya sebagai asisten anda. Anda tidak seharusnya menarik tangan saya sembarangan." Beomgyu melepaskan cengkeraman tangan Yeonjun begitu saja.

"Ini adalah jam kerjamu, Beomgyu-ssi. Kau bekerja untukku diluar jam kantor dan sekarang adalah jam makan siang. Kau harus bekerja untukku sekarang!"
Kata Yeonjun memaksa.

"Lalu apakah saya tidak boleh menikmati makan siang saya?
Daepyonim, anda sudah mengambil seluruh waktu saya di luar jam kantor. Kenapa anda masih mengambil waktu istirahat kantor saya?"

Beomgyu menghembuskan napasnya kasar. Ia kesal sekali dengan majikannya yang semena-mena ini.

"Kalau begitu, kau akan makan
siang denganku. Tidak ada
penolakan!" Ucap Yeonjun dengan nada final.

"Seharusnya tidak boleh seperti ini, daepyonim. Lain kali jangan datang tiba-tiba ke sini karena karyawan lain bisa salah paham. Kita bahkan menjadi tontonan sejak tadi."

Beomgyu menekuk wajahnya saat melihat pegawai-pegawai lain sedang memperhatikan mereka dari jauh.

"Memangnya siapa mereka?
Aku akan membuat perhitungan
dengan siapapun yang macam-macam denganku. Sekalipun itu pegawai rendah
seperti mereka."
"Jangan daepyonim! Wajar mereka begitu. Salah daepyonim sendiri datang tiba-tiba ke sini. Mereka hanya membicarakan apa yang mereka lihat. Lagipula daepyonim kan bisa menghubungi ponselku jika ingin menyuruhku datang untuk makan siang."
Beomgyu meremas pinggiran jas
yang ia gunakan karena menahan kesal pada Yeonjun sekaligus malu menjadi bahan tontonan pegawai lain.

"Lalu kau pikir aku tidak
menghubungimu?" Yeonjun menatap Beomgyu dengan tatapan datar serta aura yang terasa begitu mengintimidasi.
"B-benarkah..?" Beomgyu buru-buru mengecek ponselnya dan mendapati belasan panggilan tak terjawab dari '나쁜 넘'. Mata Beomgyu terbelalak. Sial, ia bahkan tidak sadar jika sejak tadi ponselnya bergetar karena terlalu asyik bekerja.

Rainbow - [Yeongyu] [Remake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang