Mobil Jinan berhenti di depan gedung karaoke milik Dayana, mengantar si gadis pulang setelah menghabiskan waktu di pusat perbelanjaan. Liana sendiri sudah pulang dijemput supir orang tuanya, sehingga Yuna terpaksa pulang dengan Jinan yang dengan 'baik hati' mau mengantarnya pulang.
"Makasih kak," ucap Yuna cepat.
Saking tergesa-gesa, Yuna kesulitan untuk membuka sabuk pengaman yang menghalangi geraknya untuk segera keluar dari mobil Jinan.
"Mau dibantuin ga?" tanya Jinan dengan senyum simpul.
Sumpah! Yuna menyesal kenal dengan lelaki dihadapannya ini. Kiranya Jinan berbeda dengan lelaki lain, namun ternyata lelaki itu lebih menyeramkan dari manusia berjenis kelamin apapun.
"Hah!" teriak Yuna saat pegas sabuk pengaman tak juga mau bekerja sama dengan kerja tangannya.
"Sini aku bantuin," ucap Jisung mendekat.
Namun bukannya membantu melepas sabuk, Jinan justru menempelkan bibirnya pada bibir Yuna yang tengah lengah dan dengan sigap memegang kedua tangan gadis itu agar tidak mendorongnya.
Tentu penolakan itu ada, namun Jinan mampu menghadapinya dengan baik. Bahkan tak segan memberi sentuhan memabukkan pada bibir Yuna, melumat bagian atas dan bawah bergiliran. Entah darimana lelaki itu belajar, sepertinya dari video-video porno yang teman-teman sekelasnya sering kirim di chatting group khusus anak laki-laki.
Namun pertanyaan terbesarnya, apa tujuan Jinan mencium Yuna?
Jinan menjauhkan bibirnya setelah Yuna tidak lagi menolak, dan dengan santai menekan pegas sabuk pengaman yang menghalangi tubuh Yuna sebelumnya. Tak lupa menunjukkan senyuman termanisnya pada Yuna, seakan tidak terjadi apapun sebelumnya.
"Kak.....,"
"Hanya untuk membuatmu bersiap akan nanti malam. You still don't know whether you are safe or not, right? Just take my kiss as a warm up," potong Jinan.
"Sok tahu banget sih!" ketus Yuna.
Gadis itu langsung membuka pintu dan membantingnya. Dalam kepala mengutuk Jinan karena sudah sembarangan merebut ciuman pertamanya. Dan karena bergaya bagai cenayang, seakan tahu apa yang akan terjadi pada Yuna malam ini.
Sementara Jinan hanya tersenyum pelan, tidak merasa bahwa tindakannya salah. Netranya lalu tak sengaja menatap sebuah tas kertas di bawah kursi yang Yuna duduki sebelumnya.
Jinan mengambilnya, dan menemukan jaket denim yang ia sampirkan pada bahu Yuna beserta sebuah sticky note yang ditempel di bagian dalam samping tas. Jinan copot kertas itu dan menggumamkan tulisan di atasnya.
Dear Kak Jinan,
Thank you for your help last night!
Ini jaket kakak aku kembalikan. Tenang aja, udah aku cuci dan setrika kok. Tapi mungkin sedikit lembab karena aku ngeringinnya pake kipas angin.
KAMU SEDANG MEMBACA
trash life | yunasung ✔
General Fictioncover by @lazynim orang dewasa selalu menganggap bahwa remaja hanyalah sekumpulan anak kecil yang menua tanpa mengetahui bagaimana kerasnya hidup, tanpa melihat kemungkinan lain bahwa kehidupan remaja bisa jadi lebih menyeramkan dari yang mereka bay...