Kebingungan Juni membuat kepalanya pusing. Kehamilan yang tidak direncanakan ini benar-benar membuatnya bingung. Terakhir kali dia berbicara dengan suaminya adalah hari ketika suaminya itu menemukan pil kontrasepsinya. Juni menggunakan kemarahan Cakra sebagai alasan untuk pulang ke rumah orang tuanya.
Bagaimana seorang anak tumbuh tanpa orang tua yang lengkap? Bisakah satu orang tua menggantikan peran orang tua yang lain? Bisakah aku merangkap peran sebagai seorang ibu dan ayah sekaligus bagi anakku? Bahagiakah anakku kelak jika ayah dan ibunya berpisah? Sempurnakah kebahagiaannya jika harus berbagi tempat tinggal antara tempat tinggal orang tua yang berbeda seandainya aku bercerai? berbagai pertanyaan itu mendera pikiran Juni.
Juni mengerti bahwa tidak ada yang sempurna dalam hidup ini. Semua selalu ada kekurangan dan kelebihannya, begitu juga hidupnya. Juni mencoba mengingat kembali pertemuannya dengan Cakra. Apa penyebab perasaan tidak suka di hatinya padahal orang lain menilai bahwa Cakra adalah anugerah yang patut disyukuri?
Kalau dipikir-pikir, batin Juni pahit, pernikahan itu memang tidak perlu terjadi. Mengapa Cakra begitu bersikeras menikahinya sementara dia sudah melupakan kesalahan semalam yang terjadi di antara mereka? Lalu kehamilannya yang tidak terduga. Itu juga seharusnya tidak terjadi, Juni hanya melupakan pilnya sekali dan calon anaknya langsung hadir begitu saja.
Apa yang harus Juni lakukan sekarang? Juni bingung karena tidak mungkin melahirkan anak dalam kondisi rumah tangga yang tidak akur. Tidak mungkin mendidik anak sementara dia dan Cakra sebagai orang tua selalu tidak sepaham. Meskipun tidak terjadi di depan anak mereka, lambat laun sang anak pasti akan tumbuh dan perlahan mengerti situasi yang terjadi di antara orang tuanya.
Apa yang akan terjadi pada anakku jika dibesarkan dalam rumah yang seperti itu? Bukankah seorang anak harus dibesarkan dalam lingkungan sehat supaya dia memiliki kepribadian yang baik? Bukankah seorang anak harus disayangi dengan sepenuh hati supaya perkembangan emosionalnya mengarah kepada hal yang lebih positif? tanya Juni dalam hati.
Juni meremas rambutnya, berjalan mondar-mandir dalam kamarnya yang meski tidak besar, tetapi sanggup membuatnya tenang dan bahagia. Memang tidak semewah kamar di rumah Cakra, tetapi di sini pun Juni juga memiliki semua yang dia perlukan. Semua yang ada dalam kamarnya ini memang tidak sebagus yang ada di rumah Cakra, tetapi Juni juga bisa tidur dengan nyenyak setiap hari.
Kalau mau membandingkan, apa yang ada di rumah Cakra sudah pasti lebih baik dari yang ada di rumah Juni, tetapi rumah orang tua Juni memiliki segala kenyamanan yang sudah pasti dibutuhkan untuk mengasuh seorang anak. Juni tahu pasti bahwa Cakra tidak akan membiarkan anaknya tumbuh jauh darinya.
______
Republish, ya, temans. Siapa tau ada yang masih belum baca❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Cakrawala Juni
RomanceCover by @henzsadewa Kesalahan satu malam yang dilakukan Juni membuatnya menjadi pendiam dan menutup diri dari pergaulan. Hari-harinya hanya dia lalui dengan bekerja dan keluarga besar di akhir pekan. Cakrawala dipertemukan dengan Juni setahun setel...