Zaky terus bergelut dengan pikirannya. Ia semakin kesal dan berpikir yang tidak tidak karena Reysa tak kunjung menghubunginya.
Ia kembali meraih benda persegi yang sebelumnya terlempar asal ke atas kasur. Jarinya tergerak untuk menghubungi seseorang.
"Dimana?"
"Apart"
"Gue otw ke sana"
Bip. Telepon terputus, Zaky berjalan menuju lemari, ia memakai sweater asal dan beralih ke nakas, meraih kunci motor dan dompet kulit miliknya.
"Mau kemana, Ky?" tanya Vano, sang Ayah, setibanya ia di lantai dasar rumah.
"Apartment temen, Pa"
"Jangan pulang terlalu larut"
"Hm. Zaky pamit, Assalamualaikum"
"Wa'alaikumussalam"
Zaky mengendarai motor dengar kecepatan di atas rata-rata, mengingat jam sudah menunjukkan pukul 20:40, membuat jalanan sedikit lenggang, tidak terlalu padat akan kendaraan lainnya.
"Turun lo, gue di basement" ucapnya pada seseorang melalui telepon
"Naik aja anjir, ngapa jadi kencan di basement sih"
"Bacot njing, buru turun"
"Buset. Iya iyaa, sabar"
Samuel bergegas keluar dari apartmentnya untuk menemuin sang sahabat, Zaky.
Awal mula perkenalan mereka sampai manjadi sahabat memang terbilang cukup unik, dimana hari pertama Zaky masuk ke SMA Garuda, ia dengan sengaja menendang kaleng bekas minuman soda dan melayang bebas kemudian mendarat dengan mulusnya di kepala plontos seorang guru -pak Fulan-
Disaat yang bersamaan, Samuel yang juga sedang merasa kesal melakukan hal yang sama dengan sasaran empuk yang sama, pula. Hal itu sontak membuat pak Fulan mengaduh kesakitan dua kali, Zaky dan Samuel yang memang berdiri tak berjauhan memilih berlari menjauh sejauh mungkin agar tidak tertangkap tangan pak Fulan.
Tak cukup sampai disitu karena Samuel sempat menabrak seorang cowok yang diduga berasal dari kelas IPS, terbukti dari gayanya yang urakan --khas cowok-cowok IPS di dalam cerita wattpad-- membuatnya terjungkal dan semakin menambah kesialan untuk ia dan tentunya si anak baru, Zaky.
Mereka terus berlari, bukan lagi hanya kabur dari tangkapan pak Fulan tetapi juga dari amukan siswa asal IPS itu, keduanya terpisah di ujung koridor kelas sepuluh, kemudian kembali bertemu di taman belakang dengan keadaan badan yang sama basah karena keringat.
"Ngapa lo? Tumben ke sini" tanya Samuel saat sudah sampai di basement
Zaky hanya menghela nafas dan mengacuhkan pertanyaan yang terlontar dari mulut Sam, "Bagi sebat dong"
"Nih" uluran rokok dari saku celana pendek sang sahabat itu diterima baik oleh Zaky.
Ia mulai menyalakan rokok dan menyesapnya dalam, merasakan kenikmatan dan ketenangan secara bersamaan. Ia terus menyesap rokonya acuh, tak peduli hal itu membuat paru parunya penuh akan zat nikotin yang bisa di bilang, berbahaya.
"Kenapa? Lagi ada masalah lo?" tanya Samuel memecah keheningan
"Hmm"
"Ke club aja lah skuy, cari cewek bohay disana"
Zaky melirik Samuel, menoyornya pelan. "Lo waras? Tobat goblok, udah tua, udah kelas 12. Lo ngga pernah ya denger kabar kalo kelas 12 itu rawan matinya karena mau ujian?" cecarnya, "Kan ngga lucu anjing, lagi asik manteb manteb tiba tiba mokad"
KAMU SEDANG MEMBACA
Should've Been Us
Teen FictionIni kisah tentang dua muda mudi yang saling jatuh cinta Hidup mereka ngga fantastis Kisah mereka juga ngga romantis Ketemunya ngga kaya di buku-buku Jadiannya pun ngga kaya di film-film Tapi mereka tetap menikmati waktu dan mencoba untuk saling m...