Aku zara gizeler qiarfa aku cantik, aku mempesona tpi, apa kalian mau tau akulah iblis kematian yang siap menerkam manusia munafik!
****Zara berjalan menuju kantin yang selalu dipenuhi manusia lapar, banyak orang yang menatapnya takut bahkan ada yang berusaha menyindirnya.
"Itu primadona sekolah ini kan? "
"Primadona tapi ko gada temen? "
"Cantik tapi ko sangar"dll
Bagiku cantik bukanla segalanya, aku primadona di SMA BANGSA ini, tapi apa kalian tau ?disini aku tidak memiliki satupun temen, bukan tidak memiliki teman si banyak yang ingin menjadi temanku tapi untuk apaa jika semua munafik bahkan sebagian dari mereka sudah habis ditanganku.
"Hallo zara" sapa seseorang yang sedang duduk di kursi kosong disisi kiri zara
Zar tidak menjawab zara hanya meliriknya sekilas
"Aku boleh duduk disini?" ucapnya pelan
Zara hanya mengangguk.
"Baiklah terima kasih, apa kamu tidak makan? "
Zara menggeleng.
"Kenapa?" tanyanya sekali lagi
"Mau aku makan atau tidak itu bukan urusanmu!" pekik zara membanting kuat sedok yang ada dihadapanya
"Maaf"
Dia klarista Margaretha siswi terpintar di SMA bangsa, gadis itu sejak dulu berusaha mendekati zara berharap Zara akan menerimanya menjadi teman. Namun Zara bukalah gadis yang mudah menerima orang baru, dia harus tau bibit dan bobot dari seseorang yang ingin mendekati nya.
"Kamu tidak mau makan?" tanyanya lagi setelah ia menerima bakso pesanannya
Zara menggeleng.
"Zara apa boleh aku duduk disampingmu nanti saat dikelas? "
Zara mengangguk.
"Kesempatan bagus zara, aku harus menelitinya siapa dia sebenarnya"
Zara menatap klarista yang sedari tadi melamun "Klarista apa yang kamu pikirkan?" tanya zara
"Em tidak aku tidak memikirkan apapun " jawabnya dan langsung mengedipkan matanya yang hampir kering akibat melamun terlalu lama
"Kamu memikirkan tio?" tanya zara hati hati
Seketika klarista terkejut mendengar pertanyaan yang diberikan zara "Kamu tau tio? "
"Satu sekolah sudah tau hubunganmu dengan tio" jawab zara
"Tio berubah zara" lirihnya
"Sudah jangan kau pikirkan laki laki bodoh seperti dia"
Tiba tiba seorang gadis datang menghampiriku dan klarista, "Aku difta taradila, kalian? " ucap gadis itu dan mejabatkan tanganya kehadapan zara
"Aku klarista" jawab klarista dan membalas jabatan tangan difta
"Kamu?" tanyanya pada zara
Zara diam zara benci orang yang tidak menyapa terlebih dahulu itu tidak sopan!
"Oh ini temenku namanya zara" jawab klarista
"Sombong "~batin difta
Klarista kembali melamun butiran bening mulai terlihat di sela sela matanya.
"Kamu kenapa?" tanya difta
"Aku kesel sama tio" jawab klarista
"Tio kan banyak ceweknya,aku liat dia tiap hari ganti ganti cewek" ucapnya sembari tersenyum penuh arti
Klarista menutup wajahnya dengan kedua tangannya, tampak jelas rasa cemburu terlihat diwajah klarista.
"Yaudah aku balik duluan ya" ucap difta berlalu
Kringg... Kringg
Bel masuk berbunyi aku menatap klarista iba
"dasar difta sialan! " batin zara
"Aku ke toilet dulu ya zara,kamu duluan saja"
Zara bangkit dari kantin dan berjalan menuju kelas
"Eh eh woe aku udah berhasil bikin klarista cemburu" ucap seseorang didepan pintu kelas. Shit! Itu difta.
"Kamu hebat difta, aku akan mentraktirmu shoping minggu ini" ucap hirdara tertawa
"Berani sekali kamu dirfa, kamu tidak tau siapa aku, kamu orang munafik baru yang akan jadi mangsaku. "
Aku menghampiri difta setelah hildara pergi kembali ke kelasnya
"Hai difta boleh aku minta bantuanmu? " tanya zara sembari merangkul difta
"Boleh ra" zaramembawa difta manaiki tangga darurat disekolah ini yang dimana disini selalu sepi
"Suasana yang sepi pas sekali untuk bermain"
"Mau ngapain?" tanya difta takut
"Tidak aku hanya ingin mengajakmu bermain disini"
"Bermain? bermain apa?" tanyanya bingung
Zara berjalan maju seiringan dengan difta yang berjalan mundur, zara sudah melihat kaki difta yang sudah mentok di pinggir tangga.
"Apaan si zara! " ucapnya sembari mendorong bahu zara, zara memegang bahu difta dan yahhh...
"Aaaaaaa...." teriaknya, zara mendorongnya dari tangga darurat yang cukup tinggi ini
"Selamat tinggal manusia munafik! " teriak zara diatas, zara melihat difta yang sudah bersimbah darah dari kepalanya
Zara tersenyum bahagia, entah sudah berapa kali zara menghabisi manusia munafik sepertinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZARA (Tahap Revisi)
Teen FictionZara gizeler ballerina seorang gadis yang memiliki kehidupan suram, tak ada sedikitpun belai kasihan. Malaikat kematian bagi orang sekitar nya, malaikat kematian bagi orang yang suka bermain-main dengannya. Saya kembali. Siapapun penghianat tak akan...