part 5

111 13 0
                                    

klarista margaretha bisa dibilang anak terpintar di SMA bangsa ini, dibalik kecerdasannya terdapat otak licik yang sangat lincah jika urusan pembunuhan,ia telah membunuh ayahnya sendiri, dia ayah, ayah yang seharusnya tidak pantas disebut ayah! Dia seorang pemabuk! Dia telah membunuh adik kesayangannya! Dengan kecerdasannya ia bisa menutupi siapa dia sebenarnya.

Hari ini hari yang banyak dinanti seluruh anak sekolah, ya hari ini hari minggu hari terbebas dari kata B E L A J A R.

Tapi tidak baginya hari hari ini penuh akan belajar, bergelut dengan buku itu kebiasaannya.

Hari ini klarista menepatkan janjinya kepada zara untuk mengerjakan seluruh tugas dirumahnya.

Sedari tadi zara hanya hanya diam tidak membuka suara sedikitpun.

"Dah beres" ucapnya sembari mengelap jidatnya yang dibasahi oleh kringat

"Apa semua soal sudah?" tanya zara

"Sudah zara" jawab klarista

Zara menarik tangan klarista menaiki anak tangga" ayo kekamarku klarisa"

"Oh ayo ra" jawabnya

Zara membawanya kesebuah ruang gelap dikamarnya membuatnya bingung dengan ruangan ini ,ini seperti ruang rahasia ruang yang entah membuka pintunya dengan apaa,pintu ini seperti pintu gaib otomatis terbuka saat zara datang.

Zara menarik tangannya mengajaknya masuk dedalam ruang gelap itu "ayok klarista" ajak zara

"Zaa..zara gelap" ucapnya terbata bata

"Apaa zara ingin membunuhku?" batin klarista yang terus saja bertanya tanya

"Tidak klarista aku tidak akan membunuhmu" ucap zara

"Kamu bisa baca pikiranku?" tanya klarista yang dibalas anggukan oleh zara

Klarist dan zara mulai melangkah memasuki ruangan gelap ini, ruangan ini sangat gelap tapi tidak ada debu sedikitpun, bahkan banyak sekali album foto di disini dan foto foto yang dibiarkan berserakan dilantai bukan hanya sebuah foto bahkan disini terdapat tengkorak jari telunjuk manusia.

Aku mengangkat jari telunjuk yng sudah menjadi tengkorak itu "zaraaa ini jarii?"

"Iyaa itu jari telunjuk klarista apa kamu suka? Jika kamu suka bawalah kerumahmu pajang dimeja belajarmu" jawab zara membuat siapapun yang mendengarnya akan bergidik ngeri

"Tidak tidak zara aku tidak menginginkanya" jawab klarista dengan suasana pikiran yang entah kearah mana.

"Baiklah jika kau tidak menginginkannya lain kali akan kutawarkan anggota tubuh lainya" jawab zara

Klarista menelan ludahnya kasar antara percaya atau tidak "aku tidak suka anggota tubuh zara" jawabnya

"Lalu kau menyukai apa klarista?" tanya zara

"Aku menyukai masakan ibuku emm ya masakan ibu" jawabnya glagap

"Hem apaa masakan ibu lezat?" tanya zara

"Sangat lezat zara" jawabnya

"Apa bisa ibu mu memasakanku daging manusia?" tanya zara yng membuat klarista terlonjak kaget

"Eh hem anu itu enggak ra" jawabnya terbata bata

Zara mengusap wajah klarista sembari tertawa "tidak usah tegang klarista aku hanya bercanda tidak mungkin aku memakan daging manusia itu sangat menjijikan"

"Uhh zara kau membuatku takut saja" jawabnya dan menghembuskan nafas lega

Klarista kembali berjalan mendekati rak buku berwarna hitam disana yang dipenuhi banyak sekali album foto.

Karena rasa penasarannya meronta ronta klarista berniat mengambil salah satu album itu untuk melihat dalamnya.

Zara membawa satu buku itu kehadapan zara "zara apa boleh aku membukanya?"

Zara tersenyum licik ketika aku membawa album ini "boleh klarista"

Klarist mulai membuka album ini ia sangat penasaran apa isi album yang berwarna hitam dengan gambar kapak di atasnya.

Betapa terkejutnya ia melihat isi album ini, sungguh pemandangan yang sangat mengerikan banyak sekali foto organ tubuh manusia disini.

"Bagaimana klarista penasaranmu sudah terobati" tanya zara

"Eh em zara ini foto apa?mengapa semua isi album ini organ tubuh dan manusia berlumur darah?" tanyanya

"Itu mangsaku klarista yang sudah pergi untuk selama lamanya" jawabnya

"Zara apa kau tidak takut jika polisi? tau atau arwah mereka datang menghantuimu?" tanyanya

"Sudah pernahku bilang klarista polisi tidak akan tau, arwah mereka la yang sering datang menghantuiku"

"Apaa kau tidak merasa terganggu atau takut zara?"

"Tidak klarista itu sudah biasa bagiku" jawabnya

Klarista menelan ludahnya kasar dan matanya tidak ingin berkedip setelah mendengar semua kata kata zara.

"Apa aku harus jujur sekarang?" batin klarista

"Ah tidak tidak" gumam klarista

"Kau bicaraa apa klarista?" tanyaa zara

"Enggak enggak aku tidak bicara apapun" jawabnya glagap

"Kau aneh sekali? jangan jangan kau"

"Eh udah jam 4 aku pulang ya zara bay" jawabnya berlalu

"Baiklah hati hati klarista"

"Apaa yang kau rahasiakan klarista" batin zara

ZARA (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang