part 3

145 17 0
                                    

Hari cepat sekali berganti, aku malas pergi kesekolah aku tidak suka dengan orang orang disekelilingku aku benci mereka!

Zara sedang duduk di belakang sekolah menatap langit yang cerah tapi mengapa kehidupannya gelap?

Tatapan zara  sedang bergelut dengan novel yang baru ia beli.

Semua orang berlalu lalang didepannya namun tidak ada yang ingin duduk bersamanya .

Brakk

Seseorang mendorong klarista digedung belakang sekolah ini, ia menyeret klarista dan menjambak kuat rambut klarista.

Klarista memang bukan temen dekatnya tapi zara sangat benci melihat pembullyan.

"Lihat saja kamu akan habis ratu bully"

Zara berlari menghampiri klarista, dengan cepat klarista berlari menghampiri zara ia bersembunyi dibelakang zara mata klarista yang sudah sembab membuatnya susah untuk melihat.

"Minggir lo gue gada urusan sama lo!." pekik orang tersebut melipat tanganya didada

Zara  mengambil pisau kecil disaku bajuku,tampak jelas raut wajahnya yang bingung

"Eh primadona abal abal minggir lo gue gada urusan smaa lo!."  pekiknya sekali lagi, zara muak mendengarnya, zara menarik rambutnya kasar zara mengikat  mulutnya dengan tali yang ada di sakunya, zara ikat badannya disalah satu pohon besar dibelakang sekolah.

Zara  menyayat perlahan pipi mulus gadis ini darah segar mulai memenuhi wajahnya, ia menatap zara melas meminta mohon, tapi sayang sekali zara bukan orang yang pemaaf, zara mengikat lehernya dipohon dengan sangat kencang dengan sekuat tenaga gadis itu menarik nafasnya.

"Merinta sayang, siapa suruh kamu membuly klarista, kamu ingat aku sangat amat benci pembulian"

Ku goreskan lagi pisau kesayanganku di pipi kirinya, darah terus saja mengalir disana tubuhnya terhuyung lemah.

"Tenang klarista aku tidak akan melukaimu"

Klarista berjalan mundur, ia bingung dengan apa yang terjadi.

Zara mendekatkan wajahnya di telinga merinta "kali ini kamu selamat, tutup mulutmu soal ini atau kamu habis hari ini juga" bisik zara yang dibalas anggukan olehnya.

Zara membuka tali yang melingkar dibagian tubuhnya, zara mekeluarkan sapu tangan miliknya dan memberikannya pada gadis itu "Kamu pakai ini tutupi wajahmu, pergilah dan bersihkan wajahmu" bisiknya

Merinta berlari menuju kamar mandi membersihkan wajahnya yang berlumuran darah itu.

Zara menarik klarista kembali ke dalam kelas, klarista hanya diam saat dirinya ditarik oleh zara.

Zara menghela nafas pelan" Klarista aku tidak akan melukaimu" ucapnya meyakinkan

"Apa ucapanmu benar?" tanya klarista takut

"Benar klarista"

Zara dan klarista berjalan memasuki kelas, yah sebelumnya zara dan klarista pergi ke kamar mandi untuk membersihkan pisau kesayangan zara ini.

Klarista duduk disamping zara ia menatap zara penuh tanya "Zara" ucap klarista

"Apa yang kau butuhkan? Kau ingin meminjam pulpenku?"

"Tidak zara, aku hanya ingin bertanya" ucapnya sembari meremas remas tanganya

"Kejadian tadi?"

"Iyaa zara apa kau tidak takut? " tanyanya

"Tidak, aku sudah biasa melakukannya " jawab zara

"Apa yang biasa kau lakukan?" tanyanya lagi

"Aku suka membunuh orang orang munafik klarista" jawab zara sembari membenarkan rambutnya yang tidak beraturan

Klarista menelan ludahnya kasar "polisi?"

"Polisi tidak akan tau klarista" jawab zara

"Jika merinta melaporkanmu kepolisi bagaimna?"  tanyanya sekali lgi

"Jika memang ia melaporkannya, aku akan memotong kecil kecil badanya, akan ku berikan ke anjing peliharaanku" jawab zara melipat tanganya didada

Lagi lagi klarista menelan ludahnya kasar dan menatapku tanpa berkedip

"Lain kali apa kau ingin ikut bermain denganku?" tanya zara dan mendekatkan wajahnya kehadapan klarista

"Aaku takut " jawabnya

Zara menempelkan jari telunjuknya ke bibir klarista "Sutttt udah jangan terlalu kau pikirkan klarista ini hanya sebuah permainan"

"Baiklah aku akan bermain sepertimu" ucapnya yng kubalas dengan anggukan.

ZARA (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang