Salju 9

10 1 0
                                    

"Gue dimana?," Salu perlahan membuka matanya.

Ia memperhatikan sekitarnya, tempat putih, impus, selang oksigen, dan bangsal. Dia tahu dia dimana, yaps rumah sakit.

"Lu, ini gue Reyno," Reyno yang kaget tangan salu bergerak dalam genggamannya terbangun dari tidurnya.

"Rey, gue kenapa?."

"Kita kecelakaan, mobil gue rem nya blong," titah Reyno.

"Tapi, tapi loo gapapakan?," Salu sangat mengkhawatirkan Reyno.

"Hey hey tenang, gue gapapa. Lo yang kenapa-kenapa sekarang gara-gara gue, dihari ulang tahun lo pula," Reyno semakin menggenggam tangan Salu sambil menenangkannya.

"Ardi mana?," Sambil melihat sekeliling Salu mencari sosok Ardi.

"Gue suruh pulang tadi, kasian dia kecapean nungguin lo dari kemaren ga sadar-sadar," senyuman tipis tertarik dari makhluk dingin itu.

"Gue udah lama ga sadarnya? Terus Ayah gue gimana? Udah tau?," raut cemas sekarang melintas di wajah imut Salu.

"Udah 48 jam juga lah, Ayah lo udah tahu kok." Reyno menjelaskannya lagi.

Suasana hening terasa sekarang, Salu dan Reyno tak saling membuka percakapan tapi mata mereka saling beradu, seperti ingin mengatakan banyak hal namun ada yang mengganjal.

"Sayang? Uda sadar?" Ayah masuk ke ruangan.

"Udah om, Salu udah sadar. Saya izin pamit." Kata Reyno sambil menyalami Ayah Salu.

"Ooh iya nak, hati-hati. Terima kasih udah jaga putri saya." Sambil menepuk pundak Reyno, Ayah mengantarnya keluar.

Reyno menatap Salu lagi, begitu juga sebaliknya. Salu seperti ingin menahan agar Reyno tak pergi, tapi tak bisa. Salu terobsesi oleh egonya.

"Gimana keaadan kamu nak? Maaf Ayah jarang ada disamping kamu." Ayah Salu kini mulai meneteskan air matanya.

"Gak apa-apa kok yah, Salu cuma pingsan doang. Untung ada Reyno." Jawab Salu sambil tersenyum.

"Reyno menghubungi Ayah lewat ponsel kamu kemarin, karna ada badai kemarin, pesawat Ayah ditunda dan Ayah baru sambil tadi." Jelas Ayah.

Salu hanya mengangguk pelan, tanda dirinya sudah paham dan lumrah oleh Ayahnya.

"Yah, Salu mau tidur dulu yaa." Salu memejam matanya.

"Iya sayang tidur lah." Sambil mengelus lembut kepala Salu.

***

"Pagi Musuh gue.." bisik seseorang pelan di telinga Salu sehingga membangunkannya dari tidur.

"Re-Reyno? Ngapain disini? Ga sekolah?." Salu yang kaget langsung banyak bertanya.

"Gue bawain sarapan, soalnya gue tau masakan rumah sakit itu ga enak!" Ketus Reyno.

Salu hanya mengulum tawanya.

"Oiya ntar abis pulang sekolah gue sama Ardi bakal kemari. Lu cepet sehat anjir, gue rindu ocehan lu di kelas." Rengek Reyno.

Lagi-lagi Salu hanya tersenyum melihat tingkah musuhnya yang satu ini. "Aneh."

"Yauda gue pergi dulu yaa, dimakan jangan lupa Emak gue yang masak tuh." Perintahnya sambil tertawa lalu keluar dari ruangan.

"Reyno sweet banget si." Katanya sembari membuka bekal yang di bawa oleh Reyno.

***

Kelas tampak sepi bagi Ari tanpa kehadiran sosok bestie-nya. Terhitung sudah 4 hari sejak kecelakaan itu terjadi.

"Woy, lu mau ikut ga ntar liat Salu?" Reyno datang mengaketkan.

"Eh lo, iya gue ikut." Jawabnya melas.

"Lo kenapa?" Tanya Reyno penasaran.

"Gapapa, gue cuma mikir. Seandainya gue ingetin tu bocah buat make sabuk pengaman pasti ga kaya gini." Sedihnya.

"Iya gue juga nyesel nanggepin tu King Of Drama, alias Diva. Coba aja ga gue tanggapin pasti kita ga bakal nabrak." Sesal Reyno.

Ari membuyarkan lamunan Reyno, "Yauda ah, ngapa jadi gini si. Ntar pulang sekolah tungguin gue, gue bawa motor soalnya."

"Iyee siapp."

***

Terik matahari tepat diatas kepala, semua siswa berhamburan keluar gerbang tanda sekolah telah usai.
Reyno dan Ari masih di parkiran, hendak menjalankan motornya untuk segera menemui Salu di Rs.

"Tunggu sebentar!"  Teriak seseorang menghalangi mereka.

"Apaan lagi si Div? Ga cape lo ganggu kita terus?! Ga puas liat Salu hampir mati?!" Reyno kepancing emosi.

"Gue ga suka lu pada caper ke Salu" Titah Diva pada mereka.

"Eh sambel udang, lah kita temennya. Ngatur lu!" Saut Ari tak mau kalah.

"Diem lu biji onta!" Teriak Bass, anggota geng Diva.

"Minggir atau gue tabrak?" Sinis Reyno sambil melajukan motor R12 nya.

Hampir tertabrak Diva, "Sialan lo!"

_______________________________________________
"Mengapa kita menjadi dua sosok asing padahal dulu kita pernah menjadi couple goals yang membuat banyak orang iri"

-SA

24 juli 2021

Maaf fakum setahun😫😫🙏🏻
Author sibuk bangettt

SALU DAN SALJUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang