ENJOY AND DON'T FORGET TO VOMENT
Berkali-kali Jisung menghubungi Hyunjin, berkali-kali pula pemuda itu tidak mengangkat panggilannya.
Pada percobaan kesekian, akhirnya panggilannya diangkat.
"Halo, Sung?"
"Jin! Lu dimana? Katanya mau makan bareng?" Omel Jisung.
"Astaga Sung, sorry gue lupa banget..."
"Trus gimana? Gue udah di lobby daritadi." Jisung kesal.
"Eum... Lu makan sendiri aja deh ya Sung? Gue lagi di apartemen Ryujin, dia udah masak buat gue."
Astaga... Jisung langsung menarik nafas panjang. Sabar Jisung sabar.
"Oh gitu. Bilang kek daritadi. Yaudah, enjoy ya."
"Thanks baby."
Jisung pun mematikan panggilannya dan mendudukkan diri di sofa lobby perusahaannya. Mau marah tapi tidak bisa marah.
"Loh, Jisung kok belum pulang?" Seungmin muncul bersama Jeongin.
"Ah, ini mau pulang kok." Jisung tersenyum.
"Nungguin Hyunjin ya? Mau pulang bareng?" Tebak Jeongin.
"Enggak hehe, Hyunjin udah balik daritadi." Jisung mengusap belakang lehernya.
"Trus lu balik sama siapa? Bareng aja yuk, Jeongin bawa mobil. Gapapa kan Jeong?" Seungmin menatap Jeongin.
"Gapapa sih, ayo aja." Jeongin setuju.
"Duh... Gak deh, gak enak ngerepotin." Jisung menolak.
"Apaan sih kaya sama siapa aja. Udah yuk." Seungmin menarik lengan Jisung, mau tak mau pemuda itu pun menurut.
Dan disinilah Jisung, di sebuah restoran seafood di dalam mall bersama Seungmin dan Jeongin.
"Enak? Nih ambil punya gue." Jeongin memindahkan potongan bakso ikan di piringnya ke piring Seungmin.
"Loh lu gak mau?" Seungmin menatap Jeongin.
"Udah makan aja." Jeongin tersenyum dan mengusap rambut Seungmin.
Jisung yang melihatnya jadi kesal, sekarang ia seperti obat nyamuk.
"Eh Sung, bukannya itu Hyunjin?" Manik Seungmin menyipit saat melihat seorang pemuda jangkung yang dikenalnya.
Mendengar nama Hyunjin, Jisung langsung menoleh secepat kilat. Dan benar saja, Hyunjin tengah bersama Ryujin di sebuah stand make up. Tangan pemuda tampan itu melingkar di pinggul Ryujin, sesekali mengusap atau bahkan mengecup puncak kepala gadis itu.
"Wah, pantes gak bareng Jisung, lagi kencan rupanya." Ujar Jeongin.
"Eum... Jeong, Min, gue ke toilet bentar ya." Jisung bangkit dari duduknya dan berjalan cepat ke arah toilet restoran itu.
Begitu masuk ke salah satu bilik, Jisung menyandarkan punggungnya di dinding dan memejamkan kedua maniknya erat-erat.
"Jangan nangis... Jangan nangis... Jangan nangis..." Jisung berusaha mendoktrin dirinya sendiri, namun gagal.
Kedua maniknya terasa panas, tenggorokannya tercekat, dan air mata mengalir begitu saja dari kedua maniknya.
Jisung tidak mengerti mengapa ia harus menangis?! Jisung betul-betul tidak paham. Ia mati-matian menolak fakta bahwa ia tidak suka saat melihat Hyunjin berjalan dan melakukan hal-hal manis dengan orang selain dirinya.
Egois? Iya, Jisung merasa egois, namun ia tidak tahu alasannya.
*****
CKLEK
"Jisung sayang!" Suara berisik Hyunjin memasuki pendengaran Jisung saat pemuda itu tengah duduk bersila di atas ranjangnya sembari menyelesaikan sebuah demo lagu.
"Eh, udah mandi, udah cakep." Hyunjin menaiki ranjang dan membaringkan kepalanya di paha Jisung.
Jisung tersenyum, kemudian membawa tangannya mengusap kepala Hyunjin.
"Ngapain dateng malem-malem?" Tanya Jisung. Pasalnya jarum jam sudah menunjukkan pukul 22.00.
"Gue kangen, sama mau minta maaf karna tadi lupa kalo mau makan sama lu." Hyunjin memeluk perut Jisung, menggesekkan wajahnya disana hingga Jisung kegelian.
"Haha, apa sih segitunya banget, gak penting juga." Ujar Jisung.
"Eh Sung, tau gak? Besok Ryujin ngajak gue ke rumahnya, katanya mamanya pengen ketemu gue."
Seketika senyuman di wajah manis Jisung luntur. Namun pemuda itu berusaha mengontrol ekspresinya.
"Oh ya? Terus lu mau?" Jisung berpura-pura terdengar excited.
"Ya mau lah anjir, kesempatan mau ketemu calon mertua. Tapi gue deg-degan." Hyunjin menarik laptop Jisung dan meletakkannya di meja nakas, kemudian mendorong tubuh Jisung hingga terbaring dan memeluknya erat.
"Kenapa deg-degan?" Wajah Jisung dan Hyunjin kini berhadapan.
"Takut mamanya gak suka gue, takutnya gue dibilang kurang ganteng hehehe..." Hyunjin menyengir, membuat Jisung kesal dan langsung mencubit perutnya.
"Kalo mamanya bilang lu gak ganteng, brati mamanya harus ke dokter mata." Balas Jisung.
"Oh jadi gue ganteng ya?" Hyunjin mulai menggoda Jisung.
"Apa sih, gantengan juga gue." Jisung membalik tubuhnya hingga memunggunggi Hyunjin.
"Lu gak ganteng, lu tuh manis." Hyunjin membawa wajahnya ke ceruk leher Jisung, iseng menciumi leher pemuda itu.
Dan entah mengapa hanya mendengar Hyunjin menyebutnya manis, kedua pipi Jisung memanas.
"Pokoknya kalo ada yang mau deketin lu, harus berhadapan sama gue. Gue harus mastiin bahwa dia layak jadi pendamping lu." Ujar Hyunjin.
"Apaan sih random banget topik lu." Jisung memukul pelan tangan Hyunjin yang masih memeluknya.
"Tapi lu jangan dapet pacar cepet-cepet ya, ntar gue cemburu."
CHU
Hyunjin mengecup bibir Jisung.
Jisung tersenyum tipis.
'Harusnya gue yang ngomong gitu, Hwang Hyunjin...'
TBC
Mau nanya, kalian tau drama BL Thailand yang judulnya "Theory of Love"? WKWKWK
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIEND WITH BENEFIT || hyunsung (coмpleтe ✓)
FanfictionJisung memejamkan kedua maniknya, mendadak mengingat ucapan Changbin, salah satu sahabatnya saat di studio tadi. "Sebenernya hubungan lu sama Hyunjin tuh apa sih? Kalian ngaku temen, tapi sikap Hyunjin ke lu bener-bener kaya cowok yang care ke pacar...