【part 7】

4.7K 786 173
                                    

ENJOY AND DON'T FORGET TO VOMENT

Jisung tidak berhenti menangis sejak Minho memergokinya di toilet tadi. Pemuda manis itu berusaha mati-matian menahan air matanya dan bersikap wajar, namun percuma. Jisung hilang kendali atas dirinya sendiri, ia hanya ingin menangis dan terus menangis sampai puas.

"Udah mendingan?" Tanya Minho dengan lembut.

Jisung menatap Minho sekilas, kemudian kembali menunduk. Ia merasa malu sekali harus berhadapan dengan orang lain dalam keadaan tidak baik begini.

Untuk saat ini, Minho mengajak Jisung ke rooftop perusahaan dan menemani pemuda manis itu menangis sampai puas. Kurang lebih hampir 1 jam kedua pemuda itu menghabiskan waktu di rooftop, hingga waktu menunjukkan pukul 17.00 dan langit mulai berwarna jingga. Bahkan lampu rooftop pun sudah menyala.

"Come here, hug me." Minho menarik tubuh Jisung dan memeluk erat pemuda itu. Minho tidak tahu apa yang bisa dilakukannya saat ini selain berusaha menenangkan Jisung.

Namun, bukannya tenang, Jisung malah menangis makin menjadi hingga dada Minho pun basah oleh air mata.

Dua jam berlalu, Jisung akhirnya sudah lebih tenang. Minho benar-benar sabar menunggui pemuda itu hingga selesai menangis.

"Kak... Tolong gak usah bilang ini ke siapa-siapa ya?" Pinta Jisung dengan suara parau.

Minho mengangguk. "Gak bakal. Asal lu cerita yang jujur ke gue, lu kenapa?" Minho mengusap air mata Jisung dengan tisunya yang kini tersisa 2 lembar.

Jisung sudah menghabiskan hampir 1 pack tisunya.

Jisung menarik nafas panjang, mempersiapkan diri untuk memulai bercerita.

"Gue... Kayanya suka sama Hyunjin." Ujar Jisung.

Minho diam.

"Dan... Tadi Hyunjin bilang... Kalo dia sama gebetannya udah jadian." Jisung melanjutkan.

Minho mengangguk. Kini ia paham.

"Gue... Gue berusaha yakinin diri gue bahwa gue gak suka sama Hyunjin kak, gue tau dia straight, gue tau perasaan gue gak bakal kebales, gue... Hiks..." Jisung tidak sanggup melanjutkan, air matanya kembali mengalir tanpa sanggup ditahan.

"Sssttt, udah gak usah dilanjut. Gue ngerti. Lu gak salah." Minho kembali memeluk Jisung dan membiarkan pemuda manis itu melanjutkan tangisannya.

"Ayo makan sushi, gue yang traktir. Oke?" Minho menangkup kedua pipi Jisung dan tersenyum lembut.

Dan Jisung pun hanya mengangguk menurut.

*****

"Gue gak nyangka Hyunjin sebajingan itu."

"Yeah, gue juga gak nyangka." Minho mengangguk setuju dengan ucapan Changbin.

Changbin menuangkan wine yang tersisa setengah botol ke gelasnya dan gelas Minho, kemudian segera meneguk bagiannya.

"Gue gak pernah mau ikut campur urusan mereka, tapi kali ini Hyunjin keterlaluan." Minho menyusul Changbin dan meneguk winenya.

"Itu bukan keterlaluan lagi No, tapi bajingan. Pokoknya kalo ada kata yang lebih buruk dari bajingan, ya itu Hyunjin." Changbin mengepalkan tangannya.

"Kok bisa ya ada manusia kaya gitu, ngaku temenan tapi temennya dijadiin 'bahan'. Setelah punya pacar, eh dia campakin Jisung gitu aja." Minho menggeleng tidak habis pikir.

"Tapi No, gue ngerasa bahwa Hyunjin itu sebenernya ada rasa ke Jisung. Tapi dia berusaha bohongin dirinya sendiri dan perasaannya sendiri dengan cara ngaku straight." Changbin mulai berteori.

"Kok lu bisa mikir gitu?" Minho mengeryit.

"Kita coba main logika aja, No. Kita temenan, lu mau gak skarang one night stand sama gue? Kalo gue sakit, lu mau gak nemenin gue seharian di apartemen gue, ngerawat sampe gue sembuh? Kalo kerjaan gue belum kelar sementara lu udah, lu mau gak nungguin gue di kantor walau sampe jam 21.00 malem? Dan statusnya kita cuma TEMEN."

Minho mengangguk, ia paham maksud Changbin.

"Dan semua itu dilakuin Hyunjin ke Jisung. Gue rasa gak mungkin Hyunjin mau ngelakuin semua itu ke Jisung kalo dia gak punya rasa ke Jisung. Terlalu impossible. Manusia tuh makhluk egois, mereka cuma gak bakal egois ke orang yang mereka sayang." Changbin melanjutkan.

"Terus gimana, Bin? Kita gak mungkin ikut campur kan?" Tanya Minho.

"Gak. Kita harus ikut campur. Jisung sendirian, dia butuh bantuan. At least kita bikin si Hyunjin bajingan itu nyesel." Changbin menatap Minho.

"Lu punya rencana apa?" Minho mulai tertarik.

Changbin tersenyum miring. "Lu, No. Lu bakal jadi tokoh utamanya."

"WHAT?!" Minho membulatkan kedua maniknya.

"Ikutin rencana gue, gue mau buktiin teori gue bener." Changbin mengangguk yakin.

TBC

FRIEND WITH BENEFIT || hyunsung (coмpleтe ✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang