ENJOY AND DON'T FORGET TO VOMENT
"Jisung!"
Jisung menoleh saat mendengar ada yang memanggilnya. Itu Hyunjin, ia kenal betul suara pemuda itu.
"Eh, lagi break?" Jisung yang tengah berjalan berdampingan dengan Changbin menggeser tubuhnya, memberi celah bagi Hyunjin agar dapat berjalan di antaranya dan Changbin.
"Udah, baru aja." Hyunjin tersenyum. Seluruh wajahnya basah oleh keringat.
"Ck, kebiasaan gak pernah bawa tisu." Jisung berdecak kesal, kemudian mengeluarkan tisu dari saku celananya dan mengusap kening serta wajah Hyunjin.
"Perhatian banget sama temennya." Sindir Changbin.
Bukan rahasia lagi, kedekatan antara Hyunjin dan Jisung sudah diketahui oleh hampir seluruh staff perusahaan. Dan meski begitu, orang-orang mengenal mereka berdua hanya sebatas teman.
Hyunjin sendiri yang selalu menjawab bahwa ia dan Jisung hanyalah teman.
Jika Hyunjin dan Jisung berasal dari divisi yang sama, maka tidak mengherankan jika mereka bisa berteman sedekat itu. Namun yang lucu adalah karena Hyunjin berasal dari divisi dance dan Jisung berasal dari divisi produser. Ruangan mereka terpisah 2 lantai. Seharusnya Hyunjin bisa berteman lebih dekat dengan Felix dan Minho yang merupakan rekan sesama pelatih dancenya, sementara Jisung seharusnya bisa lebih dekat dengan Bang Chan atau Changbin dimana mereka bertiga sama-sama produser, namun Hyunjin dan Jisung malah lebih dekat daripada dengan teman-teman divisi mereka sendiri.
"Jin, Felix mana?" Tanya Changbin saat mereka bertiga akhirnya tiba di kantin perusahaan.
"Felix? Lagi ngelatih koreo buat girl group baru. Kenapa? Kangen?" Goda Hyunjin.
"Apaan sih." Changbin hanya memasang wajah datar sambil menerima Ice Americano nya.
"Felix hari ini belum break sama skali. Gue heran, 2 member girl group baru yang dipilih sama CEO langsung itu agak aneh. Mreka udah mau debut minggu depan tapi masih berantakan koreonya." Hyunjin mendudukkan diri di salah satu kursi setelah mengeluarkan sebuah kursi lain agar diduduki Jisung.
Sementara Changbin, pemuda itu mengeluarkan kursinya seorang diri.
"Gue denger ada gosip sih..." Jisung meletakkan jus mangganya di meja.
"Gosip apaan?" Hyunjin dan Changbin mendekatkan wajahnya ke arah Jisung karena pemuda itu berbicara dengan suara pelan.
"Katanya salah satu member girl group baru itu keponakannya CEO kita. Trainee nya cuma 3 bulan, tapi udah mau didebutin. So... You know what I mean." Ujar Jisung.
"Anjir, 3 bulan doank? Gak heran sih kalo kualitasnya masih amatiran gitu. Pas gue ngasih file lagu ke Seungmin, Seungmin aja ngeluh katanya anak girl group baru ada yang susah dilatih. Suaranya out of tune terus, sampe Seungmin nyerah terus diserahin ke Jeongin." Jelas Changbin.
Seungmin dan Jeongin yang dimaksud adalah 2 pemuda dari divisi musik yang bertugas melatih para artis dan trainee.
"Ckckckc... Gue heran kok CEO kita brani nekat gitu. Kalo sampe girl group baru ini err... Flop, kan rugi di perusahaan juga." Hyunjin angkat bicara. Tangannya bergerak menyampirkan poni Jisung yang menutupi pandangan pemuda itu.
"Haha, liat aja nanti. Yaudah balik yuk, gue mau nyelesaiin lirik." Changbin bangkit dari duduknya dengan Ice Americano nya yang tinggal setengah.
"Abin!" Seorang penjaga kantin memanggil Changbin. "Ini es susu stroberinya!"
"Oh, iya lupa." Changbin kembali berjalan ke arah meja kantin dan mengambil serta membayar pesanannya.
"Lu sejak kapan doyan susu stroberi?" Jisung mengeryit bingung.
Changbin hanya tersenyum misterius. "Udah yuk, jalan."
Begitu tiba di depan lift, Changbin menyerahkan es susu stroberi dalam genggamannya kepada Hyunjin.
"Jin, tolong kasih ke Felix."
Hyunjin dan Jisung saling bertatapan sekilas, kemudian mengangguk paham.
"Dasar, mau ngasih kok nitip." Cibir Hyunjin.
"Ya kan ini namanya efektif waktu, ngapain gue kudu mampir ke lantai 3 kalo lu sendiri turun di lantai 3." Balas Changbin.
"Udah udah, tinggal kasih aja sih." Jisung menghentikan perdebatan antara Hyunjin dan Changbin. Ketiganya pun segera masuk saat pintu lift terbuka.
"Kelar jam berapa nanti?" Hyunjin merengkuh pinggul Jisung.
"Jam 4 sih, gak overtime. Kenapa?" Jisung mendongak dan menatap Hyunjin.
"Nanti temenin gue ya beliin kado buat Ryujin. Besok dia ulang taun." Pinta Hyunjin.
DEG
Entah mengapa Jisung merasakan perasaan aneh di dalam dirinya, seperti rasa ingin menolak tapi tidak bisa diungkapkan.
"Oh... Yaudah ayo." Jisung mengangguk dan tersenyum tipis.
"Nice, lu emang temen terbaik." Hyunjin mengusap rambut Jisung. "Gue duluan ya Sung, Bin!" Hyunjin segera keluar saat pintu lift terbuka di lantai 3.
Saat pintu lift kembali tertutup, suasana hening. Changbin menatap sekilas wajah Jisung.
"Gimana Sung? Lu masih mau keukeuh kalo kalian temen? Padahal lu sendiri gak bisa nyembunyiin rasa cemburu pas Hyunjin care ke orang selain lu?" Tanya Changbin.
Jisung terkekeh. "Apaan sih, gue sama Hyunjin cuma temen. TEMEN. Gak lebih." Jisung turun lebih dulu saaat pintu lift terbuka di lantai 5.
"Bego... Bener-bener cocok dijadiin kisah drama Korea ini 2 orang." Changbin bergumam pelan sembari berjalan menyusul Jisung.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIEND WITH BENEFIT || hyunsung (coмpleтe ✓)
FanfictionJisung memejamkan kedua maniknya, mendadak mengingat ucapan Changbin, salah satu sahabatnya saat di studio tadi. "Sebenernya hubungan lu sama Hyunjin tuh apa sih? Kalian ngaku temen, tapi sikap Hyunjin ke lu bener-bener kaya cowok yang care ke pacar...