:: 17 | Back With Him ::

3.7K 421 33
                                    

Jisoo menatap lamat-lamat wajah Seokjin yang kini ada di hadapannya. Seokjin sudah menjelaskan semuanya. Dan mendadak Jisoo jadi merasa bodoh karena langsung pergi begitu saja. Memilih menghindar dan berakhir menyakiti dirinya sendiri.

Jisoo ragu, haruskah dirinya mempercayai ucapan Seokjin atau sebaliknya. Jisoo ingin kembali, tapi dirinya jelas sufah terikat dengan Yoongi. Kendati Yoongi selalu memintanya untuk kembali pada Seokjin, Jisoo tetap tak setega itu untuk menyakiti Yoongi lebih dalam lagi.

"Seokjin-ah, aku sudah akan menikah."

Seokjin membatu di tempatnya. Kalimat yang diucapkan Jisoo seolah membuat jantungnya berhenti berdetak untuk sementara. Dia terlambat. Lagi.

"Apa tidak ada kesempatan lagi untukku?" lirihnya.

Seokjin menatap lekat mata Jisoo, berharap setidaknya ada celah untuk kembali bersama merajut mimpi. Yang sayangnya, dijawab dengan gelengan kepala oleh Jisoo.

"Aku sudah terlalu banyak menyakiti Yoongi, aku tidak mau menyakitinya lagi."

"Tapi kau tidak mencintainya, Soo-ya, bukankah itu akan terdengar lebih kejam untuk Yoongi?"

"Aku tahu. Dan aku akan berusaha untuk bisa mencintainya, melupakan perasaanku padamu." Jisoo menghela napas. Sedang Seokjin menundukkan kepala.

"Kembalilah padanya, Jisoo."

Suara berat itu membuat Seokjin dan Jisoo serentak menolehkan kepala. Yoongi ada disana, menatap keduanya dengan tatapan sarat akan luka.

"Yoongi Oppa." Jisoo berdiri, melangkah mendekat pada Yoongi.

"Kembali padanya. Kau mencintainya, kan?"

"Tidak. Kita akan menikah."

"Lupakan pernikahan kita. Lupakan janji-janji yang pernah kulantangkan. Percuma, Jisoo. Apa gunanya aku memilikimu kalau hatimu saja lebih memilih Seokjin daripada aku?"

"Kita sudah membahasnya, Oppa, aku akan belajar mencintaimu. Aku akan menjadi istri yang baik untukmu," lirih Jisoo.

Yoongi menggeleng. "Aku melepasmu, Jisoo. Aku akan kembali ke Daegu, jangan lupa kirimkan undangan pernikahan kalian padaku."

Yoongi membawa kakinya melangkah mendekati Seokjin. Menepuk dua kali pundak lelaki yang lebih tinggi darinya itu.

"Seokjin-ssi, aku kembalikan Jisoo padamu. Aku mencintainya, itu benar. Tapi dia mencintaimu. Jangan menyakitinya, atau aku tidak segan-segan merebutnya kembali."

Maka dengan langkah yang terasa berat, Yoongi berbalik, memeluk Jisoo untuk yang terakhir kalinya. Mengucapkan salam perpisahan.

"Berbahagialah. Setelah ini, ingatlah aku sebagai kakakmu, bukan sebagai mantan calon suamimu. Aku pergi."

Yoongi mengurai pelukannya, melirik Seokjin sebentar, setelahnya pergi. Mantap melangkah tanpa toleh. Menyisakan Jisoo yang hanya mampu menatap nanar punggung Yoongi yang perlahan menghilang. Membawa sesak dalam relung hatinya.

Jadi, Jisoo baru saja menyakiti lagi?

Seokjin mendekat, membawa pundak Jisoo dalam rengkuhannya. Jisoo sedang dibayangi rasa bersalah, Seokjin paham. Dan dirinya sedikit banyak ikut andil di dalamnya.

"Jadi, bisakah aku meminta kesempatanku sekali lagi?" Seokjin memutar tubuh Jisoo untuk menghadapnya.

"Apa jaminan kau tidak akan menyakitiku?"

"Kau bisa pegang nyawaku atas ini, Soo-ya. Kau bisa pergi jika aku menyakitimu lagi."

"Jangan pernah menyuruhku menjauhi Yoongi setelah ini."

"Tidak akan."

____

Maaf, suasana hati saya sedang tidak baik-baik saja.

Epiphany | JINSOO ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang