PART 8

3.2K 441 45
                                    

Pemuda itu sesekali tersenyum canggung dengan jemari yang terus mengepal diatas paha—Ia sesekali memiringkan kepalanya dan tertawa karena pria dihadapannya itu tertawa. Jungkook bahkan tak mengerti kenapa pria itu terus tertawa bahkan ketika gurauannya tidak terdengar lucu sama sekali.

Jungkook berharap ada seseorang yang ia kenal untuk menyelamatkannya dari kencan buta ini—Jungkook akan mematahkan leher Jimin karena memberikan pria yang mungkin akan di vonis gila oleh Seokjin—Ia ingin menangis dan lari saat ini juga.

Ia tidak benar- benar menginginkan kencan buta ini—Jungkook menghela nafasnya, mungkin Jungkook juga akan mematahkan leher Taehyung yang mungkin mengadu pada Jimin mengenai yang dibicarakannya kemarin. Jungkook ingin pulang—Sialan

"Oh Jungkook-ssi? Menurutmu kenapa alien tidak bisa tinggal dibumi?"

Jungkook membulatkan matanya dan kembali tertawa paksa ketika pertanyaan itu terdengar—Lalu membuang pandangannya dan mengumpat dalam hati karena pria itu mempercayai alien dengan segenap hatinya.

Ini gila—sangat gila—Jungkook tak ingin menjadi gila juga, mungkin Jungkook akan memikirkan alasan untuk berbohong—Alasan operasi mendadak adalah pilihan terbaik saat ini.

"Ah sepertinya—Alien bisa tinggal di bumi—Kau tahu—"

Celotehan itu membuat Jungkook menyandarkan tubuhnya pada sofa dengan matanya yang kini melirik kearah lain dan akan menjalankan aksi bohongnya—Namun, Jungkook terdiam ketika ia melihat sosok pria yang tengah menggunakan sweater berwarna hijau gelap tengah bicara dengan sosok wanita cantik disana.

Entahlah—Jungkook merasa tak suka melihat hal itu—Sangat mengganggu dan hatinya juga—sedikit berdenyut. Jungkook pun menundukan pandangannya—Ia merasa aneh sejak bertemu Kim Taehyung di halte bus beberapa minggu lalu.

Jungkook—menyukai pria itu—Jungkook ingat ketika pertama kali melakukan praktek di universitasnya, pria itu terlihat sangat tampan walaupun tak pernah tersenyum hingga Jungkook pun tersenyum tipis tanpa Jungkook sadari, pria itu melirik ke arahnya.

Bohong jika Taehyung tak melihat Jungkook ketika ia akan memasuki kafe—Jungkook terlihat canggung dan risih karena pria dihadapannya. Taehyung hanya akan membeli kopi tetapi wanita itu menghalangi langkahnya.

Jika Taehyung mengingat—Ketika malam natal waktu itu Jungkook melihatnya merangkul seorang wanita. Taehyung menyesal melakukan itu, hanya itu—Itu hanyalah kakak Jung Hoseok yang telah menikah, mungkin Jungkook lupa—Seharusnya Taehyung mengingatkan Jungkook siapa wanita itu.

"Tolong jangan menghalangi langkahku lagi—Jika tidak akan kepentingan tolong jangan bicara padaku—Aku merasa terganggu"

Taehyung mengulurkan lengannya mengambil kopi setelah mengatakan hal itu—Lalu ia membungkukan tubuhnya pada wanita yang tampak tersentak—Wanita itu menatap tak percaya pada Taehyung yang kini melangkahkan kakinya pergi.

Jungkook terdiam—Tatapan itu terliahat begitu tajam dan cukup menyeramkan—Membuat Jungkook mengerutkan kening dan menggelengkan kepalanya pelan.

"Lihatlah—Dia dingin seperti biasa" gumam Jungkook yang kini menyipitkan matanya menatap Taehyung yang melangkahkan kakinya keluar—Jungkook berdecih karena pria itu terus menebar kebencian—bahkan padanya.

"Jungkook-ssi? Kau mendengarku?"

Jungkook melirik pada pria dihadapannya—Lalu kembali tersenyum canggung dan menggelengkan kepalanya jujur—Jungkook pun menggaruk alisnya yang tidak gatal dan menatap kemana Taehyung melangkah.

If We Were Destined [TAEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang