BONUS

5.7K 480 52
                                    

Mentari itu bersinar begitu cerah dengan awan yang berarak meninggalkan laskar—memperlihatkan langit yang begitu biru dengan bunga yang bermekaran disetiap ruas jalan—Musim semi telah tiba begitu anggun membawa aroma manisnya.

Beberapa toko kali ini menjual makanan dengan kemasan cantik berwarna pink khas musim semi—Dan beberapa makanan itu telah berkumpul disebuah meja bar didalam rumah yang dikelilingi oleh kaca—

Pemiliknya kini tengah sibuk memanggang pancake dan mulai menatanya dimeja—Ia pun menyeduh kopi serta chamomile tea yang ia simpan disamping pancake itu—Tak lupa juga ia menyiap sirup maple serta selai strawberry—

Mata hitam arangnya itu melirik kearah jam—ia mengedarkan pandangannya dan membawa maniknya kesudut mata—Mencari suara langkah kaki atau pun pintu yang terbuka—ia menghela nafasnya—Bibi Im tengah mengambil jadwal libur akhir pekan membuat pemuda itu harus menyiapkan segala kebutuhannya.

"Kim Taehyung!!!"

Pria itu mengerjapkan matanya sebelum ia tersadar dan membuka matanya begitu cepat—Ia melirik kearah dinding dan segera melangkahkan kakinya dengan rambut yang begitu berantakan—menggunakan sendal dan berlari kecil menyusuri anak tangga—

"Haruskah aku berteriak seperti itu agar kau bangun, Tuan Kim?" ucap Jungkook dengan senyumannya, namun cukup membuat Taehyung terdiam dan memilih untuk menjatuhkan bokongnya diatas kursi dan kepalanya diatas meja—

"Ya—Maafkan aku—" gumam Taehyung yang kini kembali memejamkan matanya—Taehyung merasakan usapan pelan pada rambutnya membuat Taehyung tersenyum tipis—

"Apa operasi semalam melelahkan?" Tanya Jungkook membuat Taehyung mengangkat padnangannya dan menatap Jungkook yang kini memberikan segelas air—Taehyung pun menggelengkan kepala pelan dan mengambil gelas itu—

"Tidak—Hanya sangat lama—Transplantasi itu sulit—" ucap Taehyung membuat Jungkook menganggukan kepalanya dan melangkahkan kakinya memutar untuk duduk disamping Taehyung—

"Kau sudah bekerja keras—" ucap Jungkook yang kemudian merentangkan tangannya—membuat Taehyung tersenyum tipis dan memeluk Jungkook begitu erat—Perasaan ini menyenangkan dan Taehyung menyukainya—

"Oh hyung—Terapimu—Dokter Lee mengatakan padaku jika Taehyungie tidak perlu terapi lagi—Dia hanya akan mengirimkan obat" ucap Jungkook sambil melepaskan pelukannya dan membuat Taehyung menganggukkan kepalanya—

Taehyung pun beralih pada pancake dihadapannya—Lalu menuangkan selai strawberry sedangkan Jungkook menuangkan sirup maple nya—Jungkook memakannya menggunakan garpu sedangkan Taehyung menggunakan sendok—

Jungkook meminum teh chamomile dan Taehyung meminum kopinya—Jungkook melirik dengan tawa kecilnya membuat Taehyung melirik pelan dengan pancake yang masih berada didalam mulutny—

"Lihatlah hyung—Kita sangat berbeda—" ucap Jungkook membuat Taehyung kembali mengunyah makanan itu dan mengedipkan matanya berkali- kali—Ia tak mengerti harus bereaksi seperti apa—

"Kenapa aku bisa bersamamu?" ucap Jungkook membuat Taehyung menatap datar pada Jungkook dan menaruh sendok kecil itu—Ia berbalik pada Jungkook sambil menelan pancakenya—

Taehyung tidak terima jika Jungkook mengatakan hal itu. Ia sangat- sangat tidak terima dan sedikit trauma. Itu menyeramkan jika Jungkook berpura- pura lupa ingatan. Sangat drama. Namun, saat Taehyung mengatakan hal itu, Jungkook tidak akan membiarkan masuk kedalam kamar. 

Ya, walaupun ketika pagi nanti, ketika Taehyung tertidur di sofa dan juga sudah berada disampingnya tertidur begitu nyenyak sambil memeluk erat. Itu menggemaskan dan Taehyung begitu menyukainya.

"Coba bayangkan—Apa laut dan pesisir itu sama?" Tanya Taehyung membuat Jungkook mengerutkan keningnya dan menggelengkan kepalanya pelan—Jungkook yakin, pemikiran alien itu akan kembali muncul setelah sekian lama.

"Apa dahan dan daun itu sama?" Tanya Taehyung membuat Jungkook kembali menggelengkan kepalanya pelan—

"Tapi mereka bersama—dan tak pernah terpisahkan—Bahkan tidak bisa—" ucap Taehyung membuat Jungkook terdiam—Lalu ia tersenyum tipis—Jungkook selalu menyukai pemikiran Taehyung yang unik namun memang benar seperti itu—

Perasaan ini—Sangat menyenangkan dan Jungkook menyukainya.

"Apa—Kita memang ditakdirkan, hyung?" ucap Jungkook membuat Taehyung terdiam—Ia menghela nafasnya dan kembali tersenyum—

"Jika tidak ditakdirkan—Mungkin, Tuhan tidak akan mengizinkanku untuk kembali dari Jerman—Atau Tuhan tidak akan menyelamatkanku dari kecelakaan itu" ucap Taehyung membuat Jungkook terdiam—itu benar membuat Jungkook tersenyum—

"Apa yang akan hyung lakukan jika aku bukan takdirmu?" Tanya Jungkook membuat Taehyung tersenyum dan berpikir—

"Aku akan tetap hidup—Tapi, aku tidak yakin aku akan bahagia seperti ini—Mungkin—Aku akan memilih memperjuangkanmu sebagai takdirku apapun yang terjadi" ucap Taehyung tanpa ragu, Taehyung hanya tidak bisa membayangkan siapa takdirnya jika itu bukanlah Jungkook.

Tak ada yang bisa mengertinya selain Jungkook, ucapan anehnya, tingkah ajaibnya, dan memberikan pelajaran baru untuknya. Apapun itu. 

Jawaban itu membuatJungkook kembali terdiam—

"Hyungie sangat mencintaiku?" Tanya Jungkook sambil menundukan pandangannya. Ia hanya sedikit takut karena tingkah nya yang buruk beberapa waktu lalu membuat Taehyung berhenti mencintainya atau mengurangi cintanya. 

Hanya saja, ketika Jungkook menangis tengah malam dan masuk kedalam kamar mandi, Taehyung selalu memeluknya, melarangnya dan mengucapkan kata penenang. Pria itu, tak pernah meninggalkannya dan Jungkook merasa bahagia karenanya. 

"Sangat mencintaimu sampai aku rasanya tidak mampu hidup ketika aku mendengar kabar Kookie melupakanku—" ucap Taehyung yang tertawa kecil—Itu benar- benar kabar terburuk selama hidupnya. Taehyung bahkan tak bisa mengendalikan emosinya, rasanya seperti dunia mu hancur itu adalah nyata.

"Terima kasih Hyungie telah mencintaiku seperti ini—" ucap Jungkook yang kini kembali merentangkan tangannya memeluk Taehyung dan menjatuhkan dagu pada pundaknya—Jungkook meneteskan air matanya dengan senyuman yang terukir.

"Terimakasih karena telah bersamaku seperti ini—" ucap Taehyung yang mengeratkan pelukannya—membawanya kedalam pangkuannya membuat Jungkook tertawa kecil karena Taehyung begitu mudah mengangkat tubuhnya.

"Ingin berlibur?" Tanya Taehyung membuat Jungkook terdiam—lalu Jungkook pun menggelengkan kepalanya pelan.

"Kita mengajukan cuti—tapi, bolehkah menghabiskan waktu dirumah saja?" Tanya Jungkook membuat Taehyung memiringkan kepalanya meminta alasan mengapa Jungkook menginginkan hal itu—

"Aku ingin menghabiskan waktu bersama dengan Taehyungie—Dikasur yang sama—Di sofa sambil menonton film—Dan membuat makan bersama—Boleh kah?" Tanya Jungkook lagi membuat Taehyung tertawa kecil dan menganggukan kepalanya—

"Tentu—Atau—Haruskah kita membuka praktek saja? Berhenti dari rumah sakit?" Tanya Taehyung membuat Jungkook tertawa dan menggelengkan kepalanya—

"Jangan mengada- ngada" ucap Jungkook membuat Taehyung turut tertawa dan mengecup pelan kening Jungkook menyalurkan kasih sayangnya—

"I love you, Kookie—

"Love you too—"

Sampai jumpa di dunia TAEKOOK yang lain yah?

If We Were Destined [TAEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang