PART 18

3.1K 398 8
                                    

Mata monolid itu mengerjap gelisah dengan jemari yang mengepal dan keringat yang membasahi pelipisnya sebelum akhirnya iris hitam arang itu kembali terlihat, membulat dengan nafasnya yang terengah- engah—

Matanya bergerak gelisah ketika ruangan itu begitu gelap hingga ia pun bangkit dengan kakinya yang kini melangkah—Tubuhnya gemetar begitu hebat dengan air mata menetes—Hingga, pintu itu terbuka—membuatnya tersentak dan melangkahkan kakinya mundur kearah ranjang.

"Dr. Jeon? Apa—"

"Jangan mendekat—" ucap Jungkook yang kini kembali memundurkan langkahnya hingga pinggangnya terbentur pada sisi ranjang membuatnya terjatuh dengan tatapan kosong yang kini menatap keara perawat yang tersentak dan kembali melangkahkan kaki—

"Jangan mendekat! Jangan mendekat!!"

Jungkook menjerit dengan tubuhnya yang kini mencoba untuk bangkit—Berlari dan bersembunyi disisi ranjang dengan isak tangis yang kini terdengar—Jungkook menutup telingannya begitu kuat—

Langkah itu terdengar tergesa sebelum akhirnya berhenti dengan nafasnya yang kini terasa begitu sesak—Kim Seokjin—Ia melangkahkan kakinya perlahan dan mencoba untuk memperlihatkan senyumnya—

"Jungkook-ah?"

Jungkook tersentak dengan tubuhnya yang semakin mengapit pada nacas disana—Isakan tangisnya kini terdengar membuat Seokjin menghentikan langkahnya dan memilih untuk mengambil jarak aman pada Jungkook.

"Taetae—Dimana Taetae—"

Jungkook terisak dengan pandangannya yang kini terangkat menatap Seokjin yang tampak terdiam dengan senyumannya yang tidak luntur—Seokjin pun mengulurkan lengannya membuat Jungkook menggelengkan kepala pelan.

"Dimaan dia—Aku ingin Taehyungie—Ku mohon—"

Seokjin merasakan nafasnya seperti berhenti—Jantungnya kini memompa darah begitu cepat membuat pandangannya meremang—Tubuhnya menegang dan jemarinya yang kini terasa begitu dingin, sebelum akhirnya Seokjin kembali tersenyum.

"Dia akan datang—Percaya padaku—"

"Tidak—Aku ingin Taehyungie sekarang—Itu menyeramkan—" ucap Jungkook yang kini menundukan pandangannya dengan tubuh yang begitu gemetar ketakutan—Jungkook ingin Taehyung—Jungkook ingin Taehyung memeluknya saat ini—

"Tentu—Itu sangat menyeramkan—Taehyungie akan segera datang—Jangan ketakutan seperti itu—" ucap Seokjin yang kini meneteskan air matanya—Ia tak tahu harus menjawab apa selain hal itu—

Mental Jungkook buruk dan Seokjin tak ingin membuatnya semakin buruk—Namun, Jungkook kembali menggelengkan kepalanya pelan—

"Menjauhlah—Keluar!!—" teriak Jungkook membuat Seokjin terdiam—"Kumohon—" Lirih Jungkook membuat Seokjin kembali tersenyum dan mengganggukkan kepalanya—

"Tolong panggil aku jika membutuhkan sesuatu—" ucap Seokjin yang kemudian bangkit dan menatap Jungkook yang tampak melamun disana—Seokjin pun melangkahkan kakinya dan menutupi pintu begitu rapat—

Kakinya melangkah cepat sebelum ia memilih duduk pada kursi tunggu dengan tatapan kosongnya—Seokjin mengusap wajahnya dengan kasar dan menunduk—

"Taehyung-ah? Apa yang harus aku katakan—"

***

Pria berwajah pucat itu berlari tergesa- gesa—Air matanya menetes begitu saja dengan kakinya yang kini memasuki wilayah operasi—Jantungnya hampir berhenti ketika melihat para perawat terus berlarian mengambil darah dan juga mencari pendonor bagi pria itu—

If We Were Destined [TAEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang