bagian 5

19 1 0
                                    

Sesuai perjanjian kemarin, syeira kembali ke rumah Aldi dan sama seperti kemarin, Aldi dengan bola basketnya di tengah lapangan dan Syeira yang duduk di pinggir lapangan. Syeira kembali membacakan materi menyambung materi yang kemarin. Kali ini Aldi sangat sibuk dengan bolanya, Syeira merasa Aldi tidak mendengarkan ucapannya.
" Al, kamu denger gak apa yang aku terangin" ujar Syeira kesal.

" gue denger kok, lanjutin aja" ujarnya santai lalu mendribelle benda bundar itu lagi.

Syeira berdecak sebal. Ia bangkit dari duduknya Lalu pergi ke kedalam rumah menemui bi inem. Aldi tidak perdulikan itu, dia masih sibuk dengan kegiatannya.

" bi, boleh Syeira pinjem mukena bibi?" tanya nya saat menemui bi inem di dapur sedang mencuci piring

" eh neng Syeira, mau sholat ya? Boleh kok. Sebentar bibi ambil dulu" ujar nya lalu menbilas tangan nya dan pergi ke kamarnya. Tak menunggu beberapa lama bi inem kembali dan memberikan mukena berwarna putih pada Syeira.

"Ini neng, neng bisa sholat di sana" bi inem menunjuk mushola kecil yang ada di ruang keluarga rumah Aldi.

" oh iya bi, Syeira pinjem dulu ya bi" ujarnya tersenyum lalu melangkah mengambil air wudhu.

Syeira melaksanakan sholat Ashar, lalu tak lupa dia juga mengaji sebentar, dari arah lapangan Aldi masuk dan mendengar lantunan Alquran yang merdu, Aldi mendekat dan menemukan Syeira disana. Ada sesuatu yang bergentar di dadanya, ia lupa kapan terakhir dia sholat dan juga mengaji seperti itu, dia juga lupa bagaimana membedakan huruf hijayah. Dulu Papanya sering mengajarinya tentang agama saat kecil, tapi sekarang beliau sedang sibuk² nya mengurus perusahaan mereka dan begitupula dengan mamanya. Aldi merindukan hal itu. Syeira selesai sholat dan menemukan Aldi berdiri di belakangnya. Muka Syeira langsung ditekuk teringat kelakuan Aldi tadi yang sangat menyebalkan karna mengacuhkannya.

" lo..., habis ngapain?" tanya Aldi sedikit gugup.

" baru selesai sholat" ujar Syeira sambil merapikan mukena yg tadi dia pakai.

" oh" ujarnya pendek lalu masuk ke dalam menuju dapur, mungkin ingin mengambil air minum. Syeira tidak terlalu perduli. Setelah selesai mengembalikan mukena kepada bi inem. Syeira kembali ke lapangan.disana dia melihat Aldi sedang duduk di pinggir lapangan sambil membaca buku yang tadi dia bacakan.

" kamu lagi ngapain?" tanya Syeira heran.

" lagi ngepel" ujar Aldi asal.
" baca buku lah" sambungnya lagi tanpa mengalihkan pandangannya dari buku. Syeira mengangguk lalu tersenyum, Syeira mendekat dan duduk di hadapan Aldi yang di batasi oleh meja.

" kita lanjut lagi belajarnya?" tanya Syeira.

" menurut gue, hari ini cukup dulu ya, karna lo sendiri belum latihan basket buat ngambil nilai basket lo kn?" tanya Aldi. Syeira mengangguk.

" ya udah sekarang lo pemanasan dulu dan ikutin gerakan gue" ujar Aldi. Syeira ikut berdiri dan melangkah ke tengah lapangan bersama Aldi. Mereka melakukan pemanasan seperti biasa.

" sekarang lari keliling lapangan 5 kali" ujar Aldi.

" aku sendiri?" tanya Syeira menunjuk dirinya.

" iya lo sendiri" ujar Aldi

" kamu gak ikut lari?" tanya nya lagi.

" lo banyak tanya ya. Gue udah dari tadi lari- larian. Sekarang lo lari, atau mau gue tambahin?" ancam nya. Syeira berlari mengelilingi lapangan. Baru 2 putaran nafasnya sudah ngos- ngosan. Syeira menunduk dan berpegangan pada lututnya.

" siapa nyuruh berhenti, cepetan lari" teriak Aldi yang kini duduk di pinggir lapangan. Syeira mengerucutkan bibirnya lalu kembali berlari. Baru satu putaran, dia malah berhenti dan duduk di tengah lapangan.

" lemah banget, gitu aja udah nyerah" cibir Aldi lalu berjalan mendekati Syeira.

" kamu seneng banget nyiksa orang" ujar Syeira masih dengan nafas terputus².

" itu bukan siksaan. Tapi pemanasan" ucap Aldi dengan penekanan di ujung kalimat.

" sama aja, nyiksa namanya" ujar Syeira.

" udah.lo berdiri gih, kita mulai belajarnya" suruh Aldi yang kini mendekati ring basket. Syeira berdiri dan berjalan mendekati Aldi.

" sekarang lo belajar masukin ini bola ke ring itu, minimal 5 bola yng bisa lo masukin" ujar Aldi lalu melepas bola itu ke arah Syeira. Syeira menangkapnya, lalu mulai mencoba memasukan bola itu. Percobaan pertama gagal. Begitu seterusnya. Hampir 15 menit baru satu bola yg masuk. Aldi jadi geram sendiri. Lalu mendekati Syeira.

" cara masukinnya bukan kayak ngelempar buah mangga. Tapi harus ada tekniknya" ujar Aldi mendekat dan membawa bola basket lainnya. Satu kali Aldi mencoba bola itu mengelinding masuk secara sempurna di dalam ring itu. Mulut Syeira menganga takjub. Aldi mengajari Syeira bagaimana cara teknik yang benar untuk memasukan bola. Dan akhirnya Syeira bisa memasukan bola 5 kali dan itu membuatnya sangat gembira dan tertawa lebar. Aldi melihat itu, dan dia juga ikut tertawa disitu. Lalu dengan cepat dia menepis hal itu. Syeira yang sadar dengan kelakuannya menunduk malu.

" maaf" ujarnya lalu berjalan mendekati lapangan. Mengambil tas dan.membereskan buku- bukunya. Syeira ingin pulang karna hari mulai gelap karna sepertinya akan turun hujan. Aldi mengekori Syeira ke tengah ruangan. Baru saja Syeira ingin membuka pintu sepasang suami istri itu sudah dulu membuka pintu dan tanpa sengaja mengenai kening Syeira. Syeira mengadu kesakitan. Menyadari ada orang di balik pintu wanita yang seumuran dengan umi syeira itu langsung mendekati Syeira.
" ya ampun maaf nak, kamu tidak apa- apa?" ujarnya kwatir. Syeira menaikan pandangannya lalu tersenyum kikuk ke arah wanita itu.

" tidak apa- apa tante" ujarnya sambil memegangi keningnya.

" mana coba tante liat, biru tidak" ujar wanita itu lalu melihat kening Syeira. Dan ternyata hanya merah sedikit tidak sampai mebiru.

" gak apa- apa kok tan, Saya pamit dulu ya om tante" ujarnya sopan lalu menyalami kedua orang yang lebih tua darinya itu. Setelah Syeira keluar.Aldi hanya diam di tempatnya, kini pandangan mama Aldi menerawang ke arah Aldi.

" siapa dia Al?" tanya mama Aldi to the point.

" teman Aldi ma" ujarnya sesantai mungkin.

" teman atau teman?" tanya mama Aldi kembali.

" beneran teman ma" ujar Aldi meyakinkan. Mama nya hanya mengangguk mengerti.

" papa suka dia, klo kamu mau pacaran dengan dia" papa Aldi menimpali pembicaraan keduanya.

" mama juga, cantik, sopan dan santun" tambah mama Aldi.

**
Syeira yang berada di luar rumah Aldi sekarang memapah sepedanya keluar dari halaman rumah Aldi. Baru beberapa langkah, hujan turun dengan sangat deras. Membuatmu kembali ke teras rumah Aldi untuk berteduh.

" perlu bantuan untuk pulang" tanya orang yang kini berada di belakangnya. Ya dia Aldi.

" oh, nggak usah, nungguin hujannya berhenti aja" ujar Syeira. Aldi berjalan menuju garansi mobil lalu mengeluarkan  mobilnya dan berhenti di depan syeira.

" masuk, biar gue anterin" ujar Aldi. Syeira tertegun ditempatnya, melihat respon Syeira Aldi turun dari mobil dan mengambil Alih sepeda Syeira dan memasukannya ke mobil. Syeira masih diam.
" masuk" ujar Aldi lalu berjalan ke sisi mobil lainnya. Syeira berjalan ke pintu belakang mobil.

" duduk di depan, gue bukan supir lo" ujar Aldi. Syeira mencibir ucapan Aldi dan duduk di depan bersama Aldi. Selama perjalanan mereka hanya diam. Aldi teringat bagaimana mamanya menyuruh Aldi untuk mengantar Syeira pulang kerumahnya. Syeira hanya diam dan memandang air hujan yang jatuh mengenai jendela kaca mobil di sebelahnya.

**
Segitu dulu. Beri vote nya ya.
1 vote sangat berharga untuk penulisnya😊

cinta di atas perjanjianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang