Bagian 4

27 1 0
                                    

Setelah sampai dirumah Syeira duduk di tepian kasurnya masih dengan pakaian sekolah yang lengkap. Pikirannya menerawang masih tertuju pada penawaran pak sido dan pak rinto siang tadi.

" Gimana ya? Pasti susah banget buat ngajarin Aldi. Tapi kalo aku gak ambil penawarannya nilai olahraga aku pasti gak tuntas" Gumamnya dengan muka kebingungan.

Sekarang jam sudah menunjukan jam 3 sore, dengan keputusan yang bulat Syeira mengganti bajunya dan bersiap-siap pergi ke rumah Aldi. Disinilah Syeira sekarang tepat di depan pagar tinggi yang mewah.

" bener gak ya ini rumahnya?" gumam Syeira pada dirinya.

Syeira melihat ada penjaga di balik pagar itu.Syeira menenteng sepedanya lalu mendekati penjaga itu.

" Assalamualaikum. Permisi pak" ujar Syeira. Penjaga itu menoleh dan menghampiri Syeira.

"Wa'alikumsalam. iya neng. Ada  apa?" tanya penjaga itu.

" benar ini rumahnya Aldi pak?" tanya Syeira

" Iya neng. Ini rumahnya den Aldi. Ada yang bisa saya bantu?" tanya nya lagi.

" Saya teman sekolahnya pak. Mau ketemu sama Aldi" ujar Syeira.

" oh ya udah silahkan masuk neng" ujar penjaga lalu membukakan gerbang.

Syeira masuk ke halaman rumah bak istana itu. Lalu penjaga itu mengetuk pintu dan keluarlah ibu-ibu yang sebaya dengan uminya.

" mari neng masuk dulu. Saya panggilkan den Aldi nya" ujar ibu itu. Syeira masuk kedalam rumah bernuansa putih coklat itu. Syeira duduk di ruang tamu menunggu Aldi.

" ngapain lo kesini?" ucap Aldi yang baru turun dari lantai atas. Syeira menoleh dan langsung menutup matanya.

" Astagfirullah" ujarnya syok

" lo kenapa? Kayak ngeliat setan aja" ujar aldi menyerngitkan mukanya.

" kamu kenapa gak pake baju. Pake baju dulu" ujar Syeira sedikit berteriak.

" emang kenapa? Gak pernah liat perut sispax cowok ya?" tanya Aldi meremehkan.

" aku gak ngerti maksud kamu. Tapi tolong pake baju kamu dulu" ujar syeira masih menutupi mukanya.

" Emang napa dah. Reseh banget" ujar Aldi masih keras kepala.

" aku gak mau liatnya. Dosa!?" ujar Syeira.

" eh kenapa orang bukan Aurat juga kan. Udah ya gk usah lebay" ujar Aldi santai. Berdiri di anak tangga terakhir.

" pake dulu bajunya" suruh Syeira.

" iya iya. Gue pake" Aldi mengembuskan nafasnya pasrah dan memakai bajunya yang ia selempangkan di pundaknya. Syeira melepaskan perlahan telapak tangan dari mukanya.

" udah gue pake" ujar aldi.
" sekarang gue tanya, lo mau ngapain kerumah gue?" sambungnya tepat ke intinya.

Syeira menghela nafasnya.
" aku kesini mau nerima penawaran dari pak sido sama pak rinto tadi siang" ujar Syeira.

Aldi memutar bola matanya malas.
" gue gak tertarik sama kesepakatan itu. Dan gue gak perduli sama nilai masa lalu itu" ujar Aldi penuh penekanan.

" Lalu gimana sama nilai olahraga aku kalo kamu gak mau nerima kesepakatan itu?" ujar Syeira harap cemas.

" gue gak perduli itu urusan lo" ujar Aldi lalu berbalik menaiki tangga.

Syeira hanya diam menunduk. Dia gak mau nilai olahraga nya tidak tuntas lagi semester ini. Itu bisa mempengaruhi nilai raportnya untuk mendapatkan universitas yang dia impikan selama ini. Aldi menoleh ke arah Syeira yang tidak bergeming di posisinya. Syeira yang menunduk menyeka air matanya. Aldi menghela nafasnya lagi.

" Ya udah. Gue terima kesepakatannya. Gak usah nangis, Gue gak suka liat cewek nangis di depan gue. Lebay banget" ujar Aldi lalu mengalihkan pandangannya. Aldi memang anak yang terkenal nakal dan berandalan di sekolahnya. Tapi dia tidak pernah di gosipkan menggandeng cewek disekolahnya. Bahkan kabar Aldi punya pacar juga tidak pernah terdengar. Syeira meangkat kepalanya, sudut bibirnya terangkat.

" ya udah ayuk kita mulai belajarnya" ujar syeira semangat.

* *
Aldi dan Syeira kini berada di lapangan basket pribadi Aldi. Syeira yang duduk di kursi tepi lapangan, sedangkan aldi masih bergulat dengan bola basketnya.

" Bisa kita mulai pelajarannya?" sindir Syeira yang merasa di kacangin.

" mulai aja, gue gak budek kok. Gue dengerin" ujar Aldi masih memutar bola basket di atas jari telunjuknya.

Syeira menghela nafasnya.
" aku bacain materinya.kamu dengerin ya?" ujar Syeira membuka lebaran buku.Aldi hanya mengangguk kan kepalanya tanpa menoleh ke arah Syeira.

  Beberapa menit berlalu, Syeira sudah selesai menjelaskan materinya. Dan selama itu juga Aldi sibuk dengan bola basketnya.

" materi hari ini udah aku bacain. Ada yang mau kamu tanyain?" tanya Syeira memandang ke arah Aldi berdiri.

" nggak ada" ujar aldi

" kamu paham semua?" tanya Syeira lagi.

" ya gue paham" ucapnya lagi.

" coba sebutin point- point penting dalam materi tadi" ujar Syeira kembali.

" oke gue jelasin. Bla bla bla( anggap aja ini poit- pointnya)" ujar Aldi panjang tanpa memandang ke arah Syeira.
Syeira tersenyum.
" kamu ternyata dengan cepat bisa memahami materi, kalo kamu kayak gini terus, aku yakin nilai kamu akan tuntas" puji Syeira masih dengan senyuman.
Aldi melihat itu senyuman itu seperkian detik dia mengalihkan pandangannya.
Syeira pamit pulang hari ini. Karna matahari hampir terbenam, besok dia akan datang lagi untuk memberikan materi lain pada Aldi.

* *
Segitu dulu

cinta di atas perjanjianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang