Di sinilah Aldi sekarang. Mondar mandir di tengah lapangan basket pribadi di rumahnya. Benda bundar itu tidak lepas dari tangannya dan di pantulkan kepermukaan lapangan yang datar. Bi inem datang dengan membawa segelas jus mangga kesukaannya.
" den ini jus nya. Bi inem letakin di atas meja ya" jus itu sudah beralih dari nampan ke meja kecil yang terletak di pinggir lapangan.
" iya bi. Makasih ya bi" ujar Aldi masih fokus dengan bola basket di tangannya.
**
Di sisi lain syeira berkutik dengan tugas-tugasnya yang masih menumpuk. Membolak balik bukunya mencari materi yang akan dia jawab dari pertanyaan tugasnya." Akhirnya selesai juga" ujarnya lalu tersenyum dan membereskan buku- bukunya.
Syeira melangkah keluar kamar melewati tangga kamarnya. Kini dia sudah duduk di taman depan rumahnya. Duduk di ayunan dengan sebatang coklat kesukaannya." syei. Kamu lagi ngapain?" uminya datang dan duduk di sisi lain ayunan.
" nggak ada kok umi. Syeira cuma duduk aja. Sambil makan coklat" ujarnya manja.
" hati- hati loh nanti giginya sakit makan coklat mulu" ingat umminya sambil mengelus kepala anaknya yang di tutupi kerudung itu.
" iya umi. Nanti syeira langsung gosok gigi" Ujarnya menampilkan deretan gigi yg rapi ke arah uminya.
Anak dan umi itu berbincang-bincang hingga sore hari. Dan masuk ke dalam rumah saat adzan ashar berkumandang. Ini lah keluarga mereka hanya bertiga dan sangat harmonis dan bahagia.
**
Matahari mulai terbit. Halaman sekolah mulai ramai dengan siswa- siswi yang berjalan menuju kelas masing-masing. Syeira kini duduk di jamur depan kelasnya. Berdua dengan tania sahabat baiknya.
" syei, tugas sejarah kamu udah selesai?" tanya tania
" udah kok tan, kenapa?" tanya Syeira balik. Bukannya menjawab Tania malah menyengir tanpa dosa padanya
" liat aku yang no 2 dong. Aku gak nemu jawabannya" ujar Tania dengan raut meminta persis seperti anak kecil minta es krim
" ya udah ambil di tas ya" ucap Syeira lalu tersenyum.
" Yeyy. Makasih Syeira yang manis" girang Tania tak lupa mencubit pipi Syeira yang chubby. Kebiasaan Tania yang tidak bisa di hilangkan.
" Syeira.kamu di panggil pak sido tuh. Di ruang guru" ujar Desi tiba-tiba datang.
" kenapa des?" tanya Syeira bingung.
" nggak tau Syei. Kayaknya ada yang mau di sampaikan" ujar desi
" ya udah makasih ya des. Aku pergi dulu" ucapnya lalu melangkah pergi ke ruang guru.
**
" nilai kamu itu selalu kosong sama saya Aldi. Di tambah lagi kamu selalu kabur-kaburan pada saat jam saya masuk" omel pak sido yang kini berdiri di depan siswa yang bernama Aldi yang sekarang duduk di kursi tanpa ada rasa takut dan bersalah. Malah dia masih bisa menyender dengan santainya.
" eh klo saya ngomong itu di dengerin" semprot pak sido lagi.
" kuping kok di jadikan pajangan" gumamnya.
Suara knop pintu berbunyi di ikuti dengan salam.
" Assalamualaikum pak. Bapak memanggil saya?" ujar Syeira di depan pintu.
" Wa'alikumsalam. Iya nak. Kesini dulu. Silahkan duduk" ujarnya lalu kembali duduk di tempat duduknya.
Syeira duduk di depan pak sido dan di samping Aldi. Mereka hanya di batasi oleh meja yang berada di tengah. Tak lama pak rinto masuk ke ruangan yang sama. Dan berdiri di dekat pak sido. Membuat Syeira dan Aldi ke bingungan kenapa ada guru olahraga disini.
" Baiklah saya akan memberi tau kalian kenapa kalian berdua kami panggil kemari. Syeira kamu itu siswa yang berprestasi di sekolah. Dan kamu sering mewakili sekolah dalam perlombahan antar sekolah. Disini saya meminta kamu untuk mengajari Aldi dalam pelajaran sejarah. Karna saya liat nilai sejarah kamu selalu memuaskan di setiap semesternya" ujar pak sido to the poin. Hal itu membuat Syeira bingung.
" Maaf pak sebelumnya. Kenapa harus saya ya pak. Kenapa tidak siswa lain pak. Saya tidak terlalu memahami pelajaran sejarah pak" ujar Syeira meminta penjelasan.
" Begini Syeira. Aldi ini berprestasi dalam bidang olahraga. Dia bisa membantu kamu untuk menaikan nilai olahraga kamu yang tidak pernah tuntas dengan saya" kini pak rinto yang angkat bicara.
" Nah karna itu kami berdua memutuskan bagaimana kalo kalian bekerja sama untuk saling menaikan nilai kalian bedua" sambung pak sido.
Syeira masih berfikir,tidak mudah untuknya mengajari Aldi yang terkenal akan kekeras kepalaannya dan di tambah sering membuat keributan di sekolah. Tapi jika dia menolak, nilai olahraganya akan semakin turun nantinya.**
Syeira dan Aldi keluar dari ruang guru dan kembali ke kelas masing-masing dan memikirkan bagaimana keputusan mereka nantinya. Syeira masih larut dalam pikiran nya hingga tidak fokus pada pelajaran yang kini dia ikuti. Untungnya bel sekolah sudah berbunyi dan mereka bergegas untuk pulang kerumah masing-masing.
**
Segitu dulu ya
KAMU SEDANG MEMBACA
cinta di atas perjanjian
Novela Juvenil" kamu ngapain narik - narik tangan aku?" " udah deh diem aja. Susah amat cuma ngikut doang" " kamu gak boleh pegang tangan aku. Bukan muhrim tau,.!!" " ribet banget, ya udah entar gue jadiin lo muhrim" syeira az-zahra.. Pelajar yang sangat mengge...