Assalamu'alaikum readers semua. Apakabar? Gimana puasanya, lancar? Follow dulu sebelum baca ya. Vote dong hihi biar tambah semangat.
100 vote untuk part ini, boleh:)
_________
Tanpa aku sadari, hampir setengah bulan semenjak kejadian aku datang ke kantor bang Reza. Waktu begitu cepat berlalu, dan aku juga ikut begitu senang, saat anak buah yang kuupah setelah dua hari setelah aku bertemu Valesa itu berhasil sedikit demi sedikit mendapatkan bukti tentang perselingkuhan tersebut.Aku juga berterimakasih pada Salsa sekretaris bang Reza yang selalu mengabari padaku akan gerak-gerik bang Reza di kantor.
Aku senang, sangat senang. Lambat-laun semua akan terbongkar dan bang Reza akan merasakan sakit yang lebih dari apa yang aku rasakan.
Tring ....
[Maaf menganggu bu, saya cuma mau kasi tau. Kalau pak Reza sudah keluar dari kantor.]
Aku tersenyum saat membaca pesan tersebut, tidak lupa aku membalas pesan dari Salsa.
[Terimakasih, Sal.]
Aku segera meraih kunci mobil yang baru dibeli bang Reza beberapa hari yang lalu. Sebenarnya bukan bang Reza yang membelinya langsung, melainkan aku yang memintanya. Gak ada yang salah kan? Aku cuma minta beli, dan dia tidak sedikitpun keberatan. Dan jangan salah, aku tidak bodoh, mobil baru itu tentu aku kasi atas namaku Amira.
Enak aja, mau dikasi atas nama bang Reza. Walaupun ini uangnya, daripada diubar-ubar buat wanita itu mending aku istrinya.
Aku menjalankan mobil ke arah kantor bang Reza dengan kecepatan tinggi supaya tidak kehilangan jejak bang Reza.
Aku berhenti sedikit lebih jauh dari lokasi kantor, aku tidak mau dia mengetahui bahwa diriku sedang memata-matainya.
Tak lama, seorang wanita yang aku yakin adalah Valesa keluar dari perkarangan kantor menuju halte yang berada tidak jauh dari situ.
Aku tetap fokus menatap ke arah wanita itu yang sedang celingak-celinguk itu, apa yang sedang dia lihat?
"Kemana, bang Reza?" tanyaku pada diri sendiri.
Sebuah mobil menepi pada halte di mana Valesa berada, Valesa tampak tersenyum ke arah mobil itu. Dia melangkah mendekat dan masuk ke dalam mobil itu. Tapi, itu bukan mobil bang Reza. Siapa yang ada di dalam mobil itu, bang Rezakah? Tapi tidak mungkin, mobil bang Reza bukan seperti itu.
Dengan tidak membuang waktu , aku segera menjalankan mobilku mengikuti kemana mobil itu pergi, mobil itu kembali berhenti tepat di depan Restoran yang sangat mewah dan berkelas yang aku sendiri tidak pernah masuk ke dalamnya.
Laki-laki itu melangkah keluar dan membuka pintu untuk Valesa. Ternyata benar, laki-laki bukan bang Reza. Jadi siapa, dia?
Valesa tampak keluar dan langsung meraih tangan laki-laki tersebut.
"Wanita yang sangat memalukan." aku mengikuti langkah mereka memasuki Restoran tersebut.
Aku benar-benar terkejut saat memasuki tempat tersebut, ini bukan sekedar Restoran biasa melainkan hotel yang lengkap akan semua fasilitas.
Sungguh menakjubkan, kenapa baru sekarang aku mengetahui ada tempat seperti ini? Dan semua yang masuk memiliki pasangan tersendiri.
"Maaf ,nona.Di mana pasangan anda?" tanya seorang satpam yang membuat langkahku terhenti.
Aku menatap satpam tersebut heran, apakah harus ada pasangan baru boleh memasuki tempat ini?
Aku memcoba tersenyum, "Bukankah ini Restoran, tempat makan. Jadi umum dong," ucapku santai.
"Iya, ini memang Restoran. Yang khusus untuk pasangan. Karena setiap mereka ingin makan berarti di sini mereka memesan sebuah ruangan yang hanya khusus buat pasangan." aku menggelengkan kepala tidak percaya.
Mau makan saja, ada ruangan masing-masing. Astaga, sangat menjengkelkan.
"Pasangan saya lagi di jalan, terhalang macet." maafkan aku yang harus berbohong.
"Hem ... baiklah nona. Silahkan masuk," ucap satpam tersebut sopan.
Aku hanya berterimakasih dan melewati satpam tersebut. Yang benar, ruangan bawahnya saja penuh dengan pasangan yang sedang asyik bercengkrama pada ruangan-ruangan kecil yang tembus pandang. Aku melirik ke atas, yang aku duga itu adalah ruangan untuk beristirahat atau bisa disebut hotel.
Aku melihat kesegala penjuru, dan menemukan sosok yang sedang aku cari. Tapi ini sungguh menjijikkan, bisa-bisanya wanita itu berciuman di tempat umum seperti ini dengan begitu santai. Sungguh menjijikkan, ya ampun.
Aku sengaja memesan tempat yang tidak jauh dari kedua orang itu.
"Datanglah kesini, nanti kukirim lokasinya." aku mematikan sambungan dengan sepihak.
Aku berharap orang yang aku telpon itu segera datang, aku menutup wajahku menggunakan majalah saat Valesa memandang ke arahku dengan aneh.
Mungkin dia merasa aneh pada diriku yang sendiri, sedangakan sekelilingnya berpasangan.
__________________
Mau up lagi gak? Vote sebanyak-banyaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Permainan Busuk Suamiku (Terbit)
Ficción GeneralJudul di WP: Permainan busuk suamiku Judul di novel: Amira- Air mata kesabaran wanita. Terbit Selingkuh, bukanlah hal yang asing bagi kita. satu kata itu mampu merusak dan menyakiti salah satu pihak korban. Apa gunanya selingkuh jika kita sendiri s...