Follow dulu sebelum baca.
Ramein cerita baruku yuk.
-Truth orang Dare-Setelah dua tahun menikah dengan bang Reza akhirnya aku menerima tawaran dari bang Reza untuk menandatangani surat bahwa aku akan menerima separuh sahamnya.
Aku membuka lemari pakaianku dan mengeluarkan semua berkas-berkas mengenai pernikahan kami yang tersusun rapi disebuah map.
Aku mengeluarkan surat perjanjian bahwa bang Reza akan memberikan separuh sahamnya padaku, aku menatap sebuah kertas yang masih kosong di bagian tanda tangannya.
Mengapa aku baru ingat sekarang, kenapa tidak dari dulu saja aku menandatanganinya kalau aku tahu akan jadi seperti ini. Aku sendiri tidak menduga bang Reza akan tega selingkuh, tapi perbuatannya membuat aku buta akan semuanya.
Flashback
"Dek ...." aku menoleh ke arah bang Reza, dia tampak berjalan mendekat kepadaku yang masih berada di depan cermin untuk mengeringkan rambut.
Hari ini adalah hari yang aku tunggu dari dulu, di mana aku dan bang Reza sudah resmi menjalin hubungan suami istri. Siapa yang tidak bahagia? Adakah wanita yang tidak bahagia saat semua impiannya ingin menikah dengan laki-laki yang di inginkannya akhirnya terkabul.
Sebuah ukiran senyum tidak pernah pudar dari bibir kami. Aku berbalik menghadap bang Reza yang sudah berada tepat di belakangnku.
"Iya, bang."
"Cantik." aku mengulum senyum saat mendengar ucapan bang Reza. Dia benar-benar membuat aku terbang saat ini.
"Abang bisa aja," ucapku malu.
"Dek ...," panggilnya.
"Hmm ... ada apa bang?"
"Nih ...."
Aku menautkan alis, apa isi dari map yang diberikan bang Reza.
"Apa ini, bang?" tanyaku penasaran.
"Buka aja, dek."
Aku membuka map tersebut dan membaca kertas putih. Aku menatap bang Reza tidak percaya, dia mengangguk dan tersenyum manis padaku. Aku menggeleng dan kembali memberikan map beserta kertas putih itu kembali pada bang Reza. Aku pikir bang Reza terlalu berlebihan memberikan separuh hartanya padaku.
"Ini berlebihan, bang." aku mendengus kesal pada bang Reza. Apa maksudnya? Apa dia berpikir aku menikah dengannya hanya karena harta, aku kesal. Aku kesal padanya yang sedang menatapku.
"Tapi abang beneran dek, ini semua juga hak adek. Abang sudah siapkan ini dari lama, dan walau bagaiamanapun ini semua akan menjadi hak adek." aku tetap menggeleng.
"Abang pikir aku menikah dengan abang karena harta? Tidak bang tidak," ucapku tegas. Air mataku menetes tanpa aba-aba, hatiku terasa terciut saat berpikir bang Reza menuduhku.
Bang Reza mendekapku, dia mengelus puncak kepalaku. Aku terisak di dada bidangnya.
"Abang tidak bermaksud seperti itu, dek. Dan abang tidak pernah berpikir seperti itu, abang ikhlas dek. Dan ini sudah hak kamu dek," ucap bang Reza.
"Tapi, bang kita baru saja menikah. Apa kata orang tuamu," ucapku masih terisak dalam dekapan bang Reza.
"Bapak sama ibu udah tau dek," ucapnya. Aku mendongak menatap bang Reza percaya, bahkan mertuaku sudah mengetahui ini.
Tapi hatiku tetap berat untuk menerimanya, aku tidak mau dan tidak pernah berpikir seperti ini.
Aku tetap menggeleng membuat bang Reza menghela nafas pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Permainan Busuk Suamiku (Terbit)
Ficção GeralJudul di WP: Permainan busuk suamiku Judul di novel: Amira- Air mata kesabaran wanita. Terbit Selingkuh, bukanlah hal yang asing bagi kita. satu kata itu mampu merusak dan menyakiti salah satu pihak korban. Apa gunanya selingkuh jika kita sendiri s...