.
.
.
.“Tidak akan kubiarkan kau beristirahat begitu saja, Xavier!”
“AWAS DIBELAKANGMU, PANGERAN!!”
Crass...
“S-sialan...”
∞∞∞
“PANGERAN!!!”
Semua yang ada disana terkejut dengan apa yang baru saja terjadi dihadapan mereka.
Disaat semua baru saja berakhir, tapi keadaan yang tanpa diduga-duga justru terjadi.
Di hadapan mereka sekarang, Pangeran Mahkota mereka sedang memegang dada sebelah kanannya. Dengan pisau yang sudah menancap, membuat darah Xavier mengucur deras.
Meski begitu, Ia tetaplah Xavier. Jika hanya sebuah pisau yang menancap di dadanya, itu bukan perkara yang besar. Xavier masih bisa berdiri tegap meskipun rasanya memang lumayan menyakitkan.
Panglima Rod beserta pengawal disana panik. Segera menghampiri pemimpin mereka. Khawatir dengan kondisi yang baru saja terjadi.
“Bagaimana kondisi anda, Pangeran?” Ucap Panglima Rod sembari merangkul bahuXavier. Berjaga-jaga jika nanti Xavier tumbang.
Xavier tersenyum remeh sambil mengalihkan tangan Panglima Rod yang bertengger di bahunya.
“Tenang saja, Panglima. Ini hanya luka kecil. Mari khawatirkan saja kondisi tikus kecil yang bersembunyi disana...”
Pandangan mereka tertuju pada sesosok dibalik pohon besar disana. Lelaki yang memakai topeng diwajahnya, yang membuatnya terlihat menjadi misterius.
Dia sendirian. Xavier dapat menebak aura disekitarnya.
“Jadi, siapa kau hingga berani-beraninya menginjakkan kaki di wilayahku? Tanpa pengawalan, tanpa rekan. Aku cukup bangga dengan keberanianmu itu. Haruskah aku bertepuk tangan sekarang?”
“Kau terlalu percaya diri, Xavier. Hanya karena kau baru saja mengalahkan rombongan semutku, bukan berarti kau bisa mengalahkanku suatu hari nanti!”
Xavier masih santai menanggapi lawan bicaranya. “Siapa pun kau. Aku yakin, kaulah dalang dibalik ini semua. Benar begitu, kan?”
Xavier mencabut pisau di dadanya perlahan. Memejamkan matanya, meresapi rasa yang selama ini sudah menjadi temannya.
“Kau tidak ahli dalam bertarung. Bahkan untuk membunuh musuhmu, kau masih meleset jauh.”
Xavier memandang kearah pisau berlumur darahnya sendiri, dan pelaku yang telah melakukannya itu secara bergantian.
“Ini. Kukembalikan lagi padamu. Anggap itu pencapaian besarmu karena berhasil melukaiku...” Santai, namun tepat. Pisau itu menancap persis disamping mata sang pelaku. Sayangnya, tancapan itu hanya mengenai pohon. Itu memang sudah diprediksi oleh Xavier sebelumnya.
“Tunggu kejutan dariku, Xavier!”
Para prajurit hendak mengejar kepergian pelaku itu. Namun, Xavier mencegah.
![](https://img.wattpad.com/cover/207976492-288-k761751.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ADELARD-X
Любовные романы"Apapun keputusanmu setelah ini, aku akan tetap membuatmu berada di sisiku." ∞∞∞ Alice, seorang mahasiswi di sebuah universitas ternama berkat kepintarannya -sehingga mendapatkan beasiswa, harus gugur begitu saja kar...