∞∞∞
"Menyendiri adalah jawaban terbaik untuk semua beban pikiran..."
-Alice Malvia-
∞∞∞
"Bodoh! Kenapa mencelakai perempuan lemah seperti itu saja tidak becus!"
"Maafkan saya, Pangeran. Tapi sepertinya kita akan tetap tidak bisa membunuh, bahkan sekedar mencelakai perempuan itu jika Xavier masih jadi tameng yang selalu melindunginya."
Laki-laki itu murka mendengar penuturan dari anak buahnya. "ARRGGHH!! SIALAN!!" Semua barang-barang di ruangan itu sudah berserakan di lantai. Tangannya mengepal erat hinga buku jarinya memutih, nafasnya memburu, amarahnya sudah berada pada puncaknya.
"Xavier! Sampai kapanpun aku takkan membiarkanmu hidup tenang!"
∞∞∞
"Bagaimana kondisi di perbatasan?"
"Sejauh ini terlihat baik-baik saja. Tetapi, sepertinya aku menemukan sesuatu yang janggal"
Raja Carlos langsung menghentikan aktivitasnya yang sedang memeriksa laporan-laporan dari prajuritnya yang bertugas di daerah perbatasan.
Menatap serius putra sulungnya yang sedang memasang wajah datar seperti biasanya. "Kejanggalan apa yang kau temukan?""Menurut pengamatanku, prajurit yang bertugas di perbatasan selatan, ada beberapa yang menghilang begitu saja. Aku masih menyelidikinya. Namun, aku belum menemukan teka-teki sedikitpun. Mereka menghilang tanpa jejak, bahkan prajurit lain pun tak menyadari bahwa rekan mereka ada yang menghilang" Jelas Xavier pada Raja Carlos.
Raja Carlos beralih menatap putra keduanya "Lalu, bagaimana denganmu, Xander?"
"Semua aman. Pertanian dan perdagangan terpantau lancar. Persediaan pangan di istana sudah lebih dari cukup. Dan bagian yang akan disumbangkan ke tempat penampungan juga sudah terpenuhi."
Raja Carlos menatap bangga dengan kinerja kedua putranya tersebut."Bagus! Kalian berdua memang tak bisa diragukan lagi. Xavier, coba kau selidiki lagi terkait hilangnya prajurit di perbatasan. Latih para prajurit istana lebih baik lagi. Jika ada prajurit yang hilang, kau harus cepat mengirim prajurit baru untuk berjaga di perbatasan. Sebaiknya, jangan sampai prajurit disana menyadari kejanggalan itu. Kau selidiki sendiri, jangan sampai ada yang tau. Anggap saja ini misi rahasia. Sedangkan untukmu, Xander. Lusa kau bisa langsung membagikan sumbangan ke tempat penampungan. Buat sebuah kegiatan yang mampu menarik perhatian semua orang hingga tak ada yang menyadari penyelidikan yang sedang dilakukan oleh Xavier."
"Baik, Yang Mulia.."
∞∞∞
Sejak tadi, Debora memperhatikan tingkah laku majikannya yang sangat berbeda drastis dengan biasanya. Alice mengurung diri di kamarnya. Ia hanya melamun di depan jendela kamar. Bahkan Debora sudah mengajak Alice untuk pergi ke taman, namun belum digubris oleh Alice.
Alice menghembuskan nafasnya kasar. "Debora, jika kau tak merasa nyaman disini, kau bisa keluar."
"B-bukan begitu, Putri. Tentu saja saya merasa nyaman disini. Lagi pula, ini memang tugas saya. Jika saya lalai sedikit, pasti Pangeran Xavier akan langsung memberi teguran pada saya." Ujar Debora was-was. Ia takut gerak-geriknya memperhatikan Alice memperburuk suasana hati majikannya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
ADELARD-X
Romance"Apapun keputusanmu setelah ini, aku akan tetap membuatmu berada di sisiku." ∞∞∞ Alice, seorang mahasiswi di sebuah universitas ternama berkat kepintarannya -sehingga mendapatkan beasiswa, harus gugur begitu saja kar...