[15]-Kembali Ke Sekolah

256 43 3
                                    

Seminggu kali ini terasa singkat bagi Yeji, entahlah cuti yang diberi pihak sekolah terlalu cepat berlalu, apalagi adanya kehadiran Yangyang disekitaran Yeji, membuat cewek Hwang itu enggan sekali meninggalkan rumahnya. Jelas saja, sejak pertemuan yang entah keberapa kali dengan si kakak-kelas-sombong yang ternyata adalah anak dari sahabat bundanya, Yeji rasanya malas kembali ke sekolah. Ya ampun, dunia seluas ini mengapa bagi Yeji sempit sekali?

Yeji semakin sedih kala mengetahui maksud kunjungan Yangyang ke ibukota karena perpisahan orang tuanya, Yeji tidak habis pikir. Padahal, Om Yui dan Tante Yui sangat akrab dan damai-damai saja. Apalagi kalau ia dan Haechan berkunjung ke rumah Yangyang selalu saja disambut senyuman manis dan biskuit ringan buatan tangan Tante Yui. Tapi menurut ucapan Yangyang berikan, keharmonisan keluarganya berubah sejak ia kelas delapan menengah pertama.

Beberapa jam setelah acara pamitan Yangyang dengan Bunda-Ayah dan orang tua Haechan karena harus mengunjungi acara perebutan hak asuh yang selalu diributkan Om dan Tante Yui. Yeji bergelung dibalik selimutnya sesekali berdecak, mendengus, menyibir, dan mendesis. Entah kenapa ia jadi mengkhawatirkan Yangyang, apa kondisinya baik-baik saja?

"ah, udah lah. Nanti juga katanya mau nelfon." Yeji merutuk seraya menggeret tubuhnya yang terasa lemas untuk keluar kamar. "Mending ngambil chiki, terus tidur" saran Yeji pada dirinya.

Berjalan gontai menuruni anak tangga yang tiba-tiba dibenak Yeji sedikit agak panjang. Bibir mungil itu mendengus sewaktu mendengar gelak tawa dari daerah ruang tamu. Yeji tidak habis pikir, bagaimana bisa abangnya itu mengajak teman sepermainannya berkumpul di malam senin dan keesokan harinya adalah hari kembali pertama sekolah?

Ck, biarkan saja. Paling mungkin Hyunjin kesiangan dan berujung dimarahi bunda seungwan.

"YAAA! HAYOLOH! BANG MINHO KENA!" Teriakan suara puber mengganggu telinga Yeji saat si cewek bermata monoloid itu menelisik lemari yang selalu berisi jajanan ringan. Tapi, entah mengapa rasanya ada yang kurang. "Ini Qtela gue kemana?" gumam Yeji.

Wah anjir di maling!

Dibalik ruangan, Hyunjin tengah terbahak menyaksikan kakak tingkatnya, Lee Minho yang terkena polesan tepung basah diwajahnya. Maklum saja, Sekumpulan orang yang berisi cowok ganteng ini tengah bermain Dare or Dare. Yeji yang menyaksikan dari belakang berdecak berulang-ulang. "Ck, ck... Gue cariin dimana Qtela gue berada ternyata jalan kesini???" Sinis Yeji pada kelima orang yang duduk lesehan pada karpet permadani dibawah.

Ada, Changbin yang Yeji kenal satu tingkat dengan Minho dari kelas 12 TIK---Yeji tidak ingat. Dan Jeongin yang menjadi teman seangkatannya, tentu saja beda kelas. Dan si kalem yang juga kakak kelas Yeji, Kim Seungmin si anak Club Olimpiade Ipa.

Hyunjin menyengir lebar. "Di ambil bang Changbin tuh Ji,"  katanya seraya menunjuk Changbin.

Oh ayolah, Seo Changbin anak 12 TIK---pokoknya Yeji tidak ingat. Ia kan anak dari Om Seo yang sering menyumbangkan dana jutaan pada pihak sekolah??? Alasan Hyunjin tidak bermutu.

"Bangke! Gue kesini juga bawa makanan anjir," elak Changbin. Nah kan, sudah Yeji duga. Minho dengan wajah sok berdeham. "Gue sih baru dateng sama Jeongin, sorry aja nih." kemudian Minho menyengir bersama Jeongin. Yeji kemudian beralih pada Seungmin yang juga beralih menatapnya. Masa Seungmin sih?

"Gue yang ngambil," ujar Seungmin tenang.

Yeji membulatkan kedua mata monoloidnya, eh jadi Yeji ingin marah atau tidak kalau pelakunya Seungmin???

"Hng, Yaudah deh gapapa." Ujar Yeji dan tersenyum sekilas pada Seungmin. Hyunjin serta yang lain berkedip diam.

Yeji kembali pada lemari tadi dan mengambil asal jajanan di dalam sana kemudian kembali menuju kamarnya. Seungmin diam-diam tersenyum simpul seraya mengikuti arah punggung Yeji yang semakin menjauh. Hyunjin mendepak bagian paha Seungmin kuat. "Anjir, Yeji lo Pelet apaan?!"  Ujarnya tidak santai.

Changbin menelisik. "Wah, gue cium aroma aneh."

Minho dengan ketidak jelasannya menjentikkan ibu jari ditengah-tengah keheningan.

"Gue tebak Yeji lagi cmiwiw ke Seungmin, terus Seungmin Cmiwiw ke Yeji. Abis itu, tadi mereka juga lempar-lemparan Cmiwiw. Anjay, Cmiwiw dah lo berdua."

Yang lain hanya menatap aneh kearah Minho, Sedangkan Yang Jeongin sedari tadi hanya menyimak omongan tidak maksud akalnya Minho. "Gajelas amat sih, sakau." gumam Jeongin.








'







"Paagiii Ayaah Yejiiii!"

Ayah yang tengah membaca korannya itu menurunkan setengah bagian surat kabar tersebut dan menapikkan sosok Yeji dengan cerianya mengulas senyuman lebar seraya menarik kursi disebelahnnya. "Udah siap-siap putri kecilnya Ayah?" ledek Ayah Minhyun membuat Yeji mendengus geli.

Suasana keluarga yang benar-benar hangat.

Yeji dengan Ayah Minhyun yang saling bertukar cerita di meja makan, Bunda Seungwan tengah menyiapkan roti isi, dan Hyunj---Ah, cowok itu tengah gegabah menyiapkan keperluan sekolah. Haha, benar dugaan Yeji kalau cowok Hwang itu bangun terlambat. Salah siapa coba bergaya sok jantan dengan begadang semalaman? Yah, Hyunjin.

"Bundaaa liat sabuk abang ga???"

Teriakan Hyunjin melolong dari atas anak tangga.

Yeji dalam diam mengunyah roti buatan Bunda yang ada di genggamannya mendengus. "Udah gede kok masih disiapin bunda?" ledek Yeji sengaja dikeraskan. Hyunjin dengan tampilan urakan menuruni anak tangga, rambutnya yang masih disisir dengan jari jemari, Seragam yang belum dimasukkan, dasi yang masih tergantung dileher, dan tas sekolah yang masih terbuka.

Memang preman sekali Hwang Hyunjin ini.

"Mau ngegembel kemana bang?"

Yeji terbahak saat Ayahnya menyindir pakaian Hyunjin.

Bunda mencubit pinggang Hyunjin pelan seraya menaruh piring berisi ikan yang telah digoreng. "Kebiasaan, dirapihin dulu bajunya. Ga malu sama Heejin di sekolah kayak gembel?" ledek Bunda Seungwan dengan tawanya.

Hyunjin dengan wajah tanpa dosa dan bibirnya yang kelebihan volume itu menatap diam sang Bunda seraya memegang gelas susu. Wajahnya merengut tidak suka,

"Hyunjin gini-gini juga tetep ganteng, turunan ayah minhyun soalnya."

Kemudian, sang Ayah tersedak roti isi yang tengah dikunyah.

--00--

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

🄱🅄🄺🄰🄽 🄲🄴🅆🄴🄺 🄱🄸🄰🅂🄰-ₕwₐₙg YₑⱼᵢTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang