[14] Anak Tante Seulgi

224 40 1
                                    


"Bang! Ini jauh banget rumah tante Seul?"

"YA KAN ELO KAGA PERNAH KERUMAH TANTE SEULGI, ANEH."

Yeji terkesiap diatas boncengan motor, lagipula Yeji paham kalau mereka berdua berbincang dikendaraan. Tapi ya, Hyunjin juga tidak perlu berteriak semacam godzila.  Yeji menepuk kesal helm belakang Hyunjin.  "Gue engga budek,"  tukasnya tidak terima sedangkan Hyunjin menyibir melalui kaca spion yang hanya Yeji hiraukan.

Sekarang telah pukul lima sore lewat, banyak kendaraan pribadi maupun umum berlalu lalang di jalan kota, Yeji memegang wadah Tupperware berwarna ungu milik bunda itu dengan erat sesekali hembusan angin menembus lapisan hoodie yang ia pakai. Setibanya disebuah perumahan yang sama elit dengan area perumahan keluarga Hwang, Hyunjin terlihat menurunkan kaca helm saat petugas jaga menanyakan kedatangan mereka.

Setelah itu, laju motor langsung melintas masuk melalui gerbang besar yang terbuka.

Melaju lurus melewati rumah yang terbangun megah dominan berwarna putih. Membuat daerah yang dua Hwang telusuri itu terkesan rapih dan elegan, sampai disebuah pager putih diselingi warna emas laju motor Hyunjin melambat dan berhenti tepat di pinggir.

"Lah, ini rumahnya bang?"

Hyunjin melepaskan helm kebanggaannya itu dan diletakkan diatas tangki, seraya menyisir anak rambut Hyunjin menyahut. "Jan banyak bacot, buru masuk." titahnya, Yeji berdecak dan menarik hidung Hyunjin.

"masuk bareng ih bang!" rengek Yeji, Hyunjin lagi-lagi berdecak.

Dibalik mengekori tubuh tinggi Hyunjin, Yeji sesekali melirik risih dua ekor anak anjing berbulu putih tanpa dirantai di bagian luar pos satpam. "Bang mana tante seul nya?" resah Yeji. Kedua anak anjing itu memperhatikan gerak-gerik Yeji seraya memiringkan kepala mereka.

"Diem dulu ealah, nape sih?" Hyunjin menapikkan senyum saat gerbang yang yang menjadi pembatas itu bergeser diiringi sosok wanita yang sama usia dengan Bunda Seungwan. Wanita itu tersenyum manis. "Wah Hyunjin? Yeji? Apa kabar?" senyuman ramah Tante Seulgi membuat Hyunjin tersenyum lebar.

"Baik tante," respon Hyunjin. Yeji masih terdiam sedikit membungkuk resah di belakang Hyunjin. Tante Seulgi memiringkan tubuhnya guna melihat apa yang Yeji lakukan. "Lho? Kamu kenapa Ji?" tanya Tante Seulgi. Hyunjin berdecak dan menyikut pelan lengan kembarannya itu.

"a, eng-gapa Tante... "

Hyunjin memutar bola matanya.

Tante Seulgi tersenyum kembali." Yuk masuk dulu," Yeji mencegah. "Eh gausah gapapa tante, ini Yeji cuma nganter kue buatan bunda." tolak Yeji halus, Tante Seulgi melekungkan bibirnya. "Ayok lah Ji, kalian berdua jarang-jarang lho main kerumah."

Hyunjin mengerutkan keningngnya. "Lah Hyunjin kan sering?"  katanya. Tante Seulgi tersenyum dan mengacak rambut Hyunjin. "Ya kamu, bukan Yeji. Ayok cantik masuk."

Yeji hanya bisa mengembungkan sebelah pipi saat lengannya ditarik kedalam melalui gerbang tersebut, Hyunjin pula mengangguk dan kembali menaiki motornya untuk dimasukkan kedalam pekarangan rumah. Melihat dari segi luasnya rumah Tante Seulgi, memang sedikit lebih leluasa dari rumah keluarga Hwang. Terlebih bedanya kolam renang berkapasitas besar terdapat dibagian kiri halaman rumah dan disekat agar terdapat sebuah taman kecil. Dan dibagian kanan terdapat aneka tanaman gantung yang Tante Seulgi ucapkan sebagai lahan penghijauan. Memang unik sekali,

"oh iya, Om Sehun dirumah ga tan?" Hyunjin bersuara saat turun kembali dari atas motor.

Seulgi menggeleng cepat. "Ya ga ada. dia lagi ada projek pembangunan hotel di luar."  Yeji yang sedari tadi menyimak, ia lagi-lagi membulatkan bibirnya saat mengetahui fakta-fakta dari ungkapan sahabat Bundanya ini. "Oh iya? Yeji kenal ga sama anak tante???"  tanya Tante Seulgi antusias. Yeji refleks melirik Hyunjin dengan tatapan seolah 'Anaknya yang mana, bang?' 

"Jamin!"  bisik Hyunjin yang terdengar di telinga Yeji karena frekuensinya sangat pelan.

"Hah? Jamin?"

"Jenin weh!"

"masa Jenin?  Bukan kali?"

"Ya bukan Jenin lho, Jaem—

"Ini kenapa pada bisik-bisik?" tanya Tante Seulgi dengan mata monoloidnya yang menyelidik. Kedua hwang itu saling menyenggol-nyenggol pundak seraya menggumam 'Ah elo sih!'. 

Tante Seulgi menggeleng-gelengkan kepalanya seraya tertawa. "Memang ya, kalian berdua coppas nya Minhyun-Seungwan." Ledeknya. "Yaudah ayok masuk dulu." Yeji mengiyakan ajakan wanita yang Yeji tandai bermata monoloid yang sama dengannya.

"Naaak! Kesini dulu sayang! Ada anak tante Seungwan!" pekikan suara Tante Seulgi menggema. Yeji menyengir saat mengetahui kalau wajahnya datar sedari tadi, sesaat Seulgi kembali menoleh dan menggenggam tangannya, Yeji tiba-tiba merasa kikuk. "Haaahh, enak juga ya sofa rumah tante." Hyunjin dengan tidak malunya, langsung mendudukan diri lebih tepatnya merebahkan diri seraya menghela nafas damai.

Yeji meringis malu.

Selang beberapa detik kemudian, terdengar suara grasak-grusuk dari lantai atas dan suara sahutan yang didengar kurang santai seolah aktivitasnya diusik. Tante Seulgi menuntun Yeji untuk duduk di singgle sofa. "Nah duduk dulu disini, mana kue buatan bundamu?"  ah, iya. Refleks Yeji langsung menyodorkan benda ditangannya. Tante Seulgi terkekeh lalu mengusap anak rambut Yeji.

"Jangan tegang ah,biasa aja. Tante buatin susu vanila buat kamu ya? Kata Seungwan kamu suka susu vanila kan?."

Hyunjin merengut. "Lah hyunjin masa enggaaa?" ucapnya seolah didiskriminasikan. Seulgi terkekeh, "Biasanya juga langsung pada ngambil cola om sehun di lemari minuman." cibir Seulgi saat mengingat kebiasaan teman seperkumpulan anak Bungsu nya.

Hyunjin menyengir dan memasang dua jari didepan wajah setelahnya. Selang beberapa menit Tante Seulgi melipir ke dapurnya yang luas itu, Yeji mendudukan dirinya diam di sebelah Hyunjin. Cowok hwang itu merasa nyaman-nyaman saja berada di rumah sahabat bundanya itu,lagi pula anaknya Tante Seulgi juga merangkap menjadi sohibnya sebab bawaan dari club eskul basket. 

Yeji yang baru saja hendak membuka mulutnya, kemudian terkatup kembali saat suara grasak-grusuk dari lantai atas mendominasi heningnya ruang tamu yang di desain khusus oleh Om Sehun.

"Ada siapa sih, Ma?" suara itu, suara khas anak cowok yang sudah masuk masa puber dipadukan suaranya yang memiliki kesan lengkingan dan dalam. Yeji terdiam kaku, kedua mata monoloidnya sedikit melebar walaupun tetap berbentuk seperti mata kucing. Bagaimana bisa kebetulan semacam ini? Hey, Yeji mengada-ngada sepertinya. Tapi, ia sangat mengenali wajah itu.

"Oy, diem-diem ae." sahut Hyunjin dengan tulang punggung yang masih menyender nyaman di penyanggah sofa. Cowok berpakaian santai ala rumahan pada umumnya itu melirik kearah sofa dimana suara yang ia kenal milik Hyunjin dan juga terkejut saat satu sosok cewek ikut berada dirumahnya.

"Nah ini anak tante Ji, kawan mainnya Hyunjin juga malah. Jaemin, ayok kenalan sama Yeji. Dia cantik banget kan? Anaknya Seungwan memang jarang keliatan kalau mama sama yang lain kumpul arisan."

Ucapan panjang lebar Tante Seulgi tidak dihiraukan antara pihak Jaemin maupun Yeji. Sedangkan Hyunjin hanya menikmati hidangan yang menjadi makanan ringan yang diletakkan Tante Seulgi diatas meja.
Yeji tiba-tiba menjadi kesal dan ingin segera   pergi ke tujuan utamanya untuk berjalan-jalan di supermarket setelah ini. Jangan lupakan saat bibir menyebalkan milik Jaemin si kakak-kelas-sombong, langsung menyeringai dalam artian mengejek.

"Halo, cewek hwang..."

--00--

🄱🅄🄺🄰🄽 🄲🄴🅆🄴🄺 🄱🄸🄰🅂🄰-ₕwₐₙg YₑⱼᵢTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang