2

4.7K 372 45
                                    

Happy Reading^^

Jungkook terbangun dari tidur nya, matanya menyipit kala melihat kearah luar jendela yang sudah memantulkan cahaya terik ke arah wajahnya.

Dengan kekuatan penuh Jungkook mencoba bangun mendudukan dirinya untuk mengumpulkan nyawa yang masih mengambang di pintu kesadaran.

Ia ingat semalam yang pulang saat jam 04 subuh dan kalah taruhan dari teman-teman nya saat balapan motor.
"Aarrghh sial" Umpat Jungkook saat mengingat kejadian semalam.

Setelah dipastikan nyawanya sudah masuk total kedalam tubuhnya, Jungkook keluar kamar berjalan ke arah dapur, ia mengangguk-angguk kan kepalanya saat mendapati sarapan pagi nya yang sudah tertata rapi disana.

Drrtt drrtt drtt

Jungkook mengambil ponselnya yang bergetar dari dalam sakunya, tanpa lama ia langsung mengangkat panggilan masuk.

"Hallo"

"....."

"Aku? Tidak tahu wae?"

"....."

"Nanti malam? Akan ku pikirkan, Seokjin tidak ada disini. Sepertinya dia sudah pergi ke cafe tempat nya bekerja.. emmm biasanya dia pulang sore, mungkin sebentar lagi" Ucap Jungkook pada seseorang di seberang telepon.

"....."

"Baiklah"

Pip

Jungkook pun mematikan panggilan nya, ia menghela nafas nya pelan kemudian duduk bersila untuk menyantap sarapan pagi nya. Padahal ini sudah siang!

.
.
.

"Hyung.. boleh aku pulang cepat hari ini?

"Biar ku tebak, kau izin pulang cepat karna ingin mengurus pacar sialan mu itu kan?" Ucap Yoongi.

Seokjin menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal "Semalam dia pulang larut sekali, dia pasti kalah taruhan lagi. Dan aku hanya menyiapkan sarapan dirumah"

Yoongi merotasikan mata nya malas "Selalu saja seperti itu, mau sampai kapan Jin? Hubungan kalian itu tidak sehat, sebaiknya kau tinggalkan dia sebelum terjadi sesuatu yang lebih parah"

Seokjin menghembuskan nafas nya "Ngomong doang sih gampang, Aku dan Jungkook sudah cukup lama hidup bersama, bahkan sebelum keluarga nya bangkrut dia tak se-kasar yang kau pikirkan Hyung, lagi pula... Aku mencintainya" Ucap Seokjin lemah di kalimat akhir.

"Tak se-kasar yang ku pikirkan katamu? Yak!! Sudah berapa kali aku mendapati mu dengan tubuh lebam-lebam eoh? Dan kau masih membelanya? Hhhh"

Seokjin tersenyum "aku tau kau menghawatirkan ku Hyung, tapi sungguh aku tidak apa-apa, aku janji kalau suatu hari nanti aku sudah merasa tidak sanggup, aku akan menyerah"

"Kau janji? Jika terjadi sesuatu padamu, kau harus cepat bilang padaku arraseo?"

Seokjin mengangguk "Gomawo Hyung kau memang sahabat ku yang terbaik"

"Itulah guna nya sahabat" Ucap Yoongi tersenyum.
Sebenarnya ia sedang tidak mau tersenyum sekarang, ia paling benci kala melihat sahabat nya ini menderita, namun bagaimana pun ini adalah keputusan Seokjin, hanya Seokjin yang berhak mengatur kehidupannya, sedangkan Yoongi hanya bisa memberikan semangat.

.
.
.

Seokjin memasuki kontrakan kecil nya, ia menaruh beberapa makanan yang diberikan Yoongi di atas meja, Seokjin rasa ini sudah cukup untuk makan malam mereka pikirnya.

Bleeding Love (Kookjin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang