19.

400 32 9
                                    

Yes yes yes, TXT bentar lagi comeback uhuuyyy. Tapi sedih sih belum bisa beli albumnya :((.

Vote dan komennya jangan lupa sayank (っ˘з(˘⌣˘ )

***

"Bugh" "bugh" "bugh" Suara pukulan yang begitu bernada membuat Yeonjun hanya bisa ternganga. Dilihatnya seorang yang diyakini merupakan seorang yeoja (dari tubuh, suara, dan ucapan orang yang hendak membunuhnya) dengan lincah menyerang dan melindungi diri. Yeoja itu terlihat begitu sempurna, apalagi ketika dapat membuat 6 orang tadi kewalahan disaat sang Yeoja juga kewalahan. Akan tetapi, sesempurna apapun, pasti ada celahnya. Pinggang yeoja itu terkena goresan belati karena terlalu fokus menyerang sehingga lupa mempertahankan diri.

"Akh..."-Yeoja itu meringis. Sedangkan keenam orang itu tertawa meskipun mereka juga terluka.
"Udah bilangin kalau seorang yeoja lawan 6 namja itu gak guna, mending nyerah aja."-?
"Baru juga gue kegores dikit kalian udah shombong amat. Gini-gini gue juga masih strong buat ngeladenin kalian."-Yeoja.

Sebelum salah seorang dari mereka membuka mulut untuk berbicara, yeoja itu segera menyerang mereka dengan membabi buta. Tidak peduli berapa banyak luka yang yeoja itu terima, dia tetap menyerang mereka sampai mereka diambang batas hidup dan mati. Satu-persatu dari mereka mulai tumbang, hingga beberapa berencana melarikan diri namun segera yeoja tikam punggung mereka. Tubuh yeoja itu berlumuran darah, baik darah dari luka sang yeoja maupun darah dari keenam orang yang telah dibasminya.

Yeonjun yang melihat adegan tersebut secara live dengan mata kepala sendiri menjadi menggigil. Tidak hanya menggigil karena kedinginan dan luka dibahunya, namun juga ketakutan yang mulai menguasainya. Yeonjun takut kalau yeoja itu sewaktu-waktu dapat membunuhnya seperti keeenam orang tadi.

Tubuh Yeonjun semakin tidak terkontrol saat mata yeoja itu tepat menatap matanya. Apalagi saat sang yeoja itu mendekat, tubuhnya menggigil sangat hebat. Mungkin jika orang lain melihatnya, akan mengira bahwa sedang terjadi gempa bumi.

"Tsk, jadi cowo kok lenjeh amat. Belajar bela diri kek atau apa gitu, masih untung lo gue selametin, kalau gak lo udah di neraka kali."-Yeoja. Mendengar kata "Cowo Lenjeh" membuat Yeonjun secara otomatis mengingat Lia, dimana Lia selalu mengatainya begitu saat Soobin mengganggu Yeji dan Yeonjun ikut-ikutan.

"Ngapain malah auto kepikiran si Lia sih njir? Tapi kok pas dia ngomong kaya gitu sensasinya sama ya, jadi pengen gue gampar kan tu orang kaya gue pengen gampar si Lia. Eh tapi ga sopan ya kalau gak tau terima kasih sama orang yang udah nolongin."-Yeonjun membatin dan malah asyik sendiri dengan pikirannya.

Yeoja yang tadi menolong Yeonjun pun menendang bahu kiri Yeonjun yang terluka dan membuat Yeonjun kembali ke kesadarannya.

"Arrgghh! Appo! Michosseo! Bahu gue luka malah lo tendang?! Situ waras?!- Yeonjun.
"Bukannya dengerin gue ngomong atau terima kasih eh malah bengong dan gak tau diri."-Yeoja.
"Iya iya makasih udah nolongin. Btw ngapain gue belajar bela diri? Gue punya pengawal yang bakalan jagain gue setiap saat, jadi bela diri itu gak guna."-Yeonjun. Sepertinya tingkat kepedeannya telah kembali mengalahkan ketakutannya. Yeoja itu dengan sengaja menendang lagi bahu kiri Yeonjun meski tidak sekuat sebelumnya.

"Argghh! Appo! Bangs*t lo ya?! Sakit tau!!"-Yeonjun.
"Nah itu buktinya. Kalau lo bisa bela diri, lo gabakalan terluka kaya gini. Lagipula kalau lo punya pegawal, mana mereka? Ga ada tuh keliatan batang hidungnya."-Yeoja itu berjongkok dan melilitkan kain yang entah sejak kapan berada di tangannya. Meskipun telaten, dia masih sempat-sempatnya mengerjai Yeonjun dengan mengikat dengan kuat hingga Yeonjun meringis kesakitan.

Yeonjun kemudian melihat bahwa lukanya tidak separah luka yeoja itu. Tapi bagaimana mungkin matanya terlihat sangat tenang, seolah-olah itu adalah yang yang sangat biasa. Atau mungkin karena sudah terbiasa? Yeoja itu kemudian menekan sesuatu di telinganya.

"Annyeong haseyo Bigeu Bosseu-nim. Bolehkah saya meminta orang untuk datang ke lokasi saya saat ini untuk membereskan sampah?"-Yeoja.
"Yang kau minta sudah kukirim. Aigooo, buruk sekali penampilanmu saat ini. Segera kembali."-Bigeu Bosseu.
"Ndee, setelah saya mengantarkan target ke rumah sakit dan memberi pengawal jarak jauh untuknya. Gansamhabnida Bigeu Bosseu-nim."-Yeoja.

Yeoja itu mengajak Yeonjun pergi ke rumah sakit terdekat, meski tidak dekat-dekat amat. Yeoja itu mengendarai motor sportnya dengan skill yang mirip dengan pembalap membuat Yeonjun lumayan ketakutan.

Sesampainya di rumah sakit, yeoja itu segera mengurusi bagian administrasi. Yeoja itu kemudian menghampiri Yeonjun untuk mengucapkan salam selamat tinggal, yang pastinya tidak sesederhana itu.

"Lo tinggal diem aja karena lo bakalan diobati. Belajar bela diri sono gih, jangan ngerepotin orang lain. Dasar cowo lenjeh."-Yeoja mengatakan dengan tatapan mata gregetan dan lumayan meremehkan. Yeoja itu kemudian pergi meninggalkan Yeonjun yang segera dibawa ke ruang ugd.

"Mata itu, kalimat itu, suara itu, gue bener-bener pernah kenal. Tapi siapa? Terlalu banyak cewe yang gue kenal di dunia ini."-Yeonjun membatin.

"Kalian harusnya tau dong yeoja itu siapa"-Author

***

"Aishh.... Pelan-pelan napa ngobatinnya. Pake hati gitu kek, gue masih manusia tau!"-Lia.
"Cerewet amat sih Eon. Udah diem aja, kalau sampai konsentrasi gue buyar lo malah ga jadi sembuh lho"-Yuna. Lia kemudian mengembuskan nafasnya keras.

"Kesel banget ya neng Lia? Mwehehe"-Author

Setelah beberapa saat, akhirnya Lia selesai diobati. Dia menatap lengan dan telapak tangan kanannya yang terlilit perban, begitu pula pinggangnya yang juga dililit perban. Untung saja besok hari minggu, jadi tidak akan ada pertanyaan menyebalkan para siswa disekolah, terutama dari musuh mereka.

Sebuah instruksi dari Bigeu Bosseu masuk, meminta Lia untuk segera keruangannya. Ah iya aku lupa, untuk situasi seperti ini kita harus memanggil mereka dengan nama kerja mereka.

SuJi C masuk ke ruangan Big Bosseu. Bisa dilihat tatapan matanya yang setajam silet menatap gerak-geriknya. Dan langsung memulai percakapan tanpa perlu berbasa-basi.

"Kerja bagus. Besok-besok harus lebih baik dari ini, jangan sampai menyusahkan orang lain lagi."-Bigeu Bosseu. SuJi C tak bisa menahan senyumnya, ia begitu tau arti kalimat Big Bosseu yang tsundere.
"Ndee Bigeu Bosseu-nim."-SuJi C.

Mereka kemudian membahas tentang rencana apa yang sebaiknya mereka lakukan, apalagi mengingat Yeji yang masih belum bisa menjalankan misinya kali ini.

***

Yeyy update lagi uhuuyy. Gimana komentar kalian untuk chapter kali ini? Apakah ada sesuatu yang bikin kalian penasaran? Atau belum ya karena belum tak munculin?

Jangan lupa vote dan komennya, kritik dan saran sangat dibutuhkan, apalagi typo-typo yang bertebaran.

Yogyakarta, 08 Mei 2020

Dwianinur_

Sekian, Terima Kasih

It's you?? Yeji × Soobin TXTZYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang