Kalian yang sudah pernah membaca ceritaku saat aku bertemu dengan pria tanpa nama pasti tau lokasinya. yup, kalian benar sekali. Lokasinya dari cerita ini ada di Jawa Barat dan aku tidak akan sebutkan nama lokasi dari kejadian ini, kecuali tempat tempat tertentu yang aku ingat namanya. Ini kisah dimana aku bertemun dengan sosok anak belanda tanpa nama yang hingga kini aku tidak pernah tau namanya dan aku tidak akan memberinya nama. Kalian ingin tau bagaimana aku bisa bertemu dengannya? aku akan ceritakan, tapi aku harap kalian tidak merasa takut dengan ceritaku ini.
Aku saat duduk dikelas 2 SMP diajak ke daerah Jawa Barat karena ada pernikahan dari saudaraku yang tinggal di Jakarta. Bermula dari keberangkatanku ke Jawa Barat dari Yogyakarta membutuhkan waktu yang cukup lama, kurang lebih 9 jam lamanya. Dalam Perjalanan menuju lokasi hotel untuk menginap, kami melewati taman raflesia dan aku sedikit terkejut karena beberapa dari "mereka" yang kalian sebut sebagai hantu itu adalah noni belanda dan mereka berjalan-jalan dengan gaun yang indah pada jamannya. Hanya saja, saat aku melihat mereka semua yang sedang asyik mengobrol, mereka tau aku sedang memperhatikan mereka dari dalam mobil. Aku segera memanglingkan wajahku ke arah yang lain agar aku tidak dilihat lagi oleh mereka semua.
Setelah sampai di hotel, kami hanya menaruh tas kami dan bergegas pergi ke suatu tempat untuk mencari makan. Tanpa berfikir panjang, keluargaku memutuskan untuk makan batagor atau siomay di dekat hotel. Tidak hanya makan, kami merencanakan untuk belanja di salah satu butik baju yang direkomendasikan oleh saudara kami. Keluargaku tidak pergi sendirian, ada juga saudara lain yang ikut dari Yogyakarta, berangkat menggunakan 1 mobil untuk 2 keluarga. Memang aneh rasanya setelah datang di Jawa Barat, karena kebanyakan dari mereka yang aku lihat adalah noni belanda yang cantik. Aku tidak berani bilang kepada keluargaku, memang agak aneh ketika mengatakannya kepada keluargaku jika aku masih bisa melihat semuanya disaat kedua adikku sudah tidak bisa melihatnya.
Disaat berbelanja juga seperti itu, kami berbelanja baju untuk kebutuhan kami selama di Jawa Barat, takut jika baju yang dibawa kurang. Om Suryo dan keluarga juga datang ke acara pernikahan tersebut hanya saja mereka datang lebih lama dari keluargaku. Meskipun begitu aku tidak terlalu panik karena ada seseorang yang bisa aku ajak bicara tentang "mereka".
Ketika Om Suryo dan keluarganya datang menyusul kami, aku hanya bisa tesenyum karena setelah berbelanja rasanya agak aneh, seperti ada yang mengikuti tetapi dia tidak mau menampakan wujudnya padaku, beberapa kali aku sempat terganggu dengan kedatangannya untuk menarik perhatian dariku. Aku sempat melihat kearah om Suryo, tapi sepertinya beliau sudah tau maksudku. Keluargaku mengajak makan di dekat sana karena sudah merasa lapar sejak belanja selama 2 jam lamanya.
"Makan batagor lagi yuk." Ajak tante Dewi yang kepingin makan batagor.
"Boleh deh, ayo makan batagor aja yang deket dari sini." Sahut mamaku yang sepertinya mulai lapar juga.
"Ma, makan batagornya satu porsi untuk berdua aja ya? takut tidak habis kalau makan sendirian." Pintaku kepada mama.
"Ya udah nanti makan satu porsi buat berdua aja." kata mamaku mengiyakan keinginanku.
Setelah dipesankan batagornya, aku cuma diam saja melihat sekeliling. Ketika aku melihat ke arah tempat duduk kosong yang berada disebelah pedagang, disana aku bertemu dengan sosok kakek yang kurus sedang menemani pedagang tersebut berjualan. Aku hanya memberikan senyum dan mengucapkan permisi agar kakek tersebut tau bahwa aku tidak berniat untuk mengganggu keberadaan kakek yang sedang menemani pedagang untuk berjualan.
Setelah 1 jam berlalu setelah makan batagor selesai, keluargaku dan keluarga om Suryo mulai kembali ke dalam mobil untuk pulang ke hotel. Aku memutuskan untuk duduk di belakang pengemudi, lebih tepatnya di belakang om Suryo. Yup, aku sedang di mobil milik om Suryo bersama keluargaku. Baru saja mobil melaju, aku sedang melamunkan sesuatu sambil melihat ke arah luar jendela, memandangi air hujan yang turun lumayan deras. Om Suryo tau aku sedang melamunkan sesuatu, dia tidak memanggilku sedikitpun untuk menyadarkanku dari lamunanku. Tidak begitu lama, sekitar 10 menit aku melamun, aku dikagetkan dengan sosok anak kecil belanda yang muncul entah darimana dengan wajahnya yang hancur penuh dengan darah. Aku yang kaget tidak bisa berteriak sama sekali karena aku sadar karena hanya aku yang bisa melihat anak belanda tersebut. Mama yang melihat aku kaget seperti dikagetkan oleh sesuatu mulai bertanya padaku.
"Kamu kenapa? kok kaget sendiri. Kamu habis lihat apa?" Tanya mamaku heran.
"Ng-nggak lihat apa-apa ma." Jawabku gugup.
"Nomi habis ngelihat sesuatu ya tadi?" Tanya om Suryo.
"iya om. Tadi lihat......" Ucapanku terpotong karena anak belanda itu sudah duduk dipangkuanku.
"Pak Suryo, nomi lihat apaan?" Tanya mama ke om Suryo
"Nanti saya kasih tau mbak umi." Jawab om Suryo yang mulai kembali fokus untuk menyetir.
Sesampainya di hotel anak belanda ini terus mengiktiku hingga masuk ke dalam lobi hotel. Dia terus bertanya kepadaku tentang kenapa aku disini, kenapa aku bisa berdiri setegak perempuan-perempuan belanda, apakah aku punya keturunan belanda, dan masih banyak pertanyaan lainnya. Semua pertanyaan yang dia berikan tidak pernah aku jawab sama sekali, aku takut jika aku menjawab pertanyaannya dia akan bertanya lebih banyak lagi. Akhirnya dia menyerah kemudian dia hanya memberikan 1 pertanyaan untukku sebelum dia melihat sosok kuntilanak yang berada di lobi hotel.
"Kamu akan pergi kemana nanti setelah keluar dari hotel? Apakah aku boleh ikut bersamamu? aku janji tidak akan menunjukkan wajahku yang jelek lagi kepadamu. Aku akan menjadi temanmu, aku janji" ucap anak belanda itu.
"Aku tidak tahu kemana, asal kau janji tidak akan nakal dan tidak menunjukan wujud jelekmu kepadaku lagi. Kalau begitu kamu bisa jadi temanku." Sahutku agar dia diam dan tidak banyak bicara lagi.
Anak belanda itu pergi tanpa mengatakan satu katapun, aku hanya diam tanpa bertanya siapa namanya dan kenapa dia masih didunia ini. Aku kembali untuk menuju kamar hotel agar aku dan keluargaku bisa beristirahat untuk acara besok. Rencananya besok kami tidak tidur di hotel melainkan ditempat lain yang sudah disediakan oleh saudaraku agar ke tempat ijab qabul lebih dekat.
Esok harinya, keluargaku dan keluarga om Suryo bersiap untuk check out dari hotel dan pergi menuju lokasi yang sudah diberikan oleh saudaraku untuk menginap. Aku penasaran seperti apa tempatnya saat itu. Perjalanannya kurang lebih 1-2 jam untuk sampai di lokasi penginapannya. Kata orang tuaku ini asrama haji di daerah jawa barat dan tempatnya lumayan luas untuk 2 keluarga dalam satu rumah asrama.
Jika kalian ingin tau bagaimana kejadianku setelah tiba di rumah asrama haji di Jawa Barat, kalian bisa baca kejadian di cerita "Pertemuan Singkatku dengan Pria Tanpa Nama" karena cerita ini adalah kejadian di hari yang sama dan ditempat yang sama dengan cerita tersebut. Bukan karena aku tidak mau menuliskannya disini untuk kalian semua, hanya saja aku tidak akan mengulangi cerita tersebut dicerita kali ini. Aku hanya akan menceritakan tentang anak belanda tanpa nama yang bertemu denganku di dalam mobil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hantu Anak Belanda Tanpa Nama
Horrorcerita ini adalah cerita horor yang tidak begitu menyeramkan. Cerita Ini adalah kisah nyata yang aku alami. Aku tidak pernah mengada-ada cerita, tidak pernah menambahkan atau mengurangi cerita yang aku tulis. Ini adalah cerita pertemuanku dengan ana...