Ini awal kisahku bertemu dengan janshen. Anak Belanda yang lucu dan dia mempunyai gigi yang ompong di bagian depan. Dia adalah salah satu teman dari Risa Saraswati yang paling kecil, meskipun dia paling kecil diantara teman-temannya, dia adalah anak yang baik dan dia menyukai warna merah muda (Pink). Aku bertemu dengannya untuk pertama kalinya karena aku sering menyanyikan lagu kesukaan mereka yaitu "boneka abdi". Ini adalah ceritaku, saat aku bertemu dengan si kecil Janshen.
Tidak ada hari yang membuatku merasa tenang, sudah sering aku marah kepada siapapun yang ada dirumah karena adanya gangguan dari "mereka" yang tidak terlihat. Itu membuat mereka semua mendapatkan energi untuk terus menggangguku yang bisa melihat mereka semua. Tidak mudah untuk orang-orang yang bisa melihat sepertiku untuk mengendalikan emosi dikala mereka sudah kelewatan batas.
Sering sekali aku diganggu bahkan sampai tidak bisa tidur hingga tengah malam. Tapi itu semua aku lawan agar aku tidak terganggu terus menerus dengan keadaan mereka semua yang berada di rumahku. Apalagi sekarang sudah tidak ada anak Belanda itu di rumahku, mau tidak mau aku sudah harus terbiasa untuk diganggu oleh banyak makhluk lainnya. Aku juga tahu jika aku membaca cerita horor atau melihat video horor, maka mereka akan ikut muncul dan ikut membaca atau menontonnya. Aku sudah tau juga, ketika kita membaca sesuatu tentang mereka, maka makhluk yang kita bicarakan akan datang menghampiri kita.
Ketika hari libur, aku lebih memilihi untuk menonton video youtube tentang horor atau bahkan aku melihat jurnal risa yang mungkin terlewatkan olehku. Saat aku melihat video jurnal risa tentang tanya risa mengenai peter dan kawan kawannya, aku jadi ingat semua cerita dari semua sahabat kecil Risa. Kisah kehidupan mereka saat mereka masih hidup dan tentang keluarga mereka semua. Ya, mereka pernah merasakan yang namanya bahagia bersama keluarga mereka dan beberapa dari mereka merasakan dikekang maupun rasa sedih saat bersama keluarga mereka. Aku ketika aku menonton video itu, aku dapat melihat mereka semua sedang melakukan sesuatu sebelum mereka ditanyai oleh Risa.
"Setidaknya aku ingin bertemu mereka sekali saja. Salah satu diantara mereka berlima." aku bergumam sendiri saat menonton videonya.
"Kenapa tidak mencobanya?" Tanya temanku yang saat itu sedang main ke rumah.
"Nanti kalau anak itu datang ke rumah, kamu nanti takut saat aku bicara sendirian." Jawabku dengan santai
"Ah, mana ada yang seperti itu. Aku tau kamu bisa melihat mereka, jadi aku tidak akan takut jika nanti kamu berbicara sendiri. Aku yakin." Sahutnya dengan wajah penuh keyakinan.
Padahal aku tau bahwa dia adalah temanku yang penakut. Ya, hampir semua temanku penakut ketika aku mulai diam dan tidak bicara apapun kepada mereka. Terkadang teman-temanku sering menepuk pundakku agar aku tidak melamun terus dan itu hampir setiap saat aku melamun. Aku melamun, bukan berarti isi pikiranku sedang kosong, tetapi aku sedang mendapatkan sebuah gambaran tentang salah satu makhluk yang sedang ingin bercerita denganku.
Ketika temanku sudah pulang, aku masih asyik dengan youtubeku karena aku merasa bosan. beberapa saat aku mencoba untuk mendengarkan lagu boneka abdi yang sering dinyanyikan oleh peter dan teman-temannya. Aku mendengarkan lewat youtube dengan seksama karena lagu tersebut menggunakan bahasa sunda, lalu aku mencoba untuk menyanyikan lagu itu perlahan.
Aku berniat untuk menyanyikannya ketika aku akan tidur, entah kenapa aku lebih suka memanggil salah satu diantara mereka saat malam hari. Aku akan mencobanya untuk malam ini, aku tidak yakin bahwa salah satu diantara mereka akan datang saat aku menyanyikan lagu kesukaan mereka.
Abdi teh ayeuna gaduh hiji boneka
Teu kinten saena sareng lucuna
Ku abdi di erokan, erokna sae pisan
cing mangga tingali boneka abdi
Beberapa kali aku coba menyanyikan lagu boneka abdi, tetapi tidak pernah berhasil sama sekali. Salah satu dari mereka tidak ada yang datang saat aku menyanyikan lagu boneka abdi dengan nada yang gembira agar mereka mau datang ke rumahku. Akhirnya aku memutuskan untuk tidur dan tidak menyanyikan lagu itu lagi. Aku berusaha tidur dengan kondisi yang tenang dan tidak memikirkan banyak hal yang sudah terjadi hari ini.
Aku mengalami astral projection lagi, untuk yang kedua kalinya. Kali ini aku bisa melihat seisi kamarku dan aku menemukan sebuah boneka beruang yang lucu sedang tergeletak di dekat lemari. Aku mengambil boneka beruang itu dan melihat ke segala arah untuk mencari siapa pemilik dari boneka beruang kecil yang aku temukan di lantai.
Ketika aku sedang mengelilingi kamar untuk menemukan seseorang yang menjatuhkan boneka beruang ini, ada yang menarik dari perhatianku. Ada seseorang yang membuka pintu lemariku dan memperhatikan boneka beruang yang sedang aku bawa. Aku melihat anak kecil yang malu untuk mendekatiku untuk meminta boneka beruang, dia masih bersembunyi di dalam lemariku.
Aku coba tersenyum pada anak itu dan mengulurkan boneka itu pada anak laki-laki tersebut, agar dia tidak malu lagi ketika bertemu orang baru. Aku tidak pernah takut jika bertemu dengan hantu Belanda, meskipun kebanyakan dari mereka masih memandang rendah orang pribumi sebagai pelayan mereka. Seperti yang aku lihat, aku tau siapa anak laki-laki yang sedang bersembunyi di lemari pakaianku. Anak ini adalah temannya teh Risa, dia yang paling kecil diantara semua temannya teh Risa. Namanya adalah Jansen, dan dia memang ompong di bagian depan. L"Jansen bukan? Teman Risa?" Tanyaku
"Bagaimana kamu tau aku? Tapi aku tidak tau kamu siapa." Tanya Jansen sambil mendekatiku perlahan.
"Aku pernah melihatmu di beberapa video Risa di layar ajaib. Yah, karena aku hanya ingin tau bahwa apa yang aku lihat benar-benar kamu. Jika suatu saat kita bertemu, jangan bilang Risa kalau kamu bertemu denganku." Jawabku sambil memberikan boneka itu kepada Jansen.
"Aku tidak suka disini. Ada perempuan jelek. Bisa antar aku pulang?" Tanya Jansen
"Nanti aku panggilkan papa saja, agar kamu bisa pulang." Jawabku santai sementara itu dia ketakutan melihat kearah jendela kamarku.
"Cepat panggil papa." Jansen mulai ketakutan hebat.
Aku akhirnya kembali ke tubuhku dan seperti biasa, terbangun pada pukul 03:00 pagi. Ketakutan Jansen semakin menjadi dan aku harus memanggil papa untuk menjemput Jansen agar dia tidak menangis di kamarku. Meskipun tidak ada yang melihat dan mendengar suara tangisannya, setidaknya hanya aku yang dapat melihat itu semua. Saat mencoba kembali tidur aku harus menyalakan lagu kesukaanku agar bisa kembali tidur.
Kalian pasti ada yang belum tau siapa itu papa, aku tidak bisa menjelaskan secara detail tentang papa, jika kalian ingin tau tentang sosok papa, kalian bisa cari tau di jurnal Risa atau kalian bisa baca buku milik Risa Saraswati. Karena di buku atau di channel YouTube milik Risa pernah dijelaskan tentang sosok papa.
Sampai disini saja ceritaku saat aku bertemu dengan sahabat kecil Risa yang bernama janshen. Tidak banyak interaksi antara aku dengannya karena memang banyak wanita jelek atau bisa disebut kuntilanak. Semoga kalian suka dengan cerita keduaku ini dan maaf jika tidak menarik seperti cerita sebelumnya, karena tidak banyak yang bisa aku ceritakan tentang anak Belanda yang selalu bersamaku, karena jarang sekali kami bersama setelah dia ikut denganku pulang ke kota Yogyakarta. Sampai jumpa di cerita berikutnya, aku harap ada hal yang menarik untuk aku bagikan kepada kalian semua. Sampai jumpa di cerita berikutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hantu Anak Belanda Tanpa Nama
Hororcerita ini adalah cerita horor yang tidak begitu menyeramkan. Cerita Ini adalah kisah nyata yang aku alami. Aku tidak pernah mengada-ada cerita, tidak pernah menambahkan atau mengurangi cerita yang aku tulis. Ini adalah cerita pertemuanku dengan ana...