⭐️Part 6⭐️

8.6K 769 56
                                    

Yeayyy...
Aku baleekk, ada yg kangen??
(berharap banget ya w) 😂😂

Sblm ny aku minta maaf yaa, kmrn marah² sm kalian 😩😞 huhuhu maafkan aku yaa gengsss

Nih² special buat kalian, aku bkn part yg panjang yaaaa..

****

Afra keluar dari kamar Baby berusaha mati matian menahan malu nya tadi. Sedangkan Yuda hanya memasang muka flat nya. Huh sungguh menyebalkan sekali suami nya ini.

Afra dan Yuda bergabung di meja makan, di sana sudah ada Bunda Gina dan juga Baby. Baby berusaha menahan tawa nya yang akan keluar. Dan sengaja menatap Kakak ipar nya itu dengan tatapan yang menggoda. Afra yang di tatap dengan tatapan menggoda adik ipar nya, hanya menundukan kepala nya. Dia merasa pipi nya memanas.

Yuda melihat sekilas, istri nya sedang menahan malu. Akibat godaan dari adik nya sendiri, "By, jangan di godain. Tuh liat muka nya tambah merah." bukan nya membela, Yuda malah tambah mengompori.

Afra memukul bahu Yuda pelan. Dia geram, bukan nya di bela malah tambah di pojokan. Tawa Baby membahana ketika melihat Kakak ipar nya bertambah malu. Bunda Gina hanya menggelengkan kepala nya saja, melihat adegan saling meledek. Dan yang menjadi korban menantu nya.

"Udah ah. Ada rezeki di depan kalian, ngga boleh kayak gitu." peringat Bunda Dira. Mereka langsung diam seketika, Afra mengambil piring untuk suami nya terlebih dahulu. Baru setelah itu mengambil untuk diri nya sendiri.

Setelah selesai makan malam, Afra membantu Bunda Dira untuk merapikan meja makan. Sedangkan Yuda sudah berlalu ke ruang tengah dan Baby sudah ke kamar nya untuk menyelesaikan tugas kuliah nya, "Gimana keadaan cucu Bunda?" tanya Bunda Dira di tengah kegiatan mencuci piring nya.

"Alhamdulillah Bun, mereka baik." jawab Afra sambil menerima piring yang di berikan mertua nya setelah di cuci. Padahal tadi diri nya sudah menawarkan diri untuk mencuci piring. Tapi Bunda Dira sangat melarang nya. Dan jadi lah dia yang mengelap dan menerima piring yang sudah di cuci.

"Mereka?" beo Bunda Dira tidak mengerti maksud dari kalimat menanty nya.

"Kembar Bun kayak nya. Tapi aku belum periksa, tapi aku ngerasa perut aku tuh gede nya ngga kayak yang hamil satu anak Bun," Bunda Dira menganggukan kepala nya. Dia paham, menantu nya trauma dengan yang nama nya rumah sakit, jadi belum memeriksakan kehamilan nya. Perlahan mungkin putra nya bisa menyembuhkan rasa trauma itu.

Bunda Dira sudah selesai mencuci piring nya, dan mengelap tangan nya yang basah dengan lap kering yang menggantung, "Sehat sehat yaa cucu cucu Omah." ujar Bunda Dira sambil mengelus perut menantu nya yang memang sudah membesar di kala usia nya baru mau masuk 15 minggu.

"Makasih Omah," jawab Afra dengan suara yang di buat seperti anak kecil.

"Yaudah, kamu samperin suami kamu sana. Bunda mau ke kamar dulu ya." Bunda Dira segera berlalu menuju kamar nya sendiri. Sedangkan Afra tidak langsung berlalu, dia ingin memakan cemilan.

Akhirnya Afra membuka kulkas di dapur, melihat makanan apa yang akan di makan nya. Bunda Dira memang sudah membebaskan Afra melakukan apapun di rumah nya. Tanpa perlu sungkan. Mata Afra berbinar, ketika melihat seonggok mangga yang membuat air liur nya ingin menetes.

Tanpa membuang waktu lagi, diri nya langsung mengambil mangga itu dan mencari pisau. Lalu membawa nya ke ruang tengah untuk di nikmati nya.

Yuda merasa sofa di sebelah nya seperti di duduki oleh seseorang. Dan benar, tidak lain dan tidak bukan adalah istri nya. Yuda hanya memperhatikan saja apa yang di lakukan Afra tanpa mengeluarkan sepatah kata. Bisa runyam jika dia berkata salah di depan bumil.

DOSGAN (DosenGanteng) ~After Marriage~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang