⭐Part 9⭐

7.2K 638 35
                                    

Sepasang pasangan halal masih terbaring di atas kasur yang empuk, tanpa merasa terusik sedikit pun. Sampai sang wanitalah yang membuka matanya terlebih dahulu.

Ketika Afra membuka matanya, pandangannya langsung tertuju ke wajah orang yang sudah menemaninya dalam suka maupun duka. Pernikahan itu memang tidak hanya enaknya saja, banyak rintangan bahkan hal baru yang dialami oleh Afra. Tetapi sesulit apapun dia mencoba untuk menghadapi berdua. Bukan mengadu atau meminta tempat perlindungan kepada orang tuanya atau bahkan teman terdekatnya.

Sewaktu sebelum menikah, Yuda sudah berpesan kepadanya. Seberat apapun cobaan yang mereka alami kedepannya harus saling berkomunikasi. Jangan sampai orang lain mengetahuinya, kecuali memang jika keduanya sudah tidak sanggup menyelesaikan masalahnya baru bisa diskusikan dengan orang tua. Tapi alhamdulillah, sampai detik ini keduanya jika memiliki masalah bisa memecahkan berdua tanpa bantuan siapapun.

Afra menyingkirkan lengan Yuda yang berada di atas kepalanya. Dia tahu, semalaman dia tidur berbantalkan lengan sang suami. Semalam sehabis Yuda menceritakan perihal Dinda, Afra matanya sudah berat. Jadi setelah Yuda selesai, dia langsung memejamkan matanya.

Flashback✨

"Dinda itu sahabat kecil aku sayang. Kamu jangan salah sangka dulu. Aku mau ceritain sesuatu, tapi please yaa jangan kamu stop." peringat Yuda paham bagaimana istrinya. Jika ada kalimat yang janggal menurut Afra, dia akan memberhentikan perkataan lawan bicaranya.

Afra hanya menganggukan kepalanya dengan tampang menggemaskan. Yuda mengecup benda kenyal dihadapannya. Tidak tahan melihat bibir merah yang menjadi candunya semenjak mereka menikah.

"Kamu kenal sama Tante Berta kan? Yang waktu kita nikah dia dateng, terus salaman sama kamu bilang kamu cantiklah,.." belum selesai Yuda mengatakannya, Afra sudah memotong.

"Banyak kok yang bilang aku cantik." kan benar, padahal suaminya sudah mengingatkan.

"Bee," tegur Yuda. Yang ditegur tidak merasa bersalah sedikitpun. Afra memajukan badannya, mengecup bibir Yuda sekilas.

Cup,

"Okee sayang, lanjutin."

"Ya aku yakin kamu mah pasti udah lupa. Jadi nanti aja kalo kita ke rumah Bunda, aku kenalin sama keluarganya Dinda yaa."

Afra hanya menjawab dengan anggukannya saja.

Yudapun melanjutkan menceritakan tentang Dinda, "Jadi dari kecil itu aku udah sama dia terus. Kemana mana bareng deh, sekolahnya pun ampe SMA kita satu sekolah mulu. Sampe akhirnya, Dinda ngelanjutin kuliahnya keluar negeri. Dan aku stay di Indonesia." Yuda diam sejenak mengingat kebersamaannya dengan sahabat dari oroknya.

"Itu kamu sengaja satu sekolah terus sama dia?" tanya Afra penasaran, dilihat sang suami sudah selesai menceritakan.

"hmm, iya. Sampe dulu ya, dia waktu SMP kan orang tuanya mau pindah rumah otomatis sekolahnya juga pindah dong. Dia sampe nangis nangis gitu ngga mau diajak pindah, karena Bunda ngga tega, dia akhirnya disuruh tinggal di rumah aku."

Afra masih diam, belum berniat untuk menanyakan sesuatu.

"Tapi waktu SMA orang tuanya pindah lagi ke rumah yang dulu. Sampe sekarang deh,"

"Kok aku ngga tau ya Mas, padahalkan sering main ke rumah Bunda."

"Ya jelas kamu ngga tau bee, Tante Berta itu Ibu ibu sosialita. Jadi jarang ada di rumah. Sedangkan kamu kalo ke rumah asik berkutat di dapur sama Bunda."

DOSGAN (DosenGanteng) ~After Marriage~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang