Tandain ke typoan aku yaaa...
__
_
"Mas cepetan dikit dong bawa mobilnya." omel Afra merasa mobil yang ditumpanginya terasa sangat lambat.
"Sabar apa Dek. Panik boleh asal jaga keselamatan. Lu mau kita semua masuk rumah sakit." bukan Yuda yang mengomeli balik sang istri melainkan Abangnya sendiri.
tangis Afra tidak bisa di bendung. Dia terus mengusap rambut Maminya. Bahkan dia tidak sempat untuk memakaikan Maminya kerudung. biarkan saja lah, semoga Allah mengampuni dosanya kali ini. Berbeda dengan suaminya yang fokus mengemudi tanpa memperdulikan perdebatan istrinya dan Abang Iparnya.
Yuda membelokan mobilnya ke rumah sakit yang ditujunya. Setelah sampai di lobby, Bobby langsung turun dari mobil memanggil perawat yang berjaga. Mami Gina segera di pindahkan ke brankar dan di beri pertolongan pertama. Semuanya di suruh menunngu di depan tirai oleh sang dokter.
Yuda mendengar suara tangisan, dia tidak menyadari ternyata istrinyalah yang dari tadi menangis. Dia langsung merengkuh tubuh istrinya ke dalam pelukannya. Tumpah lah di sana air mata Afra yang dari tadi dia tahan. Yang hanya dia butuhkan saat ini adalah sandaran dari suaminya.
"Bee, berdoa aja semoga Mami baik baik aja. Ngga ada hal yang serius ya." gumam Yuda seraya mengelus punggung sang istri.
Afra tidak membalas apapun. Bahkan sekarang baju Yuda di bagian dadanya sudah basah akibat air mata Afra dan sedikit ingusnya yang keluar. Yuda tidak perduli akan hal itu. Yang dia perdulikan bagaimana caranya agar sang istri berhenti menangis.
Merasa sudah tenang, Afra melepaskan rengkuhan Yuda.
"Mas, Bang Bobby ke mana?" tanya Afra yang dari tadi tidak melihat wujud Abangnya.
"Tadi katanya mau ke kamar mandi. Tapi ngga tau deh, belum balik balik."
Afra melihat ke arah tirai yang masih tertutup. Di mana Maminya masih mendapatkan pertolongan pertama.
"Sshh, au..." rintih Afra sambil memegang perutnya.
Yuda langsung panik mendengar rintihan dari sang istri, "Bee, kenapa? Apa yang sakit?" tanya Yuda tidak bisa menutupi rasa khawatirnya.
Afra tidak menjawab pertanyaan Yuda, dia terus mengusap perutnya. Dia pernah mengalami hal tersebut, yang dia lakukan hanya mengelus saja. Dan berhasil, rasa sakitnya berkurang.
"Bee, jawab dong. Aku panik ini." cecar Yuda merasa tidak mendapatkan jawaban apa apa dari istrinya.
Kenapa suaminya itu tidak peka sama sekali sih? Afra memegang tangan suaminya dan langsung meletakkan di atas perutnya. Yuda menautkan alisnya bingung, kenapa tangannya di letakkan di atas perut Afra?
"Elus Mas." pinta afra seraya menggerakan tangan Yuda di atas perutnya. Yuda mengikuti instruksi dari sang istri. Afra memejamkan matanya menikmati elusan tangan suaminya. Begitupun anak anaknya yang langsung diam ketika menerima usapan dari Pipinya.
"Ya ampun, anak anak Pipi minta di elus ya?" Yuda memulai sesi bicaranya kepada kedua anaknya di dalam perut Afra. Walaupun dia sendiri tidak yakin apa yang dia ucapkan bisa di dengar anak anaknya.
Tapi itu tidak masalah. Yang penting ikatan batinnya dengan kedua anaknya terasa. Tidak hanya ikatan batin antara ibu dan anak. Bapak dan anak pun ada ikatan batinnya.
"Dek, udah ada kabar?" tanya Bobby yang baru datang dan langsung duduk di samping Afra tanpa memperdulikan ke romantisan antara sahabatnya dengan adiknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
DOSGAN (DosenGanteng) ~After Marriage~
RomanceIni squel cerita dari DosGan yang awal yaa.. Kalo di baca terpisah masih bisa sih, tapi kurang ada feel nya kalo kalian ngga baca yang pertama yaaa 😆🤗 Dulu saja, aku yang mengejar nya. Sekarang? Dia yang tidak bisa kehilangan ku. Bahkan aku perg...