🌙22

7.9K 423 2
                                    

Aland tersenyum bahagia. Jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Ia melajukan mobilnya.

Aleyna memalingkan wajah merahnya diarah jalanan.
Setelah menempuh perjalanan akhirnya mereka berdua sampai disekolah. Aland memakirkan mobilnya. Ia pun turun dan membukakan pintu bagi Aleyna. Sebenarnya Aland setengah mati menahan gejolaknya untuk memeluk Aleyna. Ralat. Pacarnya.

Aleyna menjadi gugup.
"M-makasi kak."

Aland menggenggam tangan Aleyna dan mengantarnya ke Ruang kepala sekolah. Baru saja memasuki pekarangan sekolah berbagai gosip dilontarkan ke arah mereka. Aleyna tertunduk malu.

Aland yang mengerti ia pun langsung melingkarkan tangannya dipinggang Aleyna.
Aleyna kaget dan malu setengah mati dibuat Aland.

"Gak usah dengerin mereka." Kata Aland.

Aleyna hanya mengangguk patuh.

Sesampainya di Ruang kepala sekolah dan mengurus beberapa dokumen kepindahan Aleyna. Selesai itu seorang guru pun mengantar Aleyna ke kelas barunya. Tentunya Dengan Aland padahal guru itu meminta Aland kembali ke kelasnya dan Aland bersih kukuh untuk mengantar Aleyna.

Guru bernama Tari itu pun langsung memerintahkan bersikap sopan.

"Jadi kita kedatangan murid baru."

"Cowok lagi buk?"

"Enggak, Cewek."

"Silahkan masuk Aleyna dan perkenalkan diri kamu."

Aleyna melangkahkan kakinya memasuki ruang kelasnya. Ia berhenti didepan Tari. Aleyna tersenyum canggung dan mulai memperkenalkan dirinya.

Aland merasa panas karena banyak yang menggoda Aleyna didepan Pacarnya sendiri.

"Ya, Sudah. Aleyna kamu duduk bersebelahan bersama Dira. Dira angkat tangan kamu!" Orang yang Tari maksud pun mengangkat tangannya.

Aleyna pun berterima kasih dan baru saja ingin berjalan.
"Tunggu!" Aland mencegahnya.

Aleyna berbalik dan menatap Aland didepan pintu.
"Bye, Pacar!"

Pipi Aleyna menjadi merah. Ia sangat malu.

"Sebelum janur kuning belum melengkung, masih boleh ditikung!"

"Anjir, gercep!"

"Gue tebas mulut Lo anying!"

"Perhatikan pelajaran saat ini!!" Tegas Tari.

🌙🌙🌙🌙🌙🌙🌙🌙🌙🌙

Bel berbunyi tandanya istirahat. Aleyna masih merasa canggung.

"Oh iya, kita belum kenalan. Gue Dira." Aleyna dan Dira bersalaman.

"Aleyna." Aleyna tersenyum.

"Gue Naya, Salam kenal!"

Aleyna hanya mengangguk.

"Kita gak ke kantin dulu, soalnya bawah bekal. Lo kalo mau ke kantin kita bisa nganterin kok." Kata Dira.

"Aku bawah bekal juga kok, soalnya Aku gak bisa makan sembarangan."

"Yaudah, kita makan aja bareng-bareng kalo gitu." Kata Naya.

Drtt..Drtt..

Ponsel Aleyna berbunyi. Ia mengambilnya dari saku jas miliknya.

Angkasa.

Aleyna pun memencet tombol hijau.

"Halo, Kak?"

"tempat minum Queen lupa dibawa"

"Emang iya kak? Aleyna gak terlalu perhatiin."

"Gak papa, Nanti Genta yang bawa."

"Iya, Kak."

"Jangan makan sembarangan okey? Kalo mau kemana-mana sama Genta atau Aland. Paham?"

"Iya kak."

"Kakak tutup dulu. Love You Queen."

Angkasa memutuskan hubungan sepihak.

"Kakak Lo?"

"Iya."

Mereka pun makan bersama tanpa sepatah kata.

"Sayang!!"

-Lanjut? Votee!!-
-Comment biar cepet up-

Worried About You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang