🌙24

7.9K 400 8
                                    

Tubuh Genta melemas melihat Aleyna terkapar tak berdaya. Aland menggendong Aleyna ala Bridal Style.

"Lo bawa Mobil! Cepetan!"

Mereka pun berlarian menunu mobil dan membawa Aleyna ke rumah sakit. Aleyna langsung dibawa ke ruang unit gawat darurat untuk penanganan lebih lanjut. Genta mengacak rambutnya frustasi kedua kalinya ia menyakiti adiknya.

Sedangkan Aland merasa sakit dibagian dadanya. Dia sangat khawatir dengan Aleyna. Sungguh bodoh ia hanya mengikuti Genta menunggunya.

Angkasa datang dengan rambut dan jas tak beraturan. Tak cukup lama ia melihat wajah Genta. Dia membogem membabi buta.

"Brengsek!! Lo gak becus!!"

"Berhenti!!" Revan datang dan Aileen tengah sesegukan. Begitu pun dengan Rafael sedang menelpon seseorang.

"Keluarkan Fiona dari sekolah dan siksa dia dan jangan sampai mati!"

"Baik Tuan!"

Tut..

Revan kini berada di puncak emosinya. Jujur ia kecewa dengan Genta.

"Maafin Genta, Pi." Genta yang tadinya tersungkur sekarang bangkit. Bibirnya yang ada bercak darah membuat Aileen tergerak hati untuk memanggil perawat untuk mengobati Genta. Genta pun mengikutu perawat itu.

"Selamat Sore!" Seorang lelaki paruh baya datang dan menepuk bahu Revan.

Revan berbalik dan tersenyum.
"Jerome, kemana aja Lo?"

"Ikut kemauan bini gue! Btw, Lo ngapain disini?"

"Aleyna ada di UGD."

"Eh, ada Mantan!" Goda Jerome pada Aileen.

"Kalo bukan temen udah gue cincang Lo disini."

🌙🌙🌙🌙🌙🌙🌙🌙🌙🌙

Aleyna sudah dipindahkan ke ruang VVIP padahal dirinya sudah boleh pulang tapi karena kemauan keluarga akhirnya Aleyna ditempatkan diruang itu sampai malam nanti.

Genta dan Bara sudah pulang dari rumah sakit dan ke rumah untuk membersihkan diri. Tersisa Revan, Aileen, Rafael dan Angkasa. Sedangkan Jerome dan Aland sudah pulang dan akan menjenguk besok.

Rafael kini tersenyum samar saat bawahannya mengirim foto seorang perempuan yang sedang mandi darah disekujur tubuhnya. Dia tak perdulikan itu.

"Ini sudah kedua kalinya kalian membuat Queen seperti ini." Kata Rafael.

"Bagaimana jika aku membawanya ke Jerman? Pasti adik ku sangat senang."

"Diam Sialan!" Angkasa tersulut emosi. Ia sedang acak-acakan sekarang melihat Aleyna yang belum bangun juga dari tidurnya.

"Rafael jaga ucapanmu itu. Dia keluarga kami!" Tambah Revan.

"Keluarga macam apa yang tidak tau menjaga anaknya dengan baik?"

Aileen menangis.

Rafael pun keluar untuk mencari makanan yang akan dimakan Aleyna. Tapi sebelum itu ia menelpon seseorang.

"Halo, John!?"

"Ada apa tuan?"

"Atur penerbangan ku tengah malam nanti. Aku akan kembali ke jerman!"

"Laksanakan Tuan!"

🌙🌙🌙🌙🌙🌙🌙🌙🌙🌙

Aleyna mengerjapkan matanya perlahan. Pertama yang ia lihat ialah Angkasa yang sedang tertidur dengan tangannya menggengam tangan Aleyna.

Aleyna tersenyum tipis. Ia yang ingin bangun merasa kepalanya yang sangat pusing.
"Aduh.." Ringisnya.

Revan dan Aileen langsung menghampirinya dan mengusap kepala Aleyna sayang.
"Kamu gak papa sayang!?" Tanya Heboh Aileen.

Angkasa pun terbangun kaget mata merahnya.
"Queen gak papa?" Tanya Angkasa khawatir.

Aleyna menggeleng dan tersenyum.
"Kakak lebih baik pulang dulu."

"Say-"

Ceklek

Pintu terbuka terlihat Rafael memakai stelan jas dan menenteng plastik kresek berisi sebuah cemilan dan makanan.

Aleyna memekik senang.
"Kak Angkasa sekarang pulang terus istirahat. Biar kak El yang jaga Aleyna!"

Rafael menaruh kresek itu dimeja dan menghampiri Aleyna mengecup pipi kiri dan kanannya sayang.

"Maaf, kakak harus pulang. Sayang." Lirih Rafael.

Senyun Aleyna lentur dan detik kemudian menangis. Aleyna menjadi sedikit manja sekarang.

"Stt.. Jangan nangis nanti kakak kasih hadiah. Mau kan?" Rafael memeluk Aleyna dengan perasaan tak ikhlasnya meninggalkan dia.

"Hadiah Apa kak?"

Rafael berbisik.
"Anjing. Biar kamu pelihara, dan juga ada teman selagi kakak pergi. Okay?"

Dunia serasa milik berdua. Angkasa mencibir.

"Kalo ada yang nyakitin Aleyna langsung telepon kakak mengerti? Biar Aleyna tinggal sama Kakak diJerman."

"Beneran kak?" Aleyna sangat antusias.

Angkasa kembali Emosi.
"Jaga ucapanmu!!"

"Kakak pergi dulu okay?" Aleyna mengangguk sedih dan memeluk Rafael dengan erat.

Ceklek

"ALAND!" Pekik Aleyna dia pun merentangkan kedua tangannya bermaksud agar Aland memeluknya.


-Lanjut? Vote!!!!"
-Comment biar cepet up!!-


Worried About You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang