tiga puluh : fair

2.1K 292 53
                                    

Selamat membaca







Berkali-kali Mark menyeka air matanya, merasa sangat berdosa bila memandang bayi laki-laki yang begitu tampan itu sendirian di dalam inkubator.

Hatinya benar-benar sakit dan tak bisa melakukan apapun lagi selain berdiri di depan kaca bening yang menjadi sekat ruangan itu.

Ingin melihat dari dekat dan mengucapkan selamat datang saja harus terhalang oleh sekat dan inkubator. Hati Mark sangat hancur,

Tiap menit pandangannya berubah menjadi buram, dan berakhir dia harus menunduk untuk meneteskan air matanya lagi.

Dia berpikir akan sangat memalukan jika bayi laki-laki itu melihatnya menangis.


"Selamat datang jagoan, Ayah disini."

Mark tersentak kaget dan segera menoleh ke sampingnya ketika mendengar suara itu.

Sejak kapan Yugyeom ikut berdiri di sampingnya? Bahkan dia tidak sadar akan kehadiran laki-laki itu sebelumnya.

Mark memandang pahit Yugyeom yang tampak bodoh melambaikan tangan ke arah bayi itu dengan senyum manis yang terus berlayar di wajahnya.

Reflek Mark mengepalkan kedua tangannya kuat, dia tak tahan melihatnya.

Tampak bodoh, tapi sudah cukup membuat Mark terlalu emosional sekarang.

Kalau boleh jujur, Mark masih membenci Yugyeom. Dan dia sudah bersiap akan memukul laki-laki itu habis-habisan setelah ini.

"Lo gamau nyapa Dery?"

Mark tersentak, dia gelagapan tak jelas dan segera menurunkan tangannya yang sebenarnya hampir melayang mengenai wajah Yugyeom.

Sakit hati, Mark diam dengan hati yang hancur melihat Yugyeom meneteskan air matanya ketika menoleh menatapnya.

Laki-laki itu menggunakan topeng, nyatanya hatinya benar-benar rapuh sekarang.

Yang membuat dirinya semakin terkejut adalah mengetahui nama bayi yang keluar dari mulut Yugyeom barusan.

"Dery ga boleh lihat ayahnya nangis." Ucap Yugyeom tiba-tiba dengan suara lirihnya. Seakan-akan dia takut jika bayi yang ada di inkubator itu akan mendengarnya.

Setelah mengatakan omong kosong yang tak jelas itu, Yugyeom buru-buru mengelap air matanya agar bisa kembali leluasa menatap bayi laki-lakinya itu. Dan sedetik kemudian, semua kesedihannya tergantikan dengan senyum lebarnya.

Mark menghela nafasnya sebentar, dia mengikuti arah mata Yugyeom dan kembali memandang bayi itu dalam diam.

"Jagoannya ayah, kenalin ini Papa Mark. Ganteng kan orangnya?"

Cukup kaget mendengarnya, Mark buru-buru menoleh ke sampingnya,

Itu sangat bodoh, namun berhasil membuat dirinya kembali menangis hebat disana.

Apa-apaan Yugyeom itu.

"Hebat, kamu punya dua pengawal." Sambung Yugyeom, masih setia mengenalkan Mark pada putranya.

Mark menengadahkan kepalanya menatap langit-langit rumah sakit untuk beberapa detik. Dia tak bisa menghentikan tangisnya lagi,

Dia tahu, Yugyeom mengatakannya dengan dada yang begitu sesak.

"Gantian sapa Dery." Yugyeom berucap lirih dan menyeka air matanya ketika berhasil membalikkan tubuhnya membelakangi sekat kaca itu.

Mark menarik nafasnya dan mengangguk kuat mengiyakan ucapan Yugyeom barusan.

Bitter Sweet ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang