empat belas : hampir kehilangan

2.4K 445 35
                                    



Saat ini tidak ada yang bisa Rose lakukan selain duduk lemah di atas ranjang dan menatap bosan ke luar jendela ruangannya.

Bosan, sangat membosankan. Tak ada siapapun di ruangannya sekarang, semua orang tengah berada di luar dan membiarkan Rose kesepian.

Mark pergi menyusul orang tua Rose yang ada di kantin rumah sakit. Mark bilang, dia hanya memanggil mereka, tapi sampai saat ini dia belum kunjung kembali juga ke ruangan Rose.

Rose pikir Mark sekarang sedang menyempatkan makan sebentar disana.

"Mark lama amat..." Rose mendesah berat seraya menunduk memainkan jari-jari tangannya karena semakin bosan.

Ruangannya benar-benar sepi, hingga akhirnya suara pintu terbuka membuatnya tersenyum lebar dan segera mendongak melihat siapa yang datang.

"Oh he-hey..." Sapa Rose sedikit terkejut dengan kedatangan orang itu.

Sebenarnya Rose mengumpat keras dalam hati kecilnya, dia kira yang datang adalah Mark, tapi ternyata bukan.

Orang itu masih berdiri di ambang pintu dengan posisi membelakangi Rose.

Tentu saja Rose dibuat bingung tak karuan, pasalnya orang itu tak membalas sapaannya. Dan tumben orang itu datang dengan sendirian.

"Yugyeom ngapain?"

Orang yang dipanggil Rose dengan nama Yugyeom itu masih diam di tempat, tak ada pergerakan apapun selain kepalanya yang bergerak menoleh kesana-kemari mengawasi sekitarnya.

Rose semakin curiga dan dibuat bingung tak karuan sekarang.

"Gyeom?"

Rose kembali menyerukan nama Yugyeom. Dan kali ini berhasil membuat laki-laki itu berbalik menatapnya.

Rose menelan susah air ludahnya melihat ada sesuatu yang aneh pada Yugyeom. Tatapan ramah yang biasa Yugyeom tunjukkan padanya sekarang tak ada dan tergantikan tatapan dingin yang menusuk.

Seperti penuh amarah bercampur kebencian disana.

Siapa yang tidak akan takut melihat orang seperti itu? Tentu saja Rose sekarang mulai merasakan apa itu takut.

"Gyeom lo ngga papa kan?" Rose membuka suaranya lagi, dia berusaha membuat laki-laki itu ikutan membuka suaranya juga.

Tapi sepertinya itu sia-sia, Yugyeom hanya membalasnya dengan raut muka penuh emosi dan tatapan tajam.

Yugyeom tampak berbeda dari biasanya.

Rose mulai gemetar tak karuan, dia hanya bisa bungkam di tempat. Sementara Yugyeom kini sudah berdiri di sampingnya. Bahkan sekarang Rose takut menatap Yugyeom lagi.

"Rose, hidup lo bener-bener nyusahin orang lain."

Rose membolakan matanya terkejut mendengar suara Yugyeom menyerukan kalimat itu.

Apa dia salah dengar? Kenapa Yugyeom tiba-tiba mengatakan itu kepadanya?

Rose tidak mengerti dengan laki-laki itu lagi,

"Maksud lo apa sih?" Lirih Rose tanpa menoleh sedikitpun pada Yugyeom. Sekarang dia mulai emosi karena perkataan Yugyeom sebelumnya.

"Mending lo lenyap bersama-sama dengan bayi haram lo itu."

Terlalu menusuk untuk didengar oleh wanita sensitif seperti Rose.

Itu benar-benar keterlaluan, dia datang bukannya menjenguk malah menurunkan semangat hidup Rose.

Bitter Sweet ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang